Penanaman 1.000 Pohon Mangrove di Pesisir Garut Selatan, FEB Unpad Bandung Atasi Kerusakan Ekosistem Pantai

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung menginisiasi penanaman 1.000 pohon Mangrove di pesisir pantai Garut selatan.
Aktivitas digelar Ahad (16/11/2025) itu tepatnya dilakukan di kawasan Pantai Leuwi Enis, Punaga Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar).
Kegiatan dengan tema Menanam Harapan Menuai Masa Depan itu dilakukan 70 orang mahasiswa FEB Unpad didukung Pemerintah Desa Mandalakasih, masyarakat setempat serta unsur lainnya.
Dijelaskan Ketua pelaksana, Moch Alwi Nurrahman, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian mahasiswa FEB Unpad terhadap isu lingkungan, khususnya kerusakan ekosistem pesisir akibat abrasi dan alih fungsi lahan.
“Kami menyadari bahwa upaya menjaga lingkungan tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak,” ujar Alwi.
Baca juga: Acungkan Jempol! SMPN 30 Depok Juara HydroPlus Badminton Championships di Semarang
Untuk itu, paparnya FEB Unpad membuka ruang kerja sama seluas luasnya kepada perusahaan, instansi pemerintah, maupun komunitas masyarakat dalam rangka mewujudkan lingkungan pesisir yang lestari dan berkelanjutan.
Aktivitas ini, dikatakan Alwi sebagai jawaban riil dari tantangan serius terkait kerusakan ekosistem pesisir, termasuk meningkatnya abrasi pantai dan berkurangnya kawasan mangrove.
Padahal, ungkapnya, mangrove memiliki peran vital dalam menahan abrasi, menyerap karbon, serta menjaga keseimbangan ekosistem laut dan darat.
“Untuk itu melalui program FEB Pesisir, mahasiswa FEB Unpad berinisiatif menanam 1000 pohon mangrove di kawasan pesisir Garut Selatan,” ujarnya.
Pelaksanaan kegiatan itu sendiri, paparnya melibatkan mahasiswa, pemerintah daerah, masyarakat lokal, serta mitra perusahaan, melalui program Corvorate Social Responsibility (CSR).
Tujuan utama kegiatan, lanjutnya mendukung rehabilitasi ekosistem pesisir melalui penanaman mangrove, mengedukasi mahasiswa dan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, membangun sinergi lintas sektor untuk gerakan lingkungan yang berkelanjutan.
Baca juga: Resmikan Pembangunan Ruang UKS dan Toilet, SDN 3 Cijambe Garut Sambut Anggota Komisi X DPR RI
Aktivitas ini pun, papar Alwi memiliki manfaat bagi lingkungan, yakni mengurangi abrasi, dan peningkatan kualitas ekosistem pesisir serta memiliki manfaat bagi masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam pelestarian lingkungan.
Sedangkan manfaat bagi perusahaan pendukung melalui CSR yakni mendapatkan manfaat branding positif, dukungan terhadap program keberlanjutan (ESG/SDGs), serta dokumentasi untuk laporan keberlanjutan perusahaan.
Diakhir kegiatan, mewakili FEB Unpad, Alwi mengapresia semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan yang sarat manfaat ini. “Terima kasih kami sampaikan atas dukungan dan partisifasi semua pihak,” ujarnya.
Laju Abrasi di Wilayah Pesisir Pantai Kabupaten Garut
Diungkapkan Moch Alwi Nurahman didampingi sekretaris Fatih Dhiyailhaq, beberapa hal penting menjadi dasar dan landasan perencanaan kegiatan penanaman 1000 pohon Mangrove di Garut Selatan.
Sebagai contoh, paparnya berdasarkan sebuah penelitian yang menggunakan Nilai Net Shoreline Movement, kawasan pesisir selatan Garut menghadapi ancaman abrasi yang serius.
Di Pantai Santolo, abrasi tertinggi tercatat mencapai -97,29 meter dengan laju-13,89 meter per tahun, yang menunjukkan tingkat kerentanan pesisir yang sangat tinggi.
Sementara itu, di Pantai Sayang Heulang, abrasi tertinggi mencapai -24,75 meter dengan laju-3,53 meter per tahun.
“Angka ini memperlihatkan bahwa meskipun skala kerusakan berbeda, kedua pantai sama-sama mengalami degradasi garis pantai yang signifikan,” ungkapnya.
Baca juga: Festival Putih Abu 2025 di Cimahi, Padukan Pendidikan dan Seni
Kondisi tersebut, bebernya menandakan hilangnya fungsi pelindung alami pesisir, terutama vegetasi mangrove, yang seharusnya menjadi benteng utama dari abrasi dan gelombang laut.
Jika tidak segera dilakukan upaya rehabilitasi, kerusakan ini berpotensi memperburuk bencana ekologis serta mengancam keberlangsungan aktivitas masyarakat pesisir.
Oleh karena itu, program penanaman 1000 pohon mangrove menjadi langkah penting dan strategis untuk mengembalikan fungsi ekosistem pesisir sekaligus melindungi masyarakat sekitar dari dampak abrasi yang terus meningkat
Libatkan Berbagai Unsur
Kepala Desa Mandalakasih Kecamatan Pameungpeuk, Iwan Darmawan didampingi Sekdes Hariz Ahmad Wadan mengaku bangga wilayah pesisir pantainya dijadikan tempat bakti sosial penanaman pohon Mangrove.
“Melalui gerakan penanaman Mangrove serempak, diinisiasi mahasiswa FEB Unpad dapat menjaga kelestarian lingkungan pesisir wilayah kami, mencegah abrasi dan erosi, hingga mendukung keanekaragaman hayati dan ekonomi masyarakat,” ungkapnya
Sebab, menurutnya, Mangrove juga berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon, menyaring udara, dan dapat dimanfaatkan sebagai produk makanan maupun potensi ekowisata.
Untuk itu mendukung aktivitas mahasiswa FEB Unpad, Pemerintah Desa Mandalakasih, bersama unsur lainnya, terdiri dari Babinsa, 48 RT dan 15 RW se-Desa Mandalakasih, turut serta melakukan aktivitas penanaman pohon Mangrove.
Ditambahkan Sekdes Hariz Ahmad, aktivitas tersebut diikuti pula oleh Karang Taruna RW dan Desa, Kelompok Pelestari Pesisir, DPK KNPI Pameungpeuk, Kasatpol PP Kecamatan Pameungpeuk, BPD Desa Mandalakasih dan masyarakat sekitar lokasi penanaman. (***)
Jurnalis: Ridwan