Ini 5 Mitos Soal Anak Stunting Sering Muncul, Orang Tua Wajib Tahu Faktanya!
RUZKA REPUBLIKA -- Sebagai orang tua, rasanya perlu memiliki banyak pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk memantau tumbuh kembang sang buah hati.
Untuk itu, salah satunya terkait stunting, yang merupakan masalah kurangnya asupan gizi pada anak dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan.
Adapun permasalahan stunting tersebut menjadi hal yang serius dan harus dicegah, akan tetapi tidak menutup kemungkinan, banyak hal yang menjadi mitos mengenai stunting.
Baca Juga: DKR: Para Orang Tua Siswa Miskin Yang ditolak Bersekolah Menunggu Janji Istana
Terdapat lima mitos yang harus diketahui orang tua terkait stunting.
Mitos yang pertama adalah stunting terjadi karena keturunan. Hal tersebut tidak dibenarkan, karena stunting terjadi akibat kurangnya gizi kronis di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kedua, mitos stunting terjadi hanya tubuh pendek saja. Tetapi, masih banyak dampak jangka panjang lain yang perlu diperhatikan. Seperti, dampak kognitif yang menghambat kecerdasan anak, hingga risiko penyakit degeneratif.
Baca Juga: Satlantas Polrestro Depok Tangani Tumpahan Solar di Jalan Juanda
Mitos ketiga, stunting timbul sejak bayi baru lahir. Namun hal ini disalahkan, karena stunting disebabkan kurangnya nutrisi sejak masa kehamilan.
Kemudian, mitos keempat yaitu stunting karena kurang makan. Tetapi faktanya, stunting disebabkan karena asupan gizi dalam makanan yang tidak seimbang.
Makanan dengan gizi seimbang antara lain, mengandung karbohidrat, protein, lemak vitamin, dan mineral.
Baca Juga: SD Silaturahim Gelar Open Day untuk Menyambut Orangtua Siswa Baru Tahun Pelajaran 2024/2025
Baca Juga: Giffari Naufal Arisma Putra, Pendiri Lomnusra yang Dirikan Perusahaan pada Hari Lahirnya
Terakhir, mitos stunting karena bayi tidak diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sebelum enam bulan.
"Pemberian MPASI itu dilakukan saat bayi usia enam bulan. MPASI yang terlalu cepat justru dikhawatirkan menimbulkan diare atau infeksi saluran pencernaan atas," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Zakiah dalam keterangannya, Sabtu (13/07/2024).