Jatuh Bangun Digempur Bomber Ekuador, Ini Sosok Ikram Al Giffari, Pahlawan Timnas Indonesia U-17
ruzka.republika.co.id– Ikram Al Giffari menjadi bintang Timnas U-17 Indonesia. Kiper jangkung itu jatuh bangun melakukan beberapa penyelamatan.
Ekuador mengepung pertahanan Indonesia sepanjang laga. Tapi, gempuran berhasil dimentahkan kiper Ikram Al Giffari. Dia jatuh bangun menyelamatkan gawangnya. Para pemain Ekuador pun frustrasi.
Pada laga perdana Grup A Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11), Ikram Al Giffari layak disebut pahlawan timnas Indonesia. Jika bukan remaja kelahiran 6 Juni 2006 itu, gawang Indonesia mungkin sudah banyak kebobolan.
Tercatat, Ekuador melakukan 18 percobaan menembak dengan enam di antaranya mengarah ke gawang Timnas U17 Indonesia. Tapi, kiper yang tingginya 185cm itu berhasil menghalaunya.
Laga itu sendiri berakhir dengan skor imbang 1-1. Arkhan Kaka sempat membawa Timnas Indonesia U-17 unggul pada menit ke-22. Sementara Ekuador membalas pada menit ke-28.
Ikram Al Giffari pun menjadi buah bibir warganet di media sosial. Namanya masuk daftar trending topik Twitter (X). Penampilannya menuai pujian di Piala Dunia U-17 2023. Atas penampilan apiknya itu, Ikram dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam pertandingan tersebut.
“Alhamdulillah, sangat bersyukur ini berkat kerja sama tim. Teman-teman main bagus, kerja keras tanpa lelah walaupun jatuh bangkit lagi tim ini. Kami sudah berjuang akan lebih baik lagi dan berjuang meraih kemenangan,” kata Ikram.
Ikram benar-benar tangguh menahan gempuran pemain Ekuador. Beberapa kali dia tampak menahan rasa sakit. Meski begitu, Ikram tak menyerah. Dia terus bertahan hingga peluit akhir pertandingan.
Pada pertengahan babak kedua, Ikram Al Giffari sempat mengeluh sakit pada bagian lututnya. Namun, ia berusaha menguatkan diri untuk terus berjuang hingga akhir laga.
Gempuran serangan Ekuador membuat Ikram semakin menunjukkan kualitasnya. Banyak tembakan tim lawan yang mampu dihalaunya sehingga kedua tim harus puas berbagi angka.
“Kami sebenarnya bermain dengan empat bek, tapi gelandang bertahan turun ke belakang saat tim diserang. Saya suruh dia lebih ke dalam, jadi agak susah dilewati lawan,” imbuhnya.
Dipilihnya Ikram Al Giffari sebagai kiper utama Timnas Indoonesia U-17 pada laga ini cukup menarik perhatian. Sebab, sebelumnya Ikram bukan kiper utama di Timnas Indonesia U-16 dan U-17.
Bima Sakti saat itu lebih percaya pada sosok Andrika Fathir. Bahkan, Andrika menjadi salah satu pahlawan Timnas Indonesia U-16 yang menjadi juara Piala AFF U-16 2022.
Namun, di sepanjang pemusatan latihan di Jerman, Ikram Al Giffari sepertinya dinilai memiliki perkembangan yang lebih baik ketimbang Andrika.
Dia lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Saat ini Ikram membela Semen Padang FC yang berlaga di Liga 2.*