Info Kampus

Unas dan Pemkab Anambas Kembangkan Ekowisata Penguatan Komunitas Adat Maritim

Dekan FISIP Unas, Dr Erna Ermawati Chotim, M.Si (kanan) menyerahkan cindera mata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Anambas Effi (kiri), disaksikan Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris.

ruzka.republika.co.id--Universitas Nasional (Unas) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulaun Anambas, Provinsi Kepulauan Riau memperkuat pengembangan ekowisata berbasis penguatan komunitas adat maritim (Pekat Maritim).

Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana padanan kepada perguruan tinggi dan industri yang berkolaborasi dalam pengembangan inovasi melalui rencana kerja Kedaireka (Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka) Kemenristekdikti (Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi) tahun 2023.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dekan FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Unas, Dr Erna Ermawati Chotim, M.Si sebagai ketua tim kedaireka Unas mengusung gagasan dan implementasi sebuah model penguatan komunitas adat maritim.

Baca Juga: Potensi UMKM di Depok Bisa Lebih Diberdayakan ke Level Nasional hingga Mancanegara

Khususnya dalam meningkatkan pemberdayaan sosial budaya dan ekononomi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Anambas.

“Model Pekat Maritim ini merupakan terobosan gagasan dari Unas dan Pemkab Anambas untuk memastikan pengembangan pariwisata harus bersifat integral, holistik dan memenuhi prinsip-prinsip berbasis masyarakat, beridentitas, berkelanjutan, bertanggung jawab dan terpadu,” kata Dekan FISIP Unas, Dr Erna Ernawati di Jakarta dalam siaran pers yang diterima, Jumat (29/12/2023).

Menurutnya, melalui gagasan Model Pekat Maritim ini berusaha membangun kesadaran dan penguatan masyarakat local, sehingga pariwisata diharapkan dapat memberikan keuntungan dan kesejahteraan bagi masyarakat lokal.

Baca Juga: Festival Syair Internasional 2023, Pengenalan Kembali Sastra Klasik

Pengembangan ekowisata maritim harus terintegrasi dengan masyarakat lokal dengan seluruh nilai dan praktik budayanya sehingga pengembangan wisata tidak meninggalkan masyarakatnya.

Dikemukakan, kegiatan Kedaireka Pekat Maritim ini berisi serangkaian kegiatan, dimulai dari diskusi yang berisi pembangunan sumber daya, pemberdayaan berbasis masyarakat, penyusunan modul Pekat Maritim sekaligus pelatihan kepada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kabupaten Anambas.

Termasuk perumusan naskah akademik pengelolaan wisata maritim berbasis masyarakat dan budaya.

Baca Juga: Wah Keren! Ada Spot Tongkrongan Baru di Pancoran Mas Depok, Ini Fasilitasnya

“Rapat konsultasi untuk mendorong peraturan bupati sampai pada penyusunan RAD (Rencana Aksi Daerah) untuk dapat memastikan Pengelolaan Wisata Maritim Berbasis Masyarakat dan Budaya di Kabupaten Anambas bisa berjalan dan berkelanjutan,” jelas Erna.

Bupati Anambas Abdul Haris menyambut baik dan mendukung sepenuhnya kegiatan Kedaireka Pekat Maritim ini.

Komitmen ditunjukan pada kolaborasi dukungan dalam bentuk dana tunai maupun barang untuk penguatan komuntas adat maritim, sehingga memberikan pertumbuhan wisata sekaligus kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Baznas Depok Gelar Gebyar Akhir 2023, Berikan Sejumlah Penghargaan

Kegiatan ini masuk dalam KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik)-MBKM (Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, melibatkan mahasiswa dari lima program studi FISIP Unas, yakni Ilmu Politik, Hubungan Internasional, Sosiologi, Adminstrasi Publik dan Ilmu Komunikasi.

Mahasiswa terlibat langsung pada kegiatan perumusan dan implementasi Model Pekat Maritim.

Melalui kegiatan ini, kata Erna, para mahasiswa bisa terjun langsung pada pengembangan dan penguatan komunitas maritim, belajar pada masyarakat dengan berbagai karakteristik dan kompleksitasnya, belajar berbagi dan memecahkan masalah di tingkat riil.

“Kegiatan ini sangat kosntruktif bagi mahasiswa karena bisa membekali tidak saja pengetahuan, tapi keahlian yang akan sangat berguna bagi penguatan pembelajaran maupun pengalaman yang bisa dikembangkan di masa depan,” ungkap Erna.

Berita Terkait

Image

Analis Politik Unas, Petugas Partai Bertentangan dengan Konstitusi

Image

Ketika Ahli Tanaman Bakau Berbicara Tentang Orang Utan