Elisa Naomi, Bermain di Goresan Artistik Indahnya Lukisan
ruzka.republika.co.id--Akrab disapa Naomi, pelukis bernama lengkap Elisa Naomi ini, menyukai seni lukis sejak kanak-kanak.
Kekuatan garis serta keindahan goresan yang artistik dan menawan dari karya-karya besutannya tergambar jelas, indah dengan paduan atau komposisi warna yang khas, unik dan sarat akan nilai-nilai seni.
Dominasi wajah perempuan yang tidak lazim di mana ia menorehkan wajah-wajah mereka ke dalam kanvas dalam bentuk yang bisa dikatakan surealis, mencerminkan kalau lukisan-lukisannya berada di luar dari pakem lukisan yang ada.
Di mana rata-rata para pelukis perempuan lebih cenderung menggambar bunga sebagai bentuk dari ekspresi diri.
Perempuan berkepala plontos dengan wajah natural berbalutkan kaos dan celana kulit serta sepatu boot dan anting besar di telinganya, memamerkan puluhan lukisannya di ruang terbuka Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki sejak 8 hingga 12 Januari 2024.
Pameran yang terbuka untuk umum ini, hampir setiap hari didatangi oleh puluhan pengunjung. Perupa atau pelukis yang berdomisili di Ubud, Bali, melalui tema pameran yang bertuliskan Artistic Until Death, total memilih sebagai perupa menjadi jalan hidupnya.
Baca Juga: Prilly Latuconsina Gelar Sinemaku Day, Serius Garap Film Indonesia
Untuk seorang Naomi, kebebasan berkarya di jalur seni adalah kehendak yang merdeka dari sebuah pilihan hidup, selama itu tidak merugikan orang lain. Dan menjadi seorang perupa/pelukis pun merupakan jalan hidup yang memerdekakan dirinya dari segala rutinitas keseharian yang penuh dengan absurditas kehidupan.
Menurutnya, sebagai perempuan pelukis, ia harus menyeimbangkan antara penjelajahan artistik dalam seni dengan urusan domestik rumah tangga.
Pun sebagai seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan dan mengasuh anak-anak. Ikatan antara ibu dan anak merupakan suatu keniscayaan yang tidak akan luntur digerus waktu.
Baca Juga: PLN Icon Plus Kolaborasi dengan APJATEL dan Diskominfo Bandung
Mencari uang dari melukis adalah juga kerja kreatif yang memiliki ketrampilan tersendiri. Dan Naomi mengamini hal itu.
Melukis memang bukan sembarang hobi yang berakhir pada kesia-siaan, sebab di era segalanya serba komersil dan mahal, melukis pun mengikuti alur yang ada di mana perlengkapan penyerta seperti cat, kanvas, minyak cat, dana untuk berpameran, pembuatan iklan, dan pernak-pernik lainnya, membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Maka jangan disalahkan apabila para kolektor lukisan, mematok harga tinggi dari sebuah lukisan, sebab kerja kreatif adalah kerja seni yang patut memperoleh apresiasi yang tinggi.
Begitulah sejatinya kehidupan. Naomi sang pelukis perempuan terus melangkah mengikuti kata hati sambil menorehkan cat ke atas kanvas dengan gambar-gambar artistik dari penguasaan struktur wajah yang dituangkannya dengan menawan ke dalam sebuah kanvas. Hidup adalah warna-warni yang ada di alam lukisan itu sendiri.
Reporter : Fanny J Poyk