Komunitas

Depok Trail Running Academy Torehkan Prestasi Gemilang di UTMB Prancis

Tim DETRAC berhasil menorehkan prestasi di ajang perlombaan lari lintas alam bergengsi di dunia, UTMB yang berlangsung di Prancis.

RUZKA REPUBLIKA -- Tim Depok Trail Running Academy (DETRAC) berhasil menorehkan prestasi di ajang perlombaan lari lintas alam bergengsi di dunia yaitu Ultra Trail du Mount Blanc (UTMB) yang berlangsung di Prancis pada September 2023 lalu.

Adapun komunitas lari lintas alam atau trail running asal Kota Depok ini berhasil menempati urutan ke-19 secara global atau peringkat pertama untuk peserta dari Asia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Salah satu peserta UTMB, Fandhi Achmad yang juga tergabung dalam DETRAC menceritakan bahwa timnya mengikuti kategori Petit Trotte a Leon (PTL).

Baca Juga: Tausiah Ramadhan Wakil Wali Kota Depok, 4 Sisi Keistimewaan Ramadhan

Kategori tersebut mengharuskan para pesertanya yang terdiri dari 2-3 orang menempuh jarang sekitar 300 kilometer dengan total tanjakan yang dilalui atau elevation gain mencapai 26.000 Meter Diatas Permukaaan Laut (MDPL).

"Didalam kategori PTL itu kita harus lari bersama-sama, jadi tidak boleh ada yang tertinggal dan meninggalkan. Kita harus lari terus bersama-sama karena kalau ada yang tertinggal itu bisa didiskualifikasi," ujar Fandhi dalam keterangan yang diterima, Rabu (13/03/2024).

Dengan kegigihan yang luar biasa, akhirnya Tim DETRAC berhasil menyelesaikan perlombaan dengan waktu 129 jam atau lima hari.

Baca Juga: Ramadhan 1445 H, Begini Jadwal Layanan 38 Puskesmas di Depok

Sadar jika bukan perlombaan yang mudah, Fandhi mengungkapkan untuk mengikuti perlombaan ini, dirinya bersama dua rekannya musti melakukan sejumlah persiapan latihan.

Latihan pun lebih banyak dilakukan diarea ketinggian dibandingkan perkotaan.

Latihan diatas gunung dilakukan hampir 90 persen dengan ketinggian mencapai 2.000-3.000 MDPL.

Hal ini dilakukan karena medan yang akan ditempuh lebih banyak mendaki pegunungan bersalju .

"Kita juga latihan bersama-sama dalam waktu yang relatif lama, mencapai lima hari diatas gunung. Ini dilakukan agar terbangun chemistry antar anggota saat perlombaan," terang Fandhi

Baca Juga: Polrestro Depok Gelar Operasi Keselamatan Jaya, Sebanyak 574 Pelanggar Ditindak

Lanjut Fadhil, kadang orang kalau lari satu hingga dua hari mungkin dia secara fisik dan mental tak terlalu lelah, tapi kalau lari tiga sampai lima hari itu biasanya beda.

"Makanya kita ada latihan yang durasinya panjang," ungkapnya. Tujuannya untuk melihat masing-masing kita kalau berlari selama itu akan seperti apa dan kita jadi tahu batas kemampuan serta kelebihan dan kekurangan dari anggota tim," jelasnya.

Ia menjelaskan kesulitan yang dihadapi saat perlombaan ada di faktor cuaca yang sangat dingin.

Baca Juga: Sukses Jaring 265 Film Pendek, ILUNI UI Gelar Grand Closing IMAC 2024

Selain itu juga berlari diatas permukaan yang bersalju sangat sulit dilakukan, karena harus menggunakan alat micro spike agar tidak licin.

"Salah satu kendala yang dihadapi orang Indonesia mengikuti lomba di UTMB memang di faktor cuaca meskipun pada saat itu masuknya sudah summer tetapi tetap dingin," ungkap Fandhi.

Maka dari itu, lanjut Fandhi, pihaknya melakukan aklimatisasi untuk penyesuaian dengan cuaca, suhu serta ketinggian dan juga kita latihan berlari di salju karena kalau di Indonesia akan sulit untuk latihannya harus menggunakan micro spike dan ini kita bawa karena salah satu mandatory gear.

"Untuk PTL mandatory gear nya banyak, makanya hampir rata-rata tas yang kita bawa itu beratnya hampir 7 sampai 8 kilogram," tegasnya. (***)

Berita Terkait

Image

Pemkot Depok Bentuk CSIRT, Dapat Mendukung SPBE yang Lebih Aman

Image

17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka, Tapi Depok Lebih Dulu Merdeka, Begini Ceritanya

Image

Atlet TBR Depok Rudiansyah Diproyeksikan ke Asian Games