Edukasi

Cyberbullying Harus Diperangi

E. RIzky Wulandari, Dosen STIKOSA AWS.
E. RIzky Wulandari, Dosen STIKOSA AWS.

ruzka.republika.co.id - Cyberbullying (perundungan dunia maya) adalah perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Umumnya, tindakan ini media sosial, game online dan berbagai macam platform lainnya.

Cyberbullying merupakan perilaku agresif dan bertujuan yang dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan media elektronik.

Dilakukan secara berulang-ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bullying secara langsung atau tatap muka dan cyberbullying seringkali dapat terjadi secara bersamaan. Namun, cyberbullying meninggalkan jejak digital – sebuah rekaman atau catatan yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku salah ini.

Sama seperti bullying, cyberbullying atau perundungan siber juga harus diperangi. Tidak hanya orang dewasa, tindakan tak terpuji ini pun bisa dialami oleh anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.

Sebagai orangtua, Anda memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengontrol cara anak untuk menggunakan internet dan gawainya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi menggelar program webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema“Menghindari Cyber Bullying.”

Desto, Key Opinion Leader.
Desto, Key Opinion Leader.

E. RIzky Wulandari, Dosen STIKOSA AWS, mengatakan cyber bullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental), dengan menggunakan media digital.

"Cyber Bullying dapat memunculkan rasa takut si korban. Bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata/offline. Perlu adanya etika yang diajarkan agar generasi sekarang ini tidak menjadi pelaku cyber bullying," papar Rizky.

Desto, selaku Key Opinion Leader menambahkan, penyebab pelaku melakukan cyber bullying antara lain kurang empatinya pelaku terhadap kondisi yang terjadi oleh orang lain.

"Terlalu bebasnya media sosial juga mempengaruhi mereka untuk bertindak bebas dan tidak takut untuk tertangkap, kemudian pelaku juga tidak pernah merasakan apa yang terjadi terhadap korban,”ujar Desto.

Lalu bagaimana menghindari cyber bullying?

Cyber bullying bisa dihindari dengan cara blok akun pelaku bullying, lalu keluar dari grup atau platform tempat perundungan. Itu kata Muhajir, Dosen Komunikasi IAI Pasuruan, sebagai pemateri terakhir .

Sejurus kemudian, lanjutnya, laporkan akun pelaku ke platform atau website terkait. "Ceritakan perlakuan yang Anda terima ke orang kepercayaan, dan simpan bukti-bukti perundungan, lalu laporkan ke pihak berwajib,” pungkas Muhajir.

Sampaikan kepada anak-anak, aturan ini berlaku di kehidupan nyata maupun di dunia maya. Dorong mereka untuk senantiasa bertanya pada diri sendiri, mengenai efek yang akan dirasakan, apabila menerima pesan-pesan negatif dari orang lain.

Sampaikan pula untuk berhati-hati dalam mengirimkan candaan kepada penerima pesan. Sebab, ada kalanya penerima pesan memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang candaan yang dikirimkan.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru.

Untuk info kegiatan Literasi Digital lainnya, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo, atau ke website info.literasidigital.id.

#LiterasiDigitalSiberkreasi #LiterasiDigital #SiberKreasi #MakinCakapDigital #Permataberlian. * (Yayan)

Berita Terkait

Image

Disperdagin Depok Dorong Digitalisasi Transaksi untuk Meningkatkan Penjualan

Image

ASN di Pemkot Depok Diminta Aktif di Media Sosial

Image

Media Sosial Mengubah Sesuatu yang Rumit Jadi Ringkas