Ini Tantangan Dalam Pembangunan Ruang Publik di Depok
ruzka.republika.co.id--Wali Kota Depok, Mohammad Idris membeberkan, sejumlah tantangan yang dihadapi dalam membangun ruang publik di Kota Depok
Adapun tantangan yang dihadapi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yakni :
Pertama, tentang masalah penambahan penduduk, setiap tahun 40-45 ribu per tahunnya, ini jadi tantangan bagi kami untuk menambah fasilitas publik.
Kedua, tantangan keterbatasan lahan, sebab banyak lahan di Kota Depok yang statusnya lahan tidur tetapi kepemilikannya swasta ataupun pribadi (perorangan).
Baca Juga: Terjadi Bencana Hidrometeorologi di Jabar, Ini Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak 3 Hari Kedepan
“Ini yang akan kami komunikasikan kepada pihak swasta, kepada pihak pemilik lahan baik HGB atau Hak Guna Bangunan, ataupun memang hak milik penuh Sertifikat Hak Milik (SHM), agar mereka bisa memberikan sedikit lahannya untuk kita lakukan penyelenggaraan pembangunan fasilitas publik,” ungkap Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam informasi yang diterima, Selasa (26/12/2023).
Ia menambahkan, karena memang ini sebuah tantangan bagi Kota Depok yang kepadatan penduduk sekarang sudah mencapai 10.000 jiwa per kilometer.
“Artinya per 1 meter persegi orang Depok ini mencapai total 10 orang, ini kan sempit-sempit, sehingga memang membutuhkan lahan-lahan untuk ruang publik mereka,” jelas Idris.
Baca Juga: Jalan Tol Cijago Depok Sudah Beroperasi Penuh, Segera Diberlakukan Penyesuaian Tarif, Ini Besarannya
Tantangan lainnya sekaligus membantu Pemkot Depok adalah hampir 71 persen penduduk warga Depok berusia produktif.
Usia produktif terbanyak saat ini adalah anak-anak milenial yang sangat membutuhkan ruang terbuka publik sebagai sarana untuk berkreasi.
“Usia produktif di Kota Depok dari usia 20 tahun hingga 65 tahun dan kebanyakan dari usia produktif ini adalah anak-anak milenial,” ucap Idris.
Baca Juga: Tempuh Pendidikan Non Formal, Depok Wisuda 220 Lansia
Artinya warga yang kreatif dan mempunyai inovasi yang kuat, bisa membantu Pemkot Depok dalam membangun ruang publik.
“Kadang-kadang mereka ingin berbuat berjuang untuk kota itu tanpa pamrih, tanpa hitung-hitungan, dari sisi seperti itu anak-anak milenial, yang kami juga merasa terbantu dengan adanya usia produktif dan anak-anak milenial di kota ini,” ungkap Idris.
Sumber : depok.go.id