Info Kampus

Ini Rekomendasi Diet Spesifik untuk Penyandang Prediabetes

Doktor Ilmu Gizi FKUI, dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK.

ruzka.republika.co.id--Doktor Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK melakukan penelitian mengenai diet spesifik untuk penyandang prediabetes yang disesuaikan dengan faktor genetiknya.

Dikembangkan rekomendasi diet spesifik untuk pencegahan perkembangan prediabetes menjadi diabetes, berdasarkan analisis interaksi asupan zat gizi masyarakat Indonesia terhadap delapan varian genetik yang berkaitan dengan resistensi insulin, komposisi tubuh, dan preferensi makanan.

Prediabetes merupakan kondisi peningkatan kadar gula darah dari nilai normal namun belum memenuhi kriteria diagnosis diabetes. Dengan kata lain, prediabetes adalah kondisi transisi dari sehat sebelum menjadi diabetes.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Salah satu pilar penting dalam pencegahan prediabetes menjadi diabetes adalah pengaturan pola makan atau diet.

Pola makan yang saat ini dianggap baik untuk pencegahan diabetes adalah diet dengan bahan dasar nabati (vegetarian) dan diet mediteranian.

Selain itu, dr. Witri juga menyampaikan bahwa ada dua faktor yang dapat memengaruhi progresivitas prediabetes menjadi diabetes, yakni faktor yang dapat diubah seperti gaya hidup dan pola makan, dan faktor yang tidak dapat diubah, seperti umur, jenis kelamin, dan genetik yang diturunkan dari orang tua.

Terdapat lebih dari 250 varian genetik –yang dikenal dengan single nucleotide polymorphism (SNP), telah diteliti dan diketahui berperan dalam perjalanan penyakit diabetes dan faktor-faktor risikonya.

SNP adalah variasi kecil dalam DNA yang terjadi ketika satu nukleotida (unit pembangun DNA) dalam urutan DNA digantikan oleh nukleotida yang berbeda.

Variasi ini berpengaruh terhadap fungsi fisiologis manusia, misalnya metabolisme energi menjadi lebih lambat, jumlah enzim yang diproduksi berkurang, daya ikat reseptor berkurang, atau hormon tidak berfungsi sempurna.

Akibatnya, bergantung varian SNP yang dimiliki, seorang individu dapat lebih rentan atau berisiko menderita suatu penyakit tertentu dibandingkan dengan individu lainnya.

Di Indonesia, penelitian tentang peran variasi genetik dalam perkembangan prediabetes dan diabetes belum banyak dilakukan. Begitu pula penelitian tentang efek diet dan interaksinya dengan faktor genetik terhadap diabetes.

Di sisi lain, layanan pemeriksaan profil genetik beserta rekomendasi dietnya mulai banyak ditawarkan langsung ke masyarakat.

Namun, rekomendasi diet ini belum sepenuhnya sesuai dengan hasil analisis asupan diet orang Indonesia.

Penelitian kemudian dilakukan dr. Witri terhadap 193 penyandang prediabetes dan 376 orang sehat berusia 20-55 tahun.

Dari penelitian ini, didapati hubungan bermakna antara variasi genetik LEPR rs1137101 (SNP yang menyandi reseptor leptin, suatu zat dalam tubuh yang berhubungan dengan rasa kenyang) dan GCKR rs780094 (SNP yang menyandi protein pengatur metabolisme glukosa) dengan prediabetes.

Artinya, terdapat varian tertentu pada kedua SNP ini yang apabila dimiliki seorang individu maka risikonya untuk mengalami prediabetes akan lebih besar.

Analisis terhadap asupan zat gizi subjek penelitian menunjukkan bahwa penyandang prediabetes memiliki pola asupan zat gizi yang berisiko tinggi, yaitu cenderung kelebihan asupan energi, proporsi karbohidrat, lemak, dan asam lemak jenuh yang lebih tinggi, asupan serat yang lebih rendah, serta skor DII (Dietary Inflammatory Index, suatu angka yang menggambarkan pola makan berdasarkan potensinya terhadap terjadinya inflamasi) yang lebih tinggi.

Interaksi antara varian genetik yang berisiko dengan pola asupan zat gizi yang berisiko akan meningkatkan risiko progresivitas prediabetes.

“Dengan demikian, untuk mencegah perkembangan prediabetes menjadi diabetes pada individu yang memiliki varian genetik risiko tinggi, diberikan rekomendasi diet yang spesifik yang berbeda dengan individu tanpa varian genetik risiko tinggi. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi diet spesifik untuk 8 varian genetik risiko tinggi prediabetes,” ujar dr. Witri, dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (12/08/2023).

Melalui penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Formulasi Diet Spesifik Berdasarkan Interaksi Poliformisme Genetik dan Pola Asupan Makronutrien bagi Penyandang Prediabetes: Kajian 8 Single Nucleotide Polymorphisms (SNPs) Terkait Komposisi Tubuh, Sensitivitas Insulin dan Preferensi Makanan”, dr. Witri berhasil mendapatkan gelar doktornya pada bidang Ilmu Gizi. (Rusdy Nurdiansyah)

Berita Terkait

Image

UI Dorong Wirausaha Muda yang Bijak Finansial lewat Cips Learning Hub Goes to Campus

Image

1 dari 3 Orang Indonesia Idap Hipertensi

Image

Ini Anjuran Dokter Minimalkan Resiko Hadapi Polusi Udara