News

Depok Darurat DBD, 723 kasus dan 2 Meninggal

Pencegahan DBD dengan penyemprotan sarang nyamuk.

RUZKA REPUBLIKA -- Kota Depok saat ini bisa di bilang sudah masuk darurat penyakit Demam Berdarah (DBD).

Akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dilaporkan terdapat 723 kasus penyakit DBD dan 2 orang meninggal dunia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, kasus DBD terus meningkat terhitung sejak awal tahun hingga April 2024.

Baca Juga: Ini Hasil Seleksi Talentscouting UI: 625 Calon Mahasiswa Baru dari 15 Provinsi di Indonesia dan 2 dari Luar Negeri

" Untuk pencegahan DBD, masyarakat diminta melakukan tindakan preventif," kata Kepala Dinkes Kota Depok, Mari Liziawati dalam keterangan yang diterima, Jumat (19/04/2024).

Dia mengakui, peningkatan kasus DBD paling tinggi itu tercatat pada Maret yang jumlahnya meningkat signifikan apabila dibandingkan dengan Januari dan Februari 2024.

"Pada Januari, kasusnya ada 202, kemudian di Februari ada 328 kasus, dan Maret naik menjadi 723 kasus," terang Mary.

Baca Juga: Musrenbang, Wali Kota Depok Targetkan 90 Persen Rencana Pembangunan Terealisasi

Menurut Mary, jmlah kasus DBD itu belum termasuk laporan yang masuk pada April 2024. Sebab, rekapitulasi atau pendataan akan dilakukan pada akhir bulan dan awal bulan berikutnya.

"Ratusan pasien yang terserang penyakit DBD itu terdiri atas berbagai kategori usia, termasuk anak-anak hingga kaum lanjut usia (Lansia). Ini menjadi perhatian kita semua, kasus ini cukup merata. Jadi bisa terjadi kepada anak anak, orang dewasa, maupunl Lansia," jelasnya.

Dia meminta, masyarakat melakukan tindakan preventif dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), 3 M plus, hingga Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB).

Baca Juga: Usia Terlalu Muda atau Terlalu Tua Salah Satu Penyebab Risiko Kehamilan Tinggi

"Jadi, kami berharapuntuk berupaya melakukan PSN, 3M plus, hingga PJB," harap Mary.

Berdasarkan karakteristiknya, diprediksi, kebanyakan kasus DBD di Kota Depok itu terjadi saat penderitanya melakukan aktifitas di siang hari seperti sekolah hingga kerja.

"Nyamuk Aedes Aegypthi ini merupakan nyamuk yang menggigit di siang hari, atau siang menjelang sore. Jadi, kemungkinan para penderita DBD ini terkena gigitan nyamuknya pada saat beraktifitas seperti anak sekolah, mungkin juga di luar sekolah, untuk usia produktif mungkin di tempat kerja, dan sebagainya," ungkap Mary.

Baca Juga: Kemenag Depok Mulai Gelar Bimbingan Manasik Haji, Catat Tanggalnya

Diungkapkan Mary, terdapat dua warga Kota Depok yang meninggal dunia akibat terserang penyakit DBD pada tahun ini. Bahkan, satu diantaranya masih berusia anak-anak.

"Untuk kasus meninggal ada satu di Januari, kemudian di Februari dan Maret tidak ada. Tapi saya terima laporan di April ini, ada satu yang meninggal," ungkapnya. (***)

Berita Terkait

Image

Pemkot Depok Bentuk CSIRT, Dapat Mendukung SPBE yang Lebih Aman

Image

Depok Ikuti Launching CSIRT 2024, Perkuat Keamanan Siber

Image

17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka, Tapi Depok Lebih Dulu Merdeka, Begini Ceritanya