Nasional

Tidar Tolak Budi Arie Gabung ke Gerindra, Diduga Cari Aman Menuju Pilpres 2029

Logo Tunas Indonesia Raya (Tidar), organisasi sayap kader muda Partai Gerindra. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Logo Tunas Indonesia Raya (Tidar), organisasi sayap kader muda Partai Gerindra. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA–REPUBLIKA NETWORK – Tunas Indonesia Raya (Tidar), sebuah organisasi sayap kader muda Partai Gerindra, menolak keinginan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga melihat bahwa penolakan itu logis karena Tidar ingin menjaga dan mempertahankan idealisme Gerindra. Untuk itu, Tidar tidak ingin orang-orang oportunis seperti Budi Arie masuk begitu saja ke Gerindra.

"Bagi Tidar, orang oportunis bisa jadi dinilai dapat merusak soliditas dan kohesivitas Gerindra. Karena itu, lebih baik menolaknya agar keutuhan internal Gerindra dapat terjaga. Selain itu, Tidar bisa saja sudah membaca motif Budi Arie ingin bergabung ke Gerindra. Motif Budi Arie bisa saja dinilai tidak menguntungkan bagi Gerindra," papar Jamil kepada RUZKA INDONESIA, Ahad (09/11/2025) malam.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Secara politis, Jamil melihat ada tiga kemungkinan motif Budi Arie ingin berlabuh ke Gerindra. "Pertama, Budi Arie bisa saja ingin mendapatkan perlindungan politik. Hal ini diperlukan karena Budi Arie dirumorkan terkait dengan judi online (judol). Kalau rumor itu benar, maka Budi Arie merasa perlu berlindung di Gerindra. Harapannya, aparat akan sungkan memproses kasusnya karena sebagai kader partai berkuasa," jelas Jamil.

Tidar tentu tidak ingin Gerindra dijadikan tempat berlindung. Apalagi bila hal itu terkait dengan hukum. Sebab, Prabowo Subianto tidak akan melindungi orang-orang yang bermasalah hukum.

"Jadi, bila itu motifnya, maka Budi Arie tampaknya salah memilih partai. Sebab, Prabowo tidak akan melindungi kadernya yang bermasalah hukum. Hal ini juga kiranya menjadi dasar Tidar menolak Budi Arie," imbuhnya.

Budi Arie akan sia-sia berlabuh ke Gerindra bila motifnya ingin mendapatkan perlindungan politik. Sebab, Prabowo tidak akan mentolerir kadernya yang bermasalah hukum.

"Dua, Budi Arie sengaja masuk ke Gerindra karena permintaan Joko Widodo. Budi Arie diperlukan ke Gerindra untuk memperkuat dan mensukseskan pasangan Prabowo–Gibran. Penguatan pasangan Prabowo–Gibran diperlukan untuk mempersiapkan pasangan ini pada Pilpres 2029. Motif ini kiranya lebih dari Jokowi, sementara Budi Arie hanya pion," jelas Jamil.

Jadi, keinginan ke Gerindra tidak murni kehendak Budi Arie. Ia hanya suruhan Jokowi untuk menjaga pasangan Prabowo-Gibran tetap utuh hingga Pilpres 2029.

Kekhawatiran itu bisa jadi menjadi dasar Tidar menolak Budi Arie. Tidar tidak ingin, Gerindra dijadikan tunggangan untuk Pilpres 2029.

"Tiga, Budi Arie ingin menjaga karier politiknya. Untuk itu, Budi Arie tentu logis bila berlabuh ke Gerindra sebagai partai berkuasa. Budi Arie akan dapat menjaga eksistensi kariernya bila berada di partai berkuasa. Pihak lain akan sungkan mengganggunya, termasuk menyingkirkannya dari perpolitikan nasional," tandas penganat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Hal itu diperlukannya karena namanya sudah relatif minor di masyarakat. Hal ini perlu dihilangkan dengan berlindung di Gerindra.

Namun Tidar bisa jadi tidak ingin Gerindra tertular negatif bila Budi Arie bergabung. Bagi Tidar, Budi Arie lebih banyak negatif bila bergabung ke Gerindra.

"Jadi, ragam motif itu kiranya yang membuat Budi Arie ingin berlabuh ke Gerindra. Dengan motif itu, semestinya Gerindra berhati-hati dalam menerima Budi Arie. Setidaknya Tidar ingin Gerindra tidak dimanfaatkan Budi Arie untuk mewujudkan kepentingan motifnya. Hal ini tentunya akan merugikan Gerindra," lanjutnya.

Di mata Tidar, kehadiran Budi Arie saja sudah banyak stigma negatif. Hal ini tentu sudah sangat merugikan Gerindra bila menampungnya. Gerindra dinilai akan banyak negatifnya daripada positifnya bila menerima Budi Arie.

"Kiranya hal itu yang menjadi pertimbangan Tidar menolak Budi Arie. Dengan begitu, Tidar berharap Gerindra tidak ketiban sialnya menerima Budi Arie," pungkas Jamil. (***)

Berita Terkait

Image

Kemenkominfo Apresiasi Langkah Cepat Polri, Terkait Darurat Judi Online

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

aodwiyantho@gmail.com