Edukasi

Selain Tingkatkan Kesehatan, Kendaraan Listrik Berperan dalam Efisiensi Sektor Medis

Kendaraan listrik (EV) memainkan peran penting dalam sektor kesehatan karena membantu mengurangi emisi polusi udara.

RUZKA REPUBLIKA -- Kendaraan listrik (EV) memainkan peran penting dalam sektor kesehatan karena membantu mengurangi emisi polusi udara, yang berhubungan langsung dengan peningkatan masalah kesehatan seperti asma, penyakit pernapasan, dan gangguan kardiovaskular.

Dengan menurunkan polusi, EV mendukung lingkungan yang lebih bersih dan sehat, yang pada akhirnya mengurangi beban penyakit akibat pencemaran udara, terutama di kawasan perkotaan yang padat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selain itu, EV membantu mengurangi dampak perubahan iklim, yang dapat memicu peningkatan bencana alam dan penyakit terkait cuaca ekstrem.

Baca Juga: Depok Bertekad Zero Stunting, Gelar Aksi Bergizi dan Pastikan Pembagian Pangan Bergizi Sesuai Standar Kemenkes

Selain manfaat lingkungan, kendaraan listrik juga memberikan efisiensi yang lebih besar dalam operasional layanan kesehatan.

EV ambulans atau kendaraan medis dapat mengurangi biaya bahan bakar dan pemeliharaan, sehingga memungkinkan alokasi anggaran yang lebih baik untuk peralatan medis dan perawatan pasien.

Karena kendaraan listrik lebih tenang dan memiliki teknologi canggih, mereka juga menciptakan lingkungan transportasi yang lebih nyaman dan aman bagi pasien selama perjalanan darurat.

Baca Juga: KIT Global Gencarkan Solusi Marketing Berbasis AI dan Data, Percepat Pertumbuhan Bisnis

AstraZeneca di Indonesia berkomitmen mewujudkan Ambisi Nol Karbon perusahaan, salah satunya dengan melakukan transisi pada armada operasional dari kendaraan berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik ramah lingkungan di Indonesia sejak tahun lalu.

Pada Oktober 2023 lalu, AstraZeneca bersama dengan Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenk Marves) serta mitra lokal meluncurkan program transisi armada operasional AstraZeneca dengan proses transisi berlangsung secara bertahap hingga akhir tahun 2024.

Serta berdasarkan distribusi yang akan bergantung pada produksi kendaraan listrik dan kesiapan internal.

Baca Juga: Wali Kota Depok Isi Kajian Kitab Usai Subuh Berjamaah, Bedah Kitab Tenang Asal Muasal Maulid Nabi

Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay mengatakan bahwa ini merupakan komitmen perusahaan pada lingkungan untuk turut memimpin gerakan dekarbonisasi di sektor kesehatan.

Dimana hal ini ditandai oleh Janji Sustainable Healthcare bersejarah yang dipimpin oleh AstraZeneca selama sesi tematik perusahaan pada Indonesia Sustainability Forum 2023 dan berlanjut hingga Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.

“Terdapat bukti terbaru yang memproyeksikan jumlah kematian terkait panas dapat meningkat lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2050 jika kita tidak mengambil tindakan signifikan untuk melindungi planet ini. Kita sudah menyaksikan peningkatan tajam dalam kondisi jantung dan metabolik, kanker, serta penyakit pernapasan yang terkait dengan faktor lingkungan,” ungkap Esra dalam keterangan yang diterima, Ahad (15/09/2024).

Baca Juga: Aktor Adipati Dolken dan Tanta Ginting Raih Gelar Juara di Celebrity Pro AM Golf 2024

Sebagai bukti nyata perusahaan, AstraZeneca telah menargetkan transisi semua armada operasional di Indonesia ke kendaraan listrik atau EV selesai pada akhir tahun. Hingga Agustus, lebih dari 200 kendaraan atau 50 persen sudah dikonversi dengan EV.

"Estimasi pengurangan dari kendaraan operasional tersebut mencapai hingga 900-ton metrik emisi karbon dan kami mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bermitra bersama produsen kendaraan listrik lokal," jelas Esra.

Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca (27%), yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah salah satu agenda utama untuk mencapai target nol emisi Indonesia pada tahun 2060.

Baca Juga: Kelas Narasumber Edukatif SD Silaturahim Islamic School, Tema Perkembangan Teknologi dalam Bidang Kesehatan

Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan Kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau kendaraan roda dua harus mencapai 1,8 juta pada tahun 2025 dan 13 juta pada tahun 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.

Lebih lanjut Esra menyampaikan bahwa transisi armada AstraZeneca ke kendaraan listrik merupakan inisiatif keberlanjutan yang mencerminkan komitmen AstraZeneca terhadap Janji Sustainable Healthcare. Menurut dia, untuk memenuhi target layanan kesehatan nol karbon tidak bisa dilakukan sendirian.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menegaskan bahwa kegagalan melakukan transisi energi bisa berdampak negatif pada perekonomian nasional. Pasalnya, permintaan pasar global, termasuk domestik, kini semakin mengarah pada produk yang rendah emisi karbon.

Baca Juga: Efektif dan Ramah Lingkungan, Manfaat E-Labelling pada Produk Farmasi serta Kesehatan

"Jika kita tidak melaksanakan transisi energi di berbagai sektor, ini akan mengancam progres dari pertumbuhan ekonomi kita sendiri," terang Rahmat dalam acara Road to Indonesia International Sustainability Forum (ISF).

Bahkan Rachmat menyebut, upaya transisi menuju nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) harus dipercepat demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Langkah ini tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga sebagai strategi penting dalam mempercepat kemajuan ekonomi nasional. (***)

Penulis: Saeful Imam