Komunitas Pembaca Puisi UI Dianugerahi Rekor Muri
ruzka.republika.co.id--Komunitas Pembaca dan Penulis Puisi Indonesia (Poetry Reading dan Writing Society of Indonesia-PRWSI) UI memperoleh penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) atas rekor Pembacaan Puisi secara Berkesinambungan Pertama oleh Guru Besar dan Alumni Perguruan Tinggi.
Penghargaan Rekor Muri ini diserahkan oleh Jaya Suprana kepada Ketua dan Pengurus PRWSI di Galeri Muri Jakarta, Kamis (13/07/2023).
Pada saat penyerahan piagam penghargaan, Pendiri dan Ketua Rekor Muri, Jaya Suprana bertanya, ”Apakah kelompok puisi ini dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI?
”Tim PRWSI hampir serentak menjawab, “Bukan, Pak Jaya! Kami dari dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia.”
Kemudian satu persatu dari tim memperkenalkan diri. Ketua PWRSI, Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.Sc. adalah Guru Besar dan pengajar FTUI. Wakil Ketua, yaitu Dr. Ade Solihat, S.S., M.A memang pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.
Pengurus lainnya, yaitu Sekretaris, Dr. Leila Mona Ganiem, M.Si. dan Bendahara, Dr. Arlin Hartoyo, M.Si. merupakan alumni FISIP. Adapun Koordinator Bidang Humas dan Kerja sama, Dra. Antoinette Wiranadewi merupakan alumni FMIPA UI.
PRWSI yang diprakarsai oleh Prof. Dr. Ir. Fitri Sari, M.Sc ini merupakan komunitas pencinta puisi yang terdiri dari Guru Besar, Dosen, dan Alumni UI dari berbagai fakultas.
Komunitas yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan kepakaran yang ditekuni ini dipersatukan oleh minat yang sama, yaitu berpuisi.
Prof. Riri Fitri Sari menjelaskan, bahwa pengajuan untuk memperoleh Rekor Muri ini bertujuan untuk mendokumentasikan perjalanan kebersamaan para akademisi UI dalam berkomunikasi melalui puisi.
"Pemerolehan Rekor Muri ini juga dijadikan sebagai penyemangat PRWSI untuk berkegiatan yang lebih terencana dan berkualitas," ujar Prof. Riri dalam siaran pers yang diterima, Senin (17/07/2023).
Selanjutnya founder dan ketua PRWSI menjelaskan sejarah terbentuknya komunitas ini. Minat dan kecintaan berpuisi diawali dari suatu kegiatan membaca puisi karya Sastrawan ternama Indonesia, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (SDD), yang diadakan dalam rangka memberikan tribute atas kepergian beliau pada 19 Juli 2020.
Masa pandemi Covid-19 telah membatasi pertemuan secara fisik, namun teknologi memfasilitasi pertemuan di ruang virtual. Sebanyak 20 Guru Besar UI dan 10 dosen dari berbagai fakultas membacakan puisi karya SDD secara bergiliran di ruang zoom.
Pengalaman membacakan puisi di ruang zoom atau Zoom Poetry Reading (ZPR) ini telah memberikan kesan mendalam pada semua yang hadir.
Dari pengalaman ZPR perdana itu, disepakati untuk melanjutkan ZPR pada bulan-bulan berikutnya. Terhitung sejak ZPR tampil perdana pada Sabtu 25 Juli 2020 sampai dengan ZPR tampil pada Sabtu, 8 Juli 2023, telah digelar 37 ZPR.
ZPR mengangkat tema yang disesuaikan dengan hari bersejarah atau fenomena yang sedang terjadi.
Para pembaca puisi awalnya membacakan puisi karya penyair terkenal, seperti puisi karya Taufiq Ismail, Hendrawan Nadesul, Gus Mus, Chairil Anwar, dan penyair lainnya.
Dari kegiatan ZPR yang rutin ini kemudian terbangun komunitas Poetry Reading Society of Indonesia (PRSI). Selanjutnya, di ruang WA group terjadi obrolan tentang olah cipta puisi.
Beberapa sastrawan ternama di Indonesia, seperti Eka Budianta, Noorca M. Massardi, Gus Nas, Sunu Wasono, dan sastrawan lainnya, turut membagikan ilmu pengetahuan dalam mencipta puisi.
Beberapa peserta WA group didorong atau terdorong untuk menciptakan puisi, dan selanjutnya ZPR menampilkan para pembaca puisi yang membacakan puisi karya sendiri.
Kepesertaan PRSI juga sudah semakin meluas dengan hadirnya akademisi pencinta puisi dari perguruan tinggi lainnya.
Kemudian dibangun satu WA group baru bernama Poetry Writing Society of Indonesia (PWSI).
Dalam perjalanan selanjutnya, PRSI dan PWSI dilebur menjadi Poetry Reading dan Writing Society of Indonesia (PRWSI).
Komunitas ini terus dibangun sebagai ruang untuk mengekspresikan ide, perasaan, kegelisahan, harapan dengan bahasa puisi.
"Selain dirasakan memberikan ketenangan dan kebahagian kepada individu yang berpuisi, juga dapat menjalin kohesi sosial, terutama dalam membincangkan Indonesia," jelas Co-founder dan Wakil Ketua PRWSI, Dr. Ade Solihat.
Dalam bincang singkat dengan Jaya Suprana, PRWSI diharapkan untuk tidak cepat berpuas diri dan berhenti sampai di titik ini.
Pendiri Rekor Muri ini mendorong PRWSI untuk terus berpuisi bersama dengan berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan Indonesia.
“Mungkinkah, PRWSI berpuisi dengan para koruptor, dengan para anggota DPRD, atau tokoh-tokoh politik?” tanya Jaya Suprana. Ketua PRSI menjawab, “Usulan yang inspiratif, Pak Jaya. Kami akan memikirkannya.”
“Tentu, berpuisi memang juga merupakan salah satu cara melakukan refleksi diri. "Selama ini pun PRWSI telah mengajak berbagai elemen, seperti para Duta Besar, para Rektor, para sastrawan Indonesia, baik yang di Jakarta maupun di daerah-daerah,” tambah Prof Riri.
Selamat kepada PRWSI atas penganugerahan Rekor Muri. "Semoga catatan rekor atas kegiatan Pembacaan Puisi berkesinambungan yang dilakukan oleh Guru Besar dan Alumni UI, dapat segera disusul dengan catatan rekor lainnya. Mungkin juga rekor ini akan dipecahkan oleh aktivitas berpuisi dari perguruan tinggi lainnya," ucap Prof Riri. (Rusdy Nurdiansyah)