Info Kampus

Belajar Berpikir Kritis dan Pecahkan Masalah Kompleks, Ini Alasan Kuliah di Bidang IT Sangat Prospektif

Empat mahasiswa President University berhasil sapu bersih medali di Global Hackathon Startup Competition Korea yang diikuti 14 universitas dari 10 negara.

RUZKA REPUBLIKA -- Kuliah di bidang IT sangat prospektif karena teknologi informasi terus berkembang pesat dan semakin menjadi tulang punggung berbagai industri.

Lulusan IT memiliki peluang karier yang luas, mulai dari pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, hingga manajemen data dan jaringan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di era transformasi digital ini, permintaan terhadap tenaga ahli IT terus meningkat seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk mengintegrasikan teknologi dalam operasional mereka. Bahkan, profesi di bidang IT sering kali menawarkan kompensasi yang tinggi serta peluang kerja di berbagai sektor, termasuk fintech, kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan.

Baca Juga: Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu

Selain itu, bidang IT menawarkan fleksibilitas karier dan peluang inovasi yang besar. Mahasiswa IT tidak hanya dibekali dengan kemampuan teknis, tetapi juga diajarkan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah yang kompleks.

Hal ini menjadikan mereka kandidat yang kuat untuk berbagai posisi strategis dalam perusahaan berbasis teknologi maupun startup.

Dengan perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things (IoT), lulusan IT memiliki prospek karier yang dinamis dan relevan di masa depan.

Baca Juga: Pelaksanaan Supervisi Kelas sebagai Upaya Quality Assurance di SMP-SMA School Of Human

Empat mahasiswa President University berhasil sapu bersih medali di Global Hackathon Startup Competition Korea yang diikuti 14 universitas dari 10 negara.

Mahasiswa President University berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang kompetisi internasional Global Hackathon Startup yang berlangsung di Korea pada 24 hingga 26 September 2024.

Empat mahasiswa dari kampus berstandar internasional yang berlokasi di Kota Mandiri Jababeka, Cikarang tersebut menyapu bersih seluruh medali di kategori kompetisi yang diselenggarakan oleh Chung-Ang University, kampus Top Tear di Korea yang masuk dalam jajaran kampus World Class Top 300-an ranking dunia.

Baca Juga: Gandeng IX Internasional, Matrix NAP Info Kembali Gelar MAIN Event 2024, Perkuat Industri Telekomunikasi Indonesia

Keempat mahasiswa tersebut ialah Kevin Lavpienji Nainggolan dari Prodi CIT Informatics meraih Gold Prize, Indyla Bayu Pramesti dari Prodi MGT - Management meraih Silver Prize, kemudian Halim Putra Prabowo dari Prodi CIS - Information System mendapat Bronze Prize, dan terakhir Daniella Elizabeth Rachel Manor dari Prodi VCD - Visual Communication Design mendapat Special Prize.

"Award ini sungguh sebuah kehormatan besar buat saya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus karena diberikan kesempatan untuk menjadi gold prize awardee di hackathon ini," jelas Kevin, mahasiswa Teknik Informatika President University angkatan tahun 2022, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (27/09/2024).

Menurutnya, banyak sekali tantangan yang dihadapi dalam hackathon kali ini.ya memiliki kelompok yang di mana anggotanya berasal dari bermacam-macam negara. Dalam setiap berdiskusi, terkadang kami terhalang dengan language barrier. Namun saya senang akhirnya dapat bekerja sama membentuk sebuah aplikasi bernama "SPEAKEASE", yaitu aplikasi yang dapat membantu memulihkan mental health anak-anak yang memiliki keterbatasan dalam berbicara," jelas Kevin.

Baca Juga: Ratusan Personil TNI-Polri Siap Amankan Pilkada Depok 2024

Aplikasi ini memiliki beberapa fitur, pertama adalah chatbot yang memiliki model untuk dapat mengerti dengan mudah perkataan yang diberikan oleh language disorder kid.

Chatbot ini memiliki tujuan untuk dapat memberikan dukungan verbal kepada mereka yang mungkin memiliki hari yang buruk. Jadi, chatbot ini akan memberikan dukungan emosi dari setiap anak yang menggunakan service ini.

"Kami membuat chatbotnya memiliki tampilan karakter kartun agar dapat memberikan kesan menarik. Lalu, orang tua dapat memantau perkembangan emosi yang dimiliki anaknya melalui perekaman data dari percakapan antara anak dan chatbot. Orang tua juga bisa mendapatkan guidance dari data-data artikel/paper yang disediakan. Orang tua juga bisa mendapatkan fitur komunitas yang bisa menjadi tempat untuk saling memberikan saran. Fitur ini dapat memberikan informasi berupa lokasi bagi pengguna yang memiliki nearest location," terang Kevin.

Baca Juga: Ini Caranya Cegah Strok dengan Gamma Oryzanol

Ke depannya, Kevin berharap inovasinya tidak berhenti sebatas kompetisi saja melainkan dapat mengembangkan proyek Startup-nya menjadi sesuatu yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lebih banyak orang.

"Saya juga berharap bisa memotivasi mahasiswa lain untuk terus berjuang, berinovasi, dan percaya bahwa kesempatan besar bisa datang dari mana saja asalkan kita berani mencoba. Semoga pencapaian ini juga menjadi dorongan bagi generasi muda Indonesia untuk lebih aktif dalam kompetisi global dan membawa nama bangsa ke kancah internasional," ungkapnya.

Wakil Rektor Akademik, Riset, dan Inovasi President University, Dr Adhi Setyo Santoso, ST, MBA yang turut mendampingi para mahasiswa menyampaikan apresiasi kepada keempat mahasiswanya yang memenangi kompetisi dengan berhasil mengatasi seluruh tantangan yang ada.

Baca Juga: Realisasi PBB-P2 Capai 84 Persen, BKD Optimistis Lampaui Target

"Menariknya, di kompetisi ini, para mahasiswa kita itu timnya bukan sesama Presiden University saja. Tapi mereka harus membentuk startup dengan mahasiswa lain di negara yang berbeda-beda. Nah kebetulan ini kayak yang juara 1, Kelvin ini, Dia bikin startupnya sama mahasiswa dari Korea, Thailand dan Vietnam. Nah ini, Challenge terbesar yang dihadapin. Mereka mesti membuat inovasi dalam waktu kurang dari 3 hari. Dan inovasinya itu dibuat bersama orang-orang yang baru mereka kenal," jelas Adhi.

Dengan hasil ini, menurutnya menunjukkan metode ajar dan kurikulum yang dikembangkan oleh President University yang berfokus pada inovasi berhasil meningkatkan kemampuan dan daya saing para mahasiswa.

"Alhamdulillah, Winning Mentality mahasiswa President University sudah terbentuk. Dengan bekal dasar dari pendidikan yang kita terapkan, dengan bahasa inggris yang excellent terbukti mampu membentuk mereka menjadi seorang yang profesional dan siap presentasi, berdiskusi tentang keilmuannya bersama orang asing, orang-orang yang baru dikenalnya dengan latar belakang negara yang berbeda-beda," jelas Adhi.

Baca Juga: Satgas Dinas PUPR Depok Kolaborasi dengan DKJ, Angkut Sampah di Perbatasan

"Dan hasil ini sekali lagi menjadi sebuah refleksi dari seluruh proses pembelajaran perkuliahan yang kita berikan. Seperti Portofolio Building Curriculum yang berbasis pada Real Work Practice sejak masa perkuliahan melalui kompetisi dan program internship (praktik kerja). Tujuannya kampus ingin memproduksi lulusan yang handal dan profesional, yang nantinya saat mereka menyelesaikan perkuliahan selama tiga tahun CV nya akan sebagus orang yang sudah kerja profesional selama setahun," terang Adhi.

Sebagai informasi, dalam Global Startup Hackathon Korea 2024 ini sendiri President University merupakan satu-satunya kampus di Indonesia yang bersaing dengan 14 Universitas dunia yang berasal dari Negara Korea (tuan rumah-red), Thailand, Vietnam, Laos, Bangladesh, India Hungaria dan kampus-kampus dari negara-negara di Uni Eropa. (***)