Galeri

Festival Syair Internasional 2023, Pengenalan Kembali Sastra Klasik

Jumpa Pers Festival Syair Internasional 2023 di Kantor PWI Kota Depok, Kamis (28/12/2023).

ruzka.republika.co.id--Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok mendapat kunjungan 4 penyair, Asrizal Nur, Sam Muchtar Chaniago, Tuti dan penyair Malaysia, Rusli Bakir.

Dalam kesempatan tersebut, para penyair tersebut menggelar konferensi pers terkait rencana pagelaran Festival Syair Internasional 2023 yang akan berlangsung TIM Jakarta, selama 2 hari, Jumat (29/12/2023) hingga Sabtu (30/12/2023).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Asrizal yang juga sebagai penyair multimedia, pemilik rumah Asnur mengatakan festival berhubungan erat dengan dunia sastra yaitu syair, pantun hingga gurindam.

Baca Juga: Wah Keren! Ada Spot Tongkrongan Baru di Pancoran Mas Depok, Ini Fasilitasnya

"Pengenalan kembali yang disebut 'sastra klasik' ini akan diselenggarakan dalam bentuk Festival Syair Internasional 2023," ujar Asrizal selalu penggagas Festival Syair Internasional.

Asrisal Nur dari rumah seni Perruas sebagai penyelenggara festival, Dr Sam Mochtar Chaniago Ketua Festival, Ibu Tuti sebagai Wakil Ketua kegiatan, dan Rosli Bakir yang merupakan ahli pantun dan gurindam dari Malaysia.

"Tujuan diselenggarakan festival yang rencananya akan diselenggarakan Desember ini, bermaksud untuk menghidupkan kembali sastra klasik tersebut di kalangan generasi muda Indonesia di mana keberadaannya yang mulai senyap dan hampir dilupakan oleh generasi milenial Indonesia masa kini," jelas Asrizal.

Baca Juga: Baznas Depok Gelar Gebyar Akhir 2023, Berikan Sejumlah Penghargaan

Menurut Dr Sam Mochtar Chaniago, Ketua Festival, saat era pop dan budaya musik dari berbagai negara seperti Korea Selatan (K'Pop) kian merasuki pola hidup keseharian mereka.

"Sebuah prakarsa yang positif dari usaha pelestarian budaya Indonesia tentang syair, pantun dan gurindam," terangnya.

Sebab, lanjut Sam, kehidupan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala telah mengikuti pola-pola sastra klasik itu di dalam kehidupan sehari-hari. 

"Ini soal kehidupan keseharian masyarakat Melayu, terutama di Indonesia yang kerap dalam bertutur dengan syair yang tertata penuh dengan makna," ungkapnya.

Baca Juga: Depok Turunkan Kabel Udara Sepanjang Jalan Tole Iskandar, Sudah Capai 6.200 Meter

Melalui biaya yang diusahakan secara mandiri, Festival Syair Internasional 2023 memperoleh apresiasi dari berbagai pihak yang merasa bahwa warisan budaya tak benda seperti Syair.

"Pantun dan Gurindam itu tetap bertahan dan dicintai oleh lintas generasi Indonesia. Saya menghimbau agar para pecinta sastra Indonesia hadir di acara yang mengesankan ini. Salam syair Indonesia!," harap Sam.

Reporter: Fanny J Poyk