Edukasi

Negara-negara Islam Terendah Penderita Kanker, Puasa Ramadhan Adalah Jawabannya

Puasa Ramadhan dapat mencegah penyakit kanker. Yuk, hidup sehat dengan berpuasa Ramadhan.

ruzka.republika.co.id--Kanker bisa dibilang sebagai momok yang menakutkan. Tapi tahu kah Anda bahwa negara-negara Islam di Timur Tengah memiliki jumlah penderita kanker yang lebih rendah dibandingkan Amerika maupun Eropa. Hal itu diungkapkan dokter Eric Berg DC, Spesialis Healthy Ketosis and Intermittent Fasting.

Sebuah data dari penderita kanker di Timur Tengah. Contohnya di Saudi Arabia, dari 100 ribu orang hanya 96 orang yang mengidap kanker. Selanjutnya ada Oman dengan 104 dari 100 ribu orang, Qatar 107 dari 100 ribu orang, UEA 107 dari 100 ribu orang dan Kuwait 116 dari 100 ribu orang.

Ketika dibandingkan negara lain seperti Australia dengan 486 dari 100 ribu orang, jumlah tersebut relatif lebih kecil. Australia disebut oleh dr Berg menempati urutan pertama pengidap kanker.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Urutan kedua ada Irlandia yaitu dari 100 ribu sekitar 347 orang mengidap kanker. Ketiga ada Hungaria dengan 368 dari 100 ribu dan keempat ada Amerika 352 dari 100 ribu orang.

Mengapa negara-negara Islam di Timur Tengah bisa memiliki jumlah pasien kanker yang relatif lebih rendah? Puasa Ramadhan adalah jawabannya.

Menurut dr Berg, puasa di bulan Ramadhan berperan penting dalam mencegah kanker. "Ramadhan termasuk jenis puasa intermitten hanya selama satu bulan dan menghasilkan penurunan tingkat kanker. Ini sangat luar biasa," ujar dr Berg, seperti dikutip dari kanal YouTube dr Eric Berg DC.

Ada beberapa alasan yang dijelaskan oleh dr Eric Berg terkait puasa mampu mencegah penyakit, berikut penjelasannya.

1. Puasa membuat sel kanker kelaparan

Menurut dikter Eric Berg, sel kanker memiliki 5–10 insulin reseptor lebih banyak dibandingkan sel normal. Hal ini berarti sel kanker memiliki sifat rakus pemakan glukosa. "Karena dia memiliki lebih banyak reseptop untuk memakan glukosa," kata dr Eric Berg.

Dalam mediagnosis kanker umumnya bisa melalui PET Scan. Adapun PET Scan sendiri mengidentifikasi area tubuh yang memiliki metabolisme tinggi terhadap kanker. "Jadi kanker sangat suka dengan gula, maka ketika berpuasa Anda tidak makan gula," terangnya.

2. Puasa menstimulasi autopaghy

Menurut dokter Eric Berg, puasa mampu menstimulasi autopaghy yaitu kondisi yang membantu daur ulang protein usang dan rusak. Hal ini akan membantu dalam mendaur ulang semua bagian yang rusak, termasuk mitokondria.

"Jika dilihat apa itu kanker sebenarnya, kanker adalah rusaknya mitokondria Anda. ketika mitokondria rusak, ia akan mengadaptasi sistem metabolismenya untuk mengurai energi. Ia mempresentasikan glukosa," jelasnya.

Ketika berpuasa akan memungkinan terpicunya proses autophagy dan mendaur ulang mitokrondia yang rusak. Dengan demikian hal ini dapat menurunkan risiko terkena kanker.

3. Menumbuhkan sel imun baru

Berpuasa diyakini mampun memperkuat sistem imun. Lanjut dokter Eric Berg menjelaskan imun sistem bertambah kuat dengan menghasilkan set-T pembunuh yang secara langsung membunuh kanker dan virus.

"Anda juga akan menstimulasi pembantu set-T yang secara tidak langsung membantu mengurangi kanker," paparnya.

4. Puasa membantu menghilangkan inflamasi

Sel kanker cenderung menyebar dan menyebabkan inflamasi. Untuk itulah dokter Eric Berg menyarankan untuk berpuasa. Pasalnya, puasa dianggap ampun sebagai anti-inflamasi sehingga mengurangi risiko penyebaran kanker.

5. Puasa meningkatkan jaringan antioksidan

Selanjutnya, menurut dokter Eric Berg, puasa dapat meningkatkan jaringan antioksidan. Hal inilah yang melindungi tubuh seseorang dari radikal bebas seperti kerusakan mitokondria. "Dapat meningkat dan bertambah ketika anda berpuasa, ini juga yang menurunkan risiko Anda terkena kanker," pungkasnya. (Rusdy Nurdiansyah)