Ini 5 Poin Penting Pertemuan Jokowi dan Presiden FIFA di Istana Merdeka
ruzka.republika.co.id - Presiden RI Joko Widodo telah bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022) siang.
Gianni Infantino tiba di Istana Merdeka pukul 11.58 WIB, disambut Menpora Zainudin Amali dan Menteri BUMN, Erick Thohir, sebelum bertemu Presiden Jokowi di Ruang Jepara, Istana Merdeka.
"Saya senang bertemu Anda, Bapak Gianni," kata Jokowi seraya menjabat tangan Infantino di ruang Jepara, Istana Merdeka.
Kedatangan Infantino ke Jakarta merupakan lanjutan atas rencana besar transformasi sepak bola Indonesia terkait buntut dari kasus tragedi Kanjuruhan.
Dalam korespondensi Infantino dan Jokowi disebutkan lima poin dalam transformasi sepak bola Indonesia yang merupakan kerja sama antara FIFA, AFC, pemerintah dan PSSI.
Presiden FIFA melakukan pembahasan penting terkait sepak bola Indonesia sekitar 1,5 jam. Keduanya kemudian memberikan keterangan kepada wartawan sekitar pukul 13.45 WIB.
"Tadi kami telah melakukan pembahasan penting mengenai sepak bola Indonesia pascaperistiwa di Malang pada 1 Oktober 2022," kata Jokowi.
Setidaknya ada lima kesepakatan penting yang diungkapkan Presiden Jokowi. Pertama, menjadikan Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 133 orang meninggal dunia sebagai pelajaran bersama.
Kedua adalah protokol dan prosedur pengamanan kepolisian dalam menjalankan tugas pengamanan pertandingan yang harus sesuai standard keselamatan internasional.
Sementara poin ketiga adalah sosialisasi yang lebih intensif termasuk pelibatan aktif suporter dalam transformasi sepak bola di Indonesia.
Keempat, penjadwalan pertandingan yang harus ditinjau termasuk dengan tujuan khusus guna menghindari waktu pelaksanaan yang bisa meningkatkan risiko.
Poin terakhir merupakan pendampingan dan benchmarking, yang mengharuskan lembaga-lembaga dan kepakaran bidang keselamatan dan keamanan stadion perlu dijangkau untuk menetapkan perbandingan sistematis terhadap praktik-praktik terbaik secara global.
Pemerintah dan FIFA sama-sama tidak menginginkan kejadian tersebut terulang, baik di Indonesia maupun di negara lainnya.
Oleh karena itu, pemerintah dan FIFA akan melakukan transformasi sepak bola Indonesia agar penonton, pemain, juga pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sepak bola mendapat jaminan keamanan dan keselamatan.
Dalam proses transformasi ini, Presiden Jokowi menyatakan bahwa pemerintah dan FIFA akan mengkaji ulang para pemangku kepentingan dalam sepak bola Indonesia.
"Kami bersepakat bahwa tragedi ini menjadi pelajaran bagi sepak bola Indonesia dan bagi dunia," ucap presiden berusia 61 tahun itu.
"Jangan sampai kejadian ini terulang kembali, jangan sampai kegembiraan penonton berujung pada duka dan malapetaka."
"Kami bersepakat untuk melakukan transformasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh, memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai standar keamanan yang ditetapkan oleh FIFA, baik pemain dan penonton harus terjamin keamanan dan keselamatannya."
"Untuk itu kami bersepakat untuk mengkaji kelayakan stadion dan menerapkan teknologi untuk membantu mitigasi aneka potensi yang membahayakan penonton maupun pemain."
"Pemerintah bersama FIFA juga bersepakat untuk memastikan pertandingan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia bisa berjalan dengan baik."
"Semua segi persiapan dan pelaksanaannya harus dijalankan sesuai standar FIFA dan ditangani secara baik dan profesional."
"Kami secara bersama-sama juga akan mengkaji ulang para pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia."
"Pemerintah bersama FIFA ingin memastikan proses transformasi sepak bola Indonesia berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan," Presiden Jokowi memaparkan.
Lebih lanjut, melalui kesepakatan-kesepakatan penting dengan FIFA, pemerintah berharap sepak bola Indonesia berkembang lebih baik dan bisa menjadi kebanggaan masyarakat.
"Dengan demikian, mari kita jadikan kesepakatan ini sebagai momentum perbaikan sistem persepakbolaan Indonesia agar bisa menjadi kebanggaan nasional dan tampil lebih baik lagi di masa yang akan datang," ucap Joko Widodo.*