Nasional

Komisi IX DPR dan BKKBN Edukasi Percepatan Penurunan Stunting di Depok

Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto saat edukasi penurunan stunting di Kota Depok.

ruzka.republika.co.id--Komisi IX DPR RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) gencar memberikan edukasi kepada masyarakat seluruh usia untuk peduli lakukan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Depok.

Sebanyak 300 warga Kota Depok yang dikoordinir Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok mendapat edukasi dari Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto di Gedung MUI Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Wenny, Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2045. Bonus demografi itu sendiri adalah suatu kondisi di mana mayoritas penduduknya berada dalam usia produktif mulai umur 15 tahun sampai 64 tahun.

Baca Juga: Ramai Hujatan, Iqbaal Ramadhan Ungkapkan Permintaan Maaf, Ada apa?

"Namun sayangnya bonus demografi ini bisa terhambat dan terancam gagal karena tingginya angka stunting di Indonesia yang pada tahun 2021 lalu ini sekitar 24,4 persen," jelas Wenny dalam siaran pers yang diterima, Kamis (13/12/2023).

Wenny melanjutkan Kondisi seperti ini mengakibatkan Presiden Jokowi meminta kepada BKKBN untuk menjadi leader secara nasional dalam pencegahan dan penurunan stunting tahun 2024 nanti menjadi 14 persen.

“Presiden Joko Widodo telah menetapkan Indonesia harus bisa menekan stunting menjadi 14 persen. Pada 2021, posisinya masih 24,4 persen secara nasional. Ini berarti satu dari empat anak Indonesia tercatat stunting,” terangnya.

Baca Juga: Pementasan Teater Sastra UI, Komedi Lurah Koplak

Lebih jauh Wenny menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Nah, percepatan penurunan stunting merupakan upaya intervensi yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa.

“Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yaitu mulai pada 1000 hari pertama,” ungkap politisi dari Partai Golkar ini.

Baca Juga: PLN Icon Plus Goes to School, Komitmen Kenalkan Industri Telekomunikasi

Tak lupa Wenny Haryanto memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok karena angka stunting Kota Depok terendah se-jawa Barat dengan nilai 12,3 persen.

“Meski demikian DP3AP2KB Kota Depok jangan lengah dan tetap harus berusaha menurunkan stunting sampai 0 persen,” harapnya.

Selanjutnya Wenny Haryanto mendiktekan secara pelan-pelan kepada peserta yang hadir mengenai ciri-ciri stunting serta bagaimana cara mencegah stunting.

Baca Juga: Ini Dua Acara Sastra Akhir Tahun di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin TIM

“Jangan lupa bagi ibu-ibu sehabis menceboki anaknya untuk segera cuci tangan pakai sabun. Lalu jangan biasakan anak tidak memakai celana dan hindari anak dari asap rokok,” pesan Wenny Haryanto.

Kepala DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengungkapkan, mencegah stunting itu penting jangan pening, ibarat Ayu tingting makan Opak, yang penting kita kompak dalam penanganan stunting.

“Peran penguatan keluarga bukan hanya peran ibu-ibu tapi juga bapak-bapak, tokoh agama, tokoh masyarakat, guru ngaji, guru sekolah dan semua pihak,” harapannya.

Reporter: Bambang Banguntopo

Berita Terkait

Image

Pemkot Depok Targetkan Layani Ribuan Akseptor KB Baru