Transformasi Tata Kelola Keuangan dan Layanan Pelanggan, Kunci Sukses Kinerja PLN Sepanjang Sejarah
ruzka.republika.co.id--Usai pandemi Covid-19, PT PLN (Persero) tetap mampu membukukan laba bersih Rp 14,4 Triliun pada tahun 2022. Raihan ini buah dari transformasi tata kelola keuangan yang prudent akuntabel, efektif dan efisien serta pelayanan pelanggan yang semakin mudah dan cepat.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan melalui berbagai program inovatif seperti cash war room, spend control tower, centralized payment dan centralized planning, PLN menciptakan visibilitas yang tinggi sekaligus menjaga efisiensi di titik paling optimal. Sehingga mampu memastikan finansial perusahaan menjadi lebih sehat dan sustain.
“Melalui strategi proactive debt management, kami mempercepat pembayaran pokok utang bahkan sebelum jatuh tempo,” ujar Darmawan dalam keterangan yang diterima, Kamis (04/05/2023).
Lanjut Darmawan, inisiatif tersebut mampu mengurangi beban bunga dan keuangan sebesar Rp 10 triliun dalam dua tahun terakhir. Dari yang awalnya sebesar Rp 27 triliun di 2020, menjadi Rp 20 triliun di 2021 dan kembali turun menjadi Rp 17 triliun di 2022. Dengan performa ini PLN mendapatkan penghargaan debitur terbaik dari Kementerian Keuangan selama 3 tahun berturut-turut sejak 2020, 2021, dan 2022.
"Kami menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang telah melakukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 159/2022 tentang tata cara penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban dana kompensasi. Hal ini membuat pembayaran dana kompensasi bagi perusahaan menjadi lebih cepat dan berdampak pada perbaikan arus kas operasi perusahaan,” jelas Darmawan.
Darmawan memaparkan, tak hanya melakukan transformasi tata kelola keuangan, PLN terus bertransformasi secara paripurna. Di tengah harga komoditas energi primer yang melonjak signifikan, PLN berhasil membangun tata kelola energi primer dengan menciptakan sistem monitoring digital yang terintegrasi dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM. PLN mengubah sistem pengawasan energi primer dari sebelumnya berfokus pada titik bongkar menjadi berfokus pada titik muat.
Sehingga kini, rantai pasok energi primer jauh lebih kokoh dari tahun-tahun sebelumnya, dengan ketersediaan di atas 20 Hari Operasi (HoP).Selain meningkatkan keandalan pasokan listrik bagi pelanggan, PLN juga membangun sistem pelayanan pelanggan yang mudah, cepat dan terintegrasi melalui Super Apps PLN Mobile. Aplikasi ini memiliki berbagai fitur mulai dari layanan pasang baru, tambah daya, dan pengaduan pelanggan terintegrasi dalam satu platform.
"Dulu, proses bisnis di layanan pelanggan PLN sangat kompleks, berbelit, terfragmentasi dan semua dilakukan secara manual. Sistem lama ini membuat layanan menjadi lambat, tak tercatat dengan baik dan tak terukur. Pelanggan juga tidak bisa melakukan komunikasi langsung dengan PLN," paparnya.
Lanjut Darmawan, nelalui transformasi, PLN meringkas, menyederhanakan dan mendigitalisasi proses bisnis layanan. Hasilnya, semua proses bisnis mampu dipantau secara real time. PLN juga menyediakan ruang komunikasi dalam sistem digital. Seluruh kendala maupun tantangan mampu direspons cepat oleh perusahaan sehingga menghasilkan layanan yang lebih cepat.
Melalui inovasi digital pelayanan yang sebelumnya banyak dikeluhkan oleh pelanggan ini, PLN mampu memangkas response time dalam memberikan layanan penanganan gangguan kepada pelanggan dari rata-rata 56 menit pada 2021 menjadi 24 menit pada 2022.
“PLN Mobile bukan sekedar aplikasi saja, kini menjadi one stop services kebutuhan masyarakat mulai dari layanan kelistrikan, layanan kendaraan listrik, hingga layanan internet. Lewat PLN Mobile, masyarakat makin efisien waktu dan mampu mendapatkan layanan tercepat dari PLN,” terang Darmawan.
Tak ayal, hanya dalam waktu 2 tahun, PLN Mobile kini telah di download oleh lebih dari 39 juta pengguna, dengan skor rating mencapai 4,9.
"Bahkan, jika melihat di Play Store dan App Store, aplikasi ini menjelma menjadi salah satu aplikasi pelayanan publik terbaik di Asia, bahkan dunia," pungkas Darmawan. (Rusdy Nurdiansyah)