Apresiasi Seni dan Sastra, Penyerahan Buku Antologi Puisi ke Konjen RI di Istanbul
RUZKA REPUBLIKA -- Penulis novel dan penggerak seni budaya asal Sumatera Barat, Sastri Bakry, menyerahkan buku antologi puisinya yang ditulis dalam dua bahasa, berjudul Bung Hatta dan Boven Digoel, kepada Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen Ri), Darianto Harsono di Istanbul, Turki pada 21 September 2024.
Perlu diketahui, Konjen RI, Darianto Harsono merupakan sosol pecinta literasi sekaligus juga penyuka puisi.
Penyerahan buku antologi puisi tersebut dilakukan di sela-sela acara malam National Day Reception yang dihadiri lebih kurang 150 tamu VIP dari konsulat jenderal negara sahabat di Hotel Hilton Bosphorus, Istanbul, Turki.
Baca Juga: Prof Heri Hermansyah Terpilih Jadi Rektor UI 2024-2029, Ini Harapan PWI Depok
Dalam acara penyerahan buku antologi puisi karya Sastri Bakry tersebut, juga hadir sanggar kesenian Sumbar Talenta yang merupakan kelompok dengan aviliasi untuk memperkenalkan misi kebudayaan yang berupa seni musik dan tarian Minangkabau. Kehadiran grup ini atas undangan Konjen RI di Istanbul.
Bersamaan dengan itu sang penulis novel sekaligus penyair ini juga memanfaatkan momen yang ada dengan memperkenalkan sekaligus mempromosikan beberapa buku antologi puisinya.
Buku antologi puisi seperti Bung Hatta dan Boven Digoel, Ketika Seorang Papua Menangis Padaku dan The Sky Leader.
Baca Juga: The Caravanserai Collective, Temasek Foundation, dan Binus University Luncurkan Program CERITA
Buku kumpulan puisi bilingual yang berjudul Bung Hatta dan Boven Digoel merupakan karya terbaru Sastri Bakry dan buku antologi ini sudah pernah dilaunching dalam acara World Thinkers and Writers Meet, Kolkata India serta pada Innovation College university, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sang Konjen Darianto Harsono ternyata piawai kala berbicara tentang sastra. Bahkan ia sempat dekat dengan Sitor Situmorang, seorang sastrawan besar Indonesia angkatan 45.
Kenangan yang tak bisa ia lupakan adalah ketika Sitor memberikan ia dan istrinya, Ida, hadiah perkawinan berupa buku yang ditulis dengan kata-kata indah.
Baca Juga: Nafas Selalu Segar, Cara Mudah Dapatkan Mulut Bersih dan Sehat
Kenangan itu selalu membekas sehingga ia memberikan apresiasi untuk Sitor dengan membuat kegiatan di tempat asal penyair hebat itu, tepatnya di Desa Harianboho, sebuah lembah kecil di kaki Gunung Pusuk Buhit, sebelah barat Danau Toba, Sumatra Utara.
Ayah Sitor bernama Ompu Babiat dan ibunya berasal dari marga Simbolon. Peristiwa ini terjadi ketika Darianto Harsono masih menjadi pejabat yang berkecimpung di dalam promosi budaya Indonesia.
"Saya akan membacanya pasti. Karena saya pencinta buku. Membaca buku dan mencintai sastra bentuk upaya saya mengisi ruang kosong di tengah rutinitas kerja," uarnya sambil menyebut beberapa karya penyair-penyair besar Indonesia yang dia kenal dekat baik secara pribadi maupun hanya karya-karyanya saja.
Baca Juga: Disrumkim Depok Rehabilitasi Dapur Bersama UMKM Senilai Rp 392 Juta
Pada akhir acara pertunjukan Sumbar Talenta di panggung terbuka Beksitas, Konjen menyempatkan hadir untuk memberikan sebuah buku yang berjudul Ottoman Painting.
Buku ini menggambarkan tentang kultur masyarakat Turki di masa kepemimpinan Ottoman yang merupakan perpaduan tradisi Islam, Persia, Bizantium dan Turki sendiri, dengan fokus pada arsitektur, kaligrafi, juga keramik.
Kekaisaran Ottoman, yang membentang dari abad ke-14 hingga awal abad ke-20, merupakan tempat peleburan berbagai budaya dan tradisi.
Baca Juga: Disdik Depok Gelar Sosialisasi dan Bimtek Program Indonesia Pinter Jenjang SMP
"Luar biasa, bahagia rasanya bertemu dengan seorang Konjen yang mencintai buku dan penuh kerendahan hati untuk menemui para tamu serta terjun secara langsung di belakang panggung pertunjukan Sumbar Talenta Indonesia saat melihat persiapan anak-anak sebelum naik panggung," jelas Sastri Bakry yang juga merupakan Founder Sumbar Talenta. Ia didampingi Andha Zulfirman, ketua Yayasan Sumbar Talenta Indonesia.
Kiranya melalui pementasan ini dan pengenalan puisi, keberadaan seni budaya serta sastra di Indonesia, akan terus menggeliat dan memperoleh perhatian yang serius dari berbagai pihak. (***)
Penulis : Fanny J Poyk