Olahraga

Pelatih Prancis Stres Jika Ini Terjadi di Solo

Pelatuh Prancis U-17 Jean-Luc emoh adu penalti melawan Uzbekistan.

 

 

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

ruzka.republika.co.id – Jatung pelatih Prancis U-17 Jean-Luc Vannuchi boleh jadi berdetak kencang. Dia harap cemas saat skuatnya bentrok dengan Uzbekistan.

Prancis dan Uzbekistan akan berebut tiket semifinal Piala Dunia U-17, Sabtu (25/11). Jean-Luc emoh diakhiri lewat adu penalti pada laga di Stadion Manahan, Solo itu.

Jean-Luc mengutarakan adu penalti bakal bikin stres. Skuat Les Bleus muda masih terngiang saat menaklukkan Senegal di babak 16 besar.

"Saya harap, kami bisa menang tanpa adu penalti saat berjumpa Uzbekistan. Karena adu penalti memang bikin stressful,” kata Jean-Luc Vannuchi.

Lebih lanjut dikatakan adu penalti ditentukan oleh faktor keberuntungan. Bukan teknik permainan di lapangan. Makany, dia bertekad skuatnya akan mengelaurkan segala kemampuan selama 90 menit permainan.

Tapi, diakui Uzbekistan bukan tim kaleng-kaleng. Wakil Asia itu memiliki kolektivitas tim yang bagus. Butuh ekstra keras untuk menaklukkannya.

"Uzbekistan adalah tim yang sangat sulit untuk dihadapi. Mereka tim yang kompak. Saat berhasil melakukan recovery bola, mereka bisa melakukan serangan balik dengan sangat cepat," ujarnya.

Sejauh ini, sudah ada beberapa hasil analisis yang dikantongi The Little Blues soal peta kekuatan Uzbekistan. Vannuchi menyebut, tim lawan sudah memperlihatkan penampilan yang mengejutkan di kejuaraan ini.

Setidaknya, hal itu mengacu pada perjalanan skuat asuhan Jamoliddin Rakhmatullaev dari fase grup hingga perempat final. Beberapa lawan sudah sempat dibuat kerepotan, termasuk Inggris U-17 yang ditumbangkan Uzbekistan pada babak 16 besar.

"Uzbekistan adalah tim yang tangguh. Mereka punya mentalitas yang bagus. Para pemainnya juga kerap bekerja keras. Mereka akan menjadi lawan yang sulit dihadapi. Kami harus mencari solusi," ujarnya.

"Mereka bisa menang atas Kanada, lalu bermain imbang melawan Spanyol. Di babal 16 besar, mereka menang melawan Inggris. Jadi, ini akan menjadi tantangan yang berat bagi Prancis," kata dia menambahkan

Pelatih berusia 53 tahun itu juga memastikan bahwa pemainnya dalam kondisi yang bagus jelang laga perempat final ini. Dia juga memuji kualitas lapangan latihan yang disediakan saat berlatih di Kota Bengawan.

"Semua tim melakukan perpindahan dari satu kota ke kota lainnya pada turnamen ini. Kami sudah melakukan perjalanan kemarin. Kondisi lapangan juga sangat bagus. Jadi, kemarin dan hari ini kondisinya sangat bagus untuk bekerja," katanya. *

 

Berita Terkait

Image

Kembangkan Green Hydrogen, PLN-ECADIN Jajaki Kerja Sama Dengan Asosiasi Hidrogen di Prancis

Image

Piala Dunia 2022: Argentina Bukan Favorit, Messi Sebut Brasil, Prancis, Inggris