Negara Maju Memasukkan Puisi ke Kurikulum Pendidikan
RUZKA REPUBLIKA – Negara-negara maju di dunia memasukkan puisi ke dalam kurikulum pendidikan karena kandungan manfaatnya. Sayangnya, seni yang tak ternilai harganya untuk umat manusia ini sudah agak dipinggirkan, termasuk di Indonesia.
Demikian disampaikan Dr Danny Sutanto, M.A, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) dalam percakapan dengan Ruzka Republika, Sabtu (27/07/2024).
Danny dimintai pendapatnya sehubungan perayaan Hari Puisi Indonesia yang dirayakan setiap 26 Juli. Ia adalah salah seorang pengurus Yayasan Hari Puisi (YHP) yang menjadi Ketua Penyelenggara Perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) ke-12 pada 2024 ini.
Baca Juga: Sunguard All-In-One Tantang Joe Taslim dan Randy Pangalila, Buktikan Cat Dinding Eksterior
Selanjutnya Danny mengatakan, pemerintah berkepentingan memberi perhatian khusus pada puisi karena memiliki manfaat yang besar bagi budaya suatu bangsa.
"Membaca dan menulis puisi dapat menumbuhkan empati dan koneksi dengan orang lain," tegas penerjemah sejumlah bahasa asing itu.
Puisi, lanjutnya, membantu kita memahami perspektif dan pengalaman yang beragam, menjembatani kesenjangan di antara orang dan budaya-budaya yang berbeda. Puisi dapat meningkatkan rasa empati dan toleransi.
Baca Juga: Job Fair Depok 2024, Hadirkan 40 Perusahaan dan 2.000 Lowongan Kerja
"Puisi juga menangkap esensi budaya dan momen-momen sejarah yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat, perjuangan, dan kemenangan, serta berfungsi sebagai catatan sejarah dan budaya," papar pria yang memiliki kedekatan dengan sejumlah penulis dari Portugis itu.
Yang tak kalah penting, ujar Danny, puisi dapat memperkaya keterampilan berbahasa, memperluas kosa kata, dan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif.
"Puisi mengajarkan kita tentang kekuatan kata-kata dan keindahan bahasa," ucapnya.
Baca Juga: IMERC UI Kunjungi Kedutaan Besar Maroko, Jajaki Kerjasama Riset dan Beasiswa
Menurut Danny, ditetapkannya hari puisi sebagai hari nasional nantinya diharapkan masyarakat semakin menyadari akan peran penting puisi untuk bangsa.
Dengan latar berbagai manfaat puisi itu, menurut Danny, sudah semestinya pemerintah memberikan apresiasi dengan menetapkan tanggal 26 Juli, hari lahirnya penyair Chairil Anwar, sebagai Hari Puisi Indonesia secara Nasional.
"Harapan saya, kalau sudah jadi agenda nasional, pendanaan untuk penyelenggaraan acara puisi ini bisa lebih signifikan dan lebih teratur diberikan setiap tahun," harapnya.
Baca Juga: Sastra Horor Antara Budaya, Ilmu Gaib, Hantu, Santet, Leak dan Suanggi
Dengan demikian, YHP dapat lebih tenang dan fokus membuat agenda acara yang menarik untuk masyarakat.
Dengan hadirnya pemerintah dalam menentukan setiap tanggal 26 sebagai Hari Puisi Indonesia, itu artinya pemerintah telah melanjutkan tradisi penyelenggaraan Acara Hari Puisi Indonesia yang sudah lebih 10 tahun diselenggarakan oleh YHP, sebagai bentuk apresiasi kepada para penyair Indonesia.
Salah satu contohnya, memberikan Anugerah Penyair Adiluhung untuk penyair yang dianggap sudah banyak berkontribusi pada dunia puisi nasional.
Baca Juga: Depok Gelar Festival Ortrad 2024 Depok Diikuti Ratusan Pelajar SD
Danny juga berharap, andai Hari Puisi Indonesia sudah menjadi agenda nasional pemerintah, pihaknya dapat mengadakan roadshow dengan melibatkan para penyair nasional ke sekolah-sekolah dan institusi pendidikan di seluruh Indonesia.
Kegiatan di dalamnya meliputi berbagai hal berkaitan dengan puisi, semisal pembacaan puisi, analisis puisi, pengenalan hidup dan karir para penyair terkenal dalam maupun luar negeri, panggung puisi, workshop penulisan puisi, dan lomba membaca puisi.
"Tujuan roadshow ini untuk menumbuhkan apresiasi terhadap puisi yang pada gilirannya akan membentuk manusia-manusia yang penuh empati, toleran, cerdas dan kritis," terang Danny antusias. (***)
Penulis: Herman Syahara