Lebaran Idul Fitri, Kemenangan Melawan Hawa Nafsu
ruzka.republika.co.id--Memaknai Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, itu sebagai hari kemenangan bagi umat muslim melawan hawa nafsu.
"Lebaran Idul Fitri itu diartikan sebagai sebuah hari kemenangan, kemenangan yang disimbolkan dengan melawan hawa nafsu,” ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris di acara Open House di kediamannya, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Senin (24/04/2023).
Menurut Idris, perlawanan yang paling besar ialah melawan hawa nafsu, bukan melawan kekuatan militer. “Sebab kalau melawan militer punya bedil jelas, musuh kita jelas, pakai golok musuh kita jelas,” terangnya.
Kemenangan melawan hawa nafsu selama sebulan penuh beribadah di bulan suci Ramadhan. Di antaranya, bertempur melawan hawa nafsu makan dan minum, serta tidak berkata-kata kotor.
"Juga kemenangan dalam hal mempertahankan kesabaran, sabar ketika malam hari harus beribadat, baca Al Qur'an, juga sabar satu per satu sampai mengkhatamkan Alquran sebagai kitab suci, itu bagian daripada kesabaran,” jelas Idris.
Lanjut Idris, kesabaran ada tiga macam, yakni kesabaran dalam ketaatan, kesabaran dari bencana, dan kesabaran dalam menjauhi perbuatan maksiat.
“Ketika kita sudah sabar, ya kita akan sampai di sini yang namanya Idul Fitri, kembali kepada fitrah seperti kita baru dilahirkan dari kandungan ibu, itu intinya, itulah hakekat kemenangan. Jadi bukan titel, bukan julukan keagamaan kiai, pendeta, romo, namun hahekatnya kedekatan kita kepada tuhan,” tuturnya.
Ia pun berpesan agar warga selalu menjaga nilai-nilai toleransi dalam keberagaman. “Keberagaman itu given atau pemberian dari Tuhan, ada Sunda, Jawa, Minang, Batak, dan di Indonesia ini masalah persatuan yang lambang negaranya Bhinneka Tunggal Ika. Kebersatuan kita diikat, ikatannya adalah konstitusional Pancasila, makanya sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," pungkas Idris. (Rusdy Nurdiansyah)