Sekali Lagi, Para Games Kita Kuasai
MESKI tanpa hingar-bingar, atlet Para Games Indonesia, kembali menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Bangga sekaligus sedih.
Diakui atau tidak, perbedaan perhatian terjadi begitu rupa. Bayangkan, ketika SEA Games ke-32 berlangsung, gempita sambutan begitu rupa terjadi.
Bahkan, ketika Rizky Ridho dan kawan-kawan berlaga di semifinal melawan Thailand, lebih dari 100 juta penggila sepakbola tanah air, ikut hanyut dalam emosi.
Apalagi saat final melawan Thailand, dan berhasil memecah kebuntuan 32 tahun. Tim sepakbola kita akhirnya menyabet medali emas, tidak kurang dari separuh populasi anak bangsa bersorak begitu riang.
Meski hanya Seag, ketika mereka kembali ke tanah air, penyambutan spontan begitu rupa. Sananta, pengoyak gawang Thailand disambut bak 'juara dunia'. Tidak ada yang keliru, itulah rasa cinta kita pada sepakbola pada khususnya dan olahraga pada umumnya.
*Senyap*
Tapi, ketika Jendi Panggabean, Aris Wibawa, Zaki Zulkarnain, Riyanti, dan Mutiara Cantik, merebut medali emas dari kolam renang, tak ada drama yang menyeruak. Mereka seperti tenggelam dalam riak air kolam di Aquatic Center, Morodok, Phnom Penh, Kamboja.
Catatan: Lima medali emas para renang Indonesia masing-masing berhasil diraih, Jendi Pangabean di nomor gaya bebas 400 meter putra (S9). Aris Wibawa pada nomor gaya dada 100 meter putra (SB7), Zaki Zulkarnain pada nomor gaya dada 100 meter putra (SB9), Riyanti pada nomor gaya bebas 400 meter putri (S6) dan Mutiara Cantik di nomor gaya dada 100 meter putri (SB9).
Cabor renang jadi penyumbang medali terbanyak kedua Indonesia dengan torehan 10 emas, 5 perak, dan 13 perunggu.
Begitu pula ketika para atlet di cabor atletik mampu meraih juara umum, semua senyap, sepi, tidak ada drama.
Memang beda, tetapi apa yang mereka perjuangkan dan persembahkan, sesungguhnya sama dengan mereka yang normal. Bahkan, seharusnya, perhatian kita dilipatgandakan karena dalam keterbatasan, mereka mampu memberikan yang terbaik bagi nusa dan bangsa.
Catatan: Cabang olahraga (cabor) atletik sejauh ini menjadi lumbung medali Indonesia. Atlet para atletik tampil mengesankan dengan mendulang 20 emas, 21 perak, dan 10 perunggu dari berbagai nomor perlombaan.
Hingga, Rabu (7/6/23) kontingen Indonesia sudah memastikan menjadi juara umum kembali dengan 128 emas- 122 perak- 72 perunggu. Thailand yang selalu jadi momok dalam SEA Games, di Para Games, tidak mampu menyusul kita (96- 82- 60).
Apalagi saat ini, perhatian kita suka atau tidak telah terikat pada rencana _macth day_ FIFA, Indonesia vs Argentina. Juara dunia itu memboyong Leonel Messi, kampiun sepakbola dunia. Hampir tak ada sedetik pun kita tak membahasnya. Dari pemimpin bangsa hingga para rakyat biasa, semua membicarakan Argentina.
Meski tanggal 19 Juni masih lama sementara Asean Para Games sesaat lagi akan berakhir, namun topik bicara justru semakin jauh dari para pejuang bangsa.
Sekali lagi, sebagai pribadi, sebagai wartawan olahraga senior, sebagai praktisi olahraga karate dan tinju, saya SANGAT BANGGA PADA seluruh anggota kontingen Para Games.
Lupakan semua yang tak memberi perhatian, tetap fokus duhai para pejuang. Kalian lebih hebat dari mereka yang hanya berceloteh dan memanfaatkan olahtaga untuk kepentingan politik praktis! Bravo, bravo, bravo.
M. Nigara
Wartawan Olahraga Senior