Galeri
Suara Pancasila dari Anak-anak Pemulung di Makara Art Center UI
ruzka.republika.co.id--Makara Art Center Universitas Indonesia (UI) bekerjasama dengan Luminare Domus menyelenggarakan event yang berjudul Pancasila Voice Humanity (Angklung Simbiosis).
Suatu pagelaran musik angklung yang dikolaborasikan dengan musik modern dan dipadu dengan opera dan monolog.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Para pemain dan musisi dalam pergelaran ini adalah anak-anak pemulung yang setiap hari belajar di bedeng sederhana dan ruang terbuka diantara tumpukan sampah.
Baca Juga: Berlangsung Meriah Depok Festival Perahu Naga, Diikuti 14 Tim
Mereka menyanyikan lagu-lagu daerah dan lagu nasional serta bermain opera dengan penuh riang gembira.
Pesan-pesan kemanusiaan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila disampaikan secara menggelitik namun tajam dan mengharukan.
Di tengah-tengah opera tampil Monolog yang dibawakan oleh Prof Paulus Wilutomo (Dosen Fisip UI) dan Dr Ngatawi Al Zaatrouw (Kepala MAC UI).
Baca Juga: Optimalisasi Layanan, PLN Icon Plus Rapikan dan Tata Jaringan Fiber Optic
Dalam monolognya, Prof Paulus menyampaikan pesan damai dan menjaga keberagaman.
Dr Ngatawi Al-Zastrouw menyampaikan pesan pentingnya menjaga nurani. "Pancasila itu tumbuh dan berkembang ketika hati nurani itu ada" kata Zastrouw.
Zastrouw juga menyampaikan bahwa kegiatan Pancasila Voice of Humanity merupakan upaya menjaga hati nurani sebagai tempat bersemayamnya Pancasila.
Baca Juga: PWI Kota Depok Gelar Raker di Ciater Lembang, Perkuat Profesional Wartawan
"Ketika ingin menemukan Pancasila, ingin menemukan hati nurani datanglah ke tempat orang susah, temani dan bimbinglah mereka. Karena disitulah Pancasila dan hati nurani sesungguhnya berada," tuturnya.
Hadir dalam kegiatan ini utusan BPIP, BRIN, para seniman, budayawan, Komunitas Bakul Budaya FIB, mahasiswa UI dan para aktifis gerakan sosial.
Mereka sangat terkesan dengan penampilan anak-anak pemulung ini. "Di tengah-tengah keterbatasan mereka dapat menampilkan pertunjukan seni yang indah dan menyentuh. Ini luar biasa," kata Galuh dari BPIP.
