Edukasi

Pendidikan Perdamaian Melalui Game Based Learning

SMP School of Human adalah melakukan edukasi mengenai pendidikan perdamaian. Aktivitas ini dibalut dengan metode permainan salah satunya menerapkan game based learning.

RUZKA REPUBLIKA -- Di awal tahun 2022, Nadiem Makarim menyebutkan mengenai tiga dosa besar yang terdapat dalam institusi pendidikan khususnya yaitu sekolah.

Tiga hal yang disebutkan itu diantaranya adalah kekerasan seksual, perundungan/kekerasan dan intoleransi yang marak terjadi di sekolah bukan hanya dilakukan oleh oknum siswa ataupun oknum guru tetapi bisa juga dilakukan oleh oknum yang berada di sekolah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Konteks perundungan atau kekerasan ini biasanya terjadi karena adanya pihak yang dianggap berbeda atau lebih lemah.

Baca Juga: Jangan Khawatir Masalah Lipatan, Ini Dia 10 Rekomendasi Pemutih Pangkal Paha dan Ketiak yang Sangat Ampuh

Ketidaksadaran mengenai kesetaraan menjadi momok yang kerap menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan di sekolah.

Kejadian semacam ini, ingin menunjukan pihak yang lebih kuat dibandingkan lainnya serta tidak beraninya korban kekerasan untuk melaporkan kepada pihak sekolah sehingga terlambat dalam penanganannya.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh SMP School of Human adalah melakukan edukasi mengenai pendidikan perdamaian. Aktivitas ini dibalut dengan metode permainan salah satunya menerapkan game based learning.

Baca Juga: PPDB SMA/SMK di Jabar, Ini Aturan Penggunaan KK dalam Jalur Zonasi

Aktivitas ini dipilih selain menyenangkan juga disesuaikan dengan karakteristik usia anak sekolah menengah pertama yang masih diperlukan pendekatan semacam ini namun memiliki makna dibalik permainannya.

Kunci penting dalam aktivitas bermain tentunya refleksi dari aktivitas bermain yang siswa lakukan.

Ada dua game yang digunakan yaitu berupa game kartu yang berasal dari komunitas peace generation yang ada di bandung. Game yang digunakan diantaranya yaitu Peace Baker dan Semester Baru.

Baca Juga: Program WUB dan Perempuan Pengusaha Kota Depok 2024 Ini Tuntas

Dipilihnya game sebagai pendekatan pendidikan perdamaian karena game dapat melatih berpikir siswa melalui strategi permainan yang mereka lakukan, kemampuan komunikasi dalam suatu kelompok, memanajemen aset game yang mereka miliki, serta memahamkan value dari game itu sendiri.

Pada permainan Peace Baker, siswa diberikan aset berupa dana tunai yang perlu dikelola dalam pembelian bahan pembuatan menu roti yang akan dibuat, setiap pemain memiliki misi sesuai dengan misi dari tokonya masin-masing.

Misi-misi ini beragam ada yang harus mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya, harus ada yang menjaga kualitas, ada yang sekedar berjalan karena sebagai toko warisan orang tua dan lain sebagainya.

Baca Juga: Disdik Depok Buka Pendaftaran Siswa Inklusi Jenjang SD Jalur Afirmasi

Pengaturan strategi dimulai ketika, peserta membeli bahan dengan harga yang beragam dari satu bahan yang sama.

Keberhasilan dapat dicapai dari kemampuan pengumpulan bahan yang sesuai pada kartu menu. Namun, ada misi besar dalam game ini yaitu menjadikan kota yang terdiri dari beragam toko tersebut berhasil membuat menu rotinya.

Tentu diperlukan strategi dalam membuat setiap pemain mencapai target yang mereka miliki. Kemampuan komunikasi dalam bernegosiasi bahan yang akan dibeli menjadi kunci penting keberhasilan kelompok.

Baca Juga: Pemkot Depok Kembali Raih Opini WTP, Sudah 13 Kali Berturut-turut

Game ini selain mengajarkan komunikasi, negosiasi, tetapi juga keberhasilan kelompok untuk mencapai kepentingan bersama.

Game Kedua yaitu Semester Baru, Game ini memainkan peranan sebagai siswa baik dan siswa pembully.

Ada jenis kartu aksi seperti berbuat baik dan perilaku bully, setiap pemain dapat berinteraksi dengan pemain lainnya menggunakan token yang mereka punya pada kartu pemain.

Baca Juga: PPDB 2024 Jenjang SMA/SMK di Jabar, Ini Syarat Umum dan Khusus, Persiapkan Dokumennya Dari Sekarang!

Pemain yang diberikan interaksi akan mendapat efek dari aksi yang diberikan oleh si pemberi token, Permainan ini menebak siapa pelaku pembully dari misi pada kartu peran yang mereka dapatkan.

Game ini mengajarkan, untuk mengubah pelaku pembully perlu aksi baik dari orang baik, jika orang baik disekitarnya hanya diam saja maka lingkungan toksik bukan hanya untuk si pembully tetapi juga berefek pada orang lainnya.

Game ini mengajarkan, untuk merubah suatu keadaan yang buruk dapat dilakukan dengan adanya orang baik yang beraksi.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Lepas Kloter Kedua Jamaah Calhaj, Jaga Kesehatan

Paska bermain game tentunya perlu melakukan refleksi tentang bagaimana perasaan mereka, apa yang mereka pahami dari permainan game, serta value apa yang terinternalisasi dan dapat mereka implikasikan dalam kehidupan mereka.

Semoga dari aktivitas ini mengajarkan siswa dalam membentuk kedamaian baik dalam diri sendiri maupun lingkungan disekitar mereka.

Penulis: Epong Utami (Kepala SMP School of Human dan Certified Trainer ROOTS)

Berita Terkait

Image

PLN Berbagi Kebahagiaan Bersama Santri di Ponpes As Syifa

Image

Polda Metro Jaya Beri Bantuan Pendidikan