Seminar Jakarta Siap Jadi Kota Global Saat Tak Lagi Berstatus Ibu Kota Negara
RUZKA REPUBLIKA -- Meski Ibu Kota Negara pindah, Jakarta akan tetap menjadi penopang ekonomi nasional, dan bertransformasi menjadi kota global.
Hak itu terungkap dalam seminar bertajuk “Jakarta Setelah Tak Lagi Ibu Kota".
"Seminar tersebut membahas pindahnya ibu kota negara Jakarta," kata Andhika Ajie, Kepala Sub-Bidang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Pemda) Jakarta, dalam seminar yang diadakan oleh Pusat Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI), Rabu (08/05/2024) lalu, di Gedung IASTH UI Kampus Salemba.
Dalam seminar bertajuk “Jakarta Setelah Tak Lagi Ibu Kota”, Ajie bersama para praktisi, akademisi, dan puluhan mahasiswa.
Mendiskusikan peluang transformasi Jakarta menjadi daerah otonom, pusat ekonomi nasional, dan kota global.
Transformasi Jakarta dari ibu kota menjadi pusat global menghadirkan berbagai tantangan sekaligus peluang. Dengan mengatasi tantangan dan merangkul potensi ekonominya, Jakarta dapat muncul sebagai kota metropolis yang dinamis, berkelanjutan, dan kompetitif secara global.
Baca Juga: Disdik Depok Buka Pra Pendaftaran PPDB TK, SD dan SMP, Cek Tutorialnya
Menurut Ajie, Jakarta memiliki keunggulan strategis, termasuk profil demografi, tenaga kerja terampil, dan standar hidup yang tinggi. Oleh karena itu, status Jakarta sebagai barometer ekonomi nasional harus dipertahankan, bahkan setelah pemindahan ibu kota.
“Jakarta penyumbang 16,77% perekonomian nasional, kalau digabung dengan Jabodetabekjur, kontribusinya hampir mencapai 30% ekonomi nasional. IPM (indeks pembangunan manusia)-nya tertinggi se-Indonesia dan setiap tahunnya membaik. Karena itu, sebagai kota global, Jakarta jangan jadi kota transit. Ia harus menyediakan ruang nyaman untuk dihuni, spot-spot menarik, serta sering menyelenggarakan event-event internasional,” jelasnya.
Dalam upaya menjadi kota global, ada banyak tantangan internal dan eksternal yang perlu diantisipasi Jakarta, mulai dari kepadatan dan mobilitas penduduk hingga gejolak ketidakstabilan global yang berpengaruh pada perekonomian.
Baca Juga: Gelaran Sedekah Hutan UI 2024, Libatkan Puluhan Penari dan Penanaman Pohon Secara Massal
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta, Heru Hermawanto, mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan dipersiapkan oleh Jakarta dalam transisinya, terutama terkait masalah dasar seperti pengelolaan air dan sampah, serta penyediaan hunian terjangkau.
Heru menganjurkan diterapkannya pendekatan pembangunan perkotaan berbasis masyarakat, sehingga standar kota global yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik daerahnya. Oleh sebab itu, pendidikan berperan penting dalam melahirkan warga Jakarta yang berdaya saing global.
Pendidikan harus mudah diakses dan terjangkau agar warga Jakarta memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan. “Untuk menjadi kota global, kita harus menglobalkan masyarakat terlebih dahulu, dimulai dengan pendidikan,” terangnya.
Selain pendidikan, para panelis juga membahas pentingnya penerapan digitalisasi, penyediaan lingkungan tinggal layak huni, serta peningkatan keberlanjutan lingkungan di kota global.
Salah seorang panelis bernama Wiliam yang merupakan mahasiswa SKSG UI menyoroti rencana keberlanjutan kota Jakarta. Menurutnya, Sustainable Development Goals (SDGs) dapat dicapai melalui kebijakan di tingkat eksekutif/legislatif/regional/nasional.
Sementara itu, Prof Ir Gunawan Tjahjono, Guru Besar Fakultas Teknik UI berpendapat bahwa indeks pembangunan manusia merupakan salah satu indikator penting keberhasilan Jakarta sebagai kota global.
Baca Juga: Pengamat Selamat Ginting: Jurnalisme Investigasi Berkontribusi Terhadap Pemerintahan Demokratis
Ia mengatakan, “Meskipun pembangunan infrastruktur banyak, tujuan pembangunan kita adalah manusianya. Kita harus bisa menciptakan kota global yang tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya.”
Pada diskusi tersebut, para panelis juga mengulas perlunya menumbuhkan ekosistem inovasi dan riset agar Jakarta dapat bersaing dengan kota global lainnya.
Transformasi Jakarta dari ibu kota menjadi kota global merupakan perjalanan panjang penuh tantangan. Namun, dengan perencanaan yang matang, kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, serta komitmen untuk mengatasi berbagai hambatan, Jakarta memiliki potensi untuk menjadi kota global yang inklusif, berkelanjutan, dan menyejahterakan rakyat. (***)