Info Kampus
FIB UI Gelar Serangkaian Pengmas dan Penelitian Budaya Sumba
RUZKA REPUBLIKA -- Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (Pengmas) FIB UI selama periode Agustus hingga Oktober 2024 menggelar serangkaian program pengabdian masyarakat untuk budaya Sumba.t
Giat dipimpin 4 dosen FIB UI dan diikuti mahasiswa yakni Joanna Abigail, Cut Zahara, Naura Nevitha, Sadina Prasetya dan Najwa Sihombing.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Tradisi Sumba yang menjadi bagian dari program penelitian dan pengmas salah satunya adalah adat Marapu, yang menjadi simbol hadirnya “suka dan duka” dalam tradisi pemakaman keluarga di Sumba.
Baca Juga: UMKM Mampang Depok Belajar Buat Kemasan Produk Menarik
"Keluarga berduka, karena salah satu anggota keluarga meninggal, tetapi keluarga juga bersuka, karena kehadiran tamu yang berdatangan membawa hewan-hewan persembahan, sekaligus wujud gotong royong di antara warga. Adat Marapu, merupakan simbol penghormatan bagi orang yang meninggal,” ujar Hendra Kaprisma, pimpinan tim pengmas FIB UI dalam keterangan yang diterima, Rabu (02/10/2024).
Persembahan tersebut dipercaya akan menemani arwah seseorang yang meninggal di Surga Marapu. Tamu yang membawa hewan persembahan akan menarikan tarian Ronggeng, oleh laki-laki sambil mengangkat parang, dan perempuan membawakan tarian penyambutan, diiringi nyanyian Pakalaka, dengan alat musik tradisional khas Sumba.
"Tuan rumah berbaris menyambut tamu dan memberikan sirih pinang sebagai tanda penghormatan. Warga di Sumba masih menganut tradisi Megalitikum, dengan menguburkan jenazah di kuburan batu. Di Indonesia hanya ada 3 kebudayaan yang masih menganut tradisi tersebut yaitu Nias, Toraja, dan Sumba,” jelas Diah Kartini Lasman, Dosen Prodi Perancis FIB UI.
Baca Juga: Antisipasi Demam Berdarah, Puskesmas Mekarsari Depok Gencarkan Gerakan 3M Plus
Para pengabdi FIB UI di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur ini, juga melakukan pembagian buku-buku maupun gawai bekas layak pakai kepada murid di SMP Katolik St Albertus Agung Ello.
"Masih terdapat murid di sekolah ini, yang masih belum lancar membaca dan berhitung, tim FIB UI pun hadir untuk memberikan pengajaran,” terang Suma Riella Rusdiarti, Dosen Prodi Perancis FIB UI.
Rangkaian kegiatan pengmas ditutup dengan “Diseminasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat FIB UI: Gelar Wicara bertajuk “Mata Air dalam Budaya Sumba”.
Baca Juga: Dinas PUPR Depok Terjunkan Alat Berat Normalisasi Situ Bojongsari
Kegiatan ini menghadirkan Kristoper Bili, perwakilan dari Yayasan Rumah Seni Wanno, dari Sumba sebagai pembicara.
"Dilakukan penayangan video dokumentasi kegiatan di Sumba, seperti kunjungan ke mata air sakral di Kampung Situs Nderi Kambajawa, Sumba Tengah, yang dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Kristoper Bili,” ungkap Hendra Kaprisma, yang juga Dosen Prodi Rusia FIB UI.
Diskusi budaya tentang mata air di Sumba, tidak hanya menjelaskan tentang mata air yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat, tetapi juga bagian dari makna spiritual. Peserta juga disuguhkan kisah Adat Marapu yang masih kental dan rutin dilaksanakan di Sumba.
Baca Juga: Kisah Sukses Mahasiswa yang Sukses Kuliah Sambil Bekerja menjadi Kurir dengan Platform Digital ini
"Harapannya, kearifan lokal di Sumba terus terjaga, dan mendorong partisipasi berbagai pihak untuk bekerja sama dalam pelestarian lingkungan di Sumba,” pungkas Suma Riella Rusdiarti. (***)
