Mahasiswa FTUI Rancang Teknologi Ekonomis untuk Tingkatkan Pemulihan Produksi Minyak dan Gas
ruzka.republika.co.id--Dua mahasiswa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas (DTK FTUI) angkatan 2020, Yonathan Rakau Brilliwan dan Tiffany Liuvinia bersama Stella Eulia Andoko, mahasiswa Departemen Geosains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UI) angkatan 2021, merancang sebuah proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) pada daerah sumur minyak yang terdapat di Prabumulih Sumatera Selatan.
Ketiga mahasiswa tersebut tergabung dalam Tim GreenHouse Petrol & Co, dan berada di bawah bimbingan dosen DTK FTUI, Dr. Ibnu Maulana Hidayatullah, S.T., M.T. Berkat rancangannya tersebut mereka berhasil meraih Juara 3 pada kompetisi Annual International Petroleum Integrated Event & Competition (PROTECT) 2023 yang diselenggarakan oleh Universitas Pertamina, pada Mei 2023.
“Pemerintah Indonesia menargetkan produksi 1 juta barel minyak setiap hari dan penurunan emisi gas rumah kaca minimal 29% pada tahun 2030. Tentunya, hal ini menuntut industri migas untuk bertindak dan berinovasi lebih," ujar mahasiswa DTK FTUI, Yonathan Rakau Brilliwan dalam siaran pers yang diterima, Ahad (27/08/2023).
Saat ini sudah ada teknologi bernama EOR sebagai upaya peningkatan pemulihan produksi minyak dan gas yang lebih ramah lingkungan. Namun, teknologi EOR bukan merupakan teknologi yang ekonomis untk diterapkan. Sebagai alternatif solusi atas permasalahan ini, kami merancang CCUS dengan metode EOR sebagai langkah untuk meningkatkan keekonomisan proyek carbon capture.
"Ada pun beberapa inovasinya berupa low salinity water alternating injection CO2 miscible gas dan metode transportasi dengan sea-water hydrate,” kata Yonathan.
Sebagai teknologi untuk meningkatkan pemulihan produksi minyak dan gas yang lebih ramah lingkungan, Tim GreenHouse Petrol & Co, menginovasikan CCUS dengan EOR menggunakan metode low salinity water alternating injection CO2 miscible gas, yaitu metode dengan mekanisme injeksi CO2 yang dilakukan terlebih dahulu untuk mengurangi saturasi minyak dan meningkatkan permeabilitas minyak melalui batuan porous.
Injeksi dilakukan selama 6 tahun dan diikuti oleh production stage yang dilakukan dengan low salinity water flooding untuk menjaga tekanan produksi minyak dan gas pada sumur ekstraksi.Sementara itu, untuk metode transportasi dengan sea-water hydrate, memanfaatkan formasi hidrat CO2 yang terjadi pada 5 oC dan 25 bar dengan konsentrasi 25% CO2 dan 75% air sebagai transportasi solid yang dibantu oleh jalur kereta dan truk dengan iso tank pada daerah Prabumulih.
Inovasi ini bisa mengeliminasi metode pemurnian konvensional sehingga meningkatkan keekonomisan.Air yang digunakan dalam metode ini adalah air laut agar meningkatkan efisiensi serta mengurangi biaya transportasi CO2 untuk proses EOR miscible gas sebagai metode CCUS yang dilanjutkan dengan proses reverse osmosis terhadap air laut untuk menghasilkan air tawar.
“CO2 dan air tawar ini kemudian akan diinjeksikan pada reservoir area Prabumulih, yaitu lapangan minyak Limau dengan tujuan utama untuk meningkatkan produksi hidrokarbon dan CCUS dalam rangka membantu pemerintah Indonesia memenuhi Paris Agreement," terang Tiffany Liuvinia.
Injeksi yang dilakukan adalah Alternating Injection di mana gas CO2 akan diinjeksikan secara bergilir dengan air tawar yang diproduksi setiap 6 tahun. Sementara itu, penyimpanan akan terletak pada Reservoir Gas bekas di Prabumulih.
"Kami juga melakukan Geological Screening terkait potensi ekspansi injeksi tersebut untuk 12 reservoir lain yang tersebar di sekitar Sumatera Selatan serta Screening untuk Reservoir yang cocok dilakukan EOR dengan metode ini,” jelas Tiffany.
Setelah digunakan untuk peningkatan pemulihan minyak dan gas dengan dua metode tersebut, gas CO2 kembali diinjeksikan pada reservoir. Dibuktikan juga dengan reservoir modelling menggunakan TNavigator dari Perusahaan Rock Flow Dynamic sebagai sponsor utama dari kompetisi ini.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU mengatakan proyek yang dirancang dalam rangka mendukung peningkatan pemulihan produksi minyak di Indonesia sesuai dengan Paris Agreement ini merupakan rancangan berkelanjutan dengan metode-metode serta inovasi yang dampaknya lebih ekonomis.
"Dengan rancangan semacam semoga implementasinya dapat meningkatkan produktivitas minyak dan gas di Indonesia,” ungkapnya.
Annual International Petroleum Integrated Event & Competition (PROTECT) 2023 adalah case study competition yang diselenggarakan oleh Universitas Pertamina di mana masing-masing tim akan melalui beberapa tahapan preliminary dan membuat esai dengan tema “Developing Carbon Capture Utilization & Storage Innovations as A Clear Roadmap To Net Zero Emission and to Enhanced Oil Recovery”. (Rusdy Nurdiansyah)