UI Bahas Sistem Transportasi Darat yang Terintegrasi Cerdas dan Berkelanjutan
RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) sukses mempergelarkan Seminar Internasional bertajuk “Sistem Transportasi Darat Indonesia Terintegrasi, Cerdas, dan Berkelanjutan” di Balai Sidang, Kampus UI Depok, Kamis (10/10/2024).
Seminar yang dibuka oleh Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi ini, diisi dengan rangkaian kegiatan diantaranya peluncuran dan penyerahan Buku Putih Evaluasi Capaian Kinerja Transportasi Darat oleh Direktur SKSG UI, Athor Subroto, PhD.
Buku Putih tersebut merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh Tim Peneliti SKSG UI bekerja sama dengan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan melalui Pusat Kebijakan Lalu Lintas, Angkutan, dan Transportasi Perkotaan (LLATP).
Buku ini berisi gambaran mengenai kinerja sektor transportasi darat selama satu dekade, termasuk analisis capaian, tantangan yang dihadapi, serta rencana atau rekomendasi perbaikan di masa depan.
Seminar yang dihadiri sebanyak 255 peserta, dipimpin oleh Lin Yola, PhD dan melibatkan sejumlah narasumber ternama di sektor transportasi, yakni Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Irjen Pol Risyapudin Nursin, Menteri Bappenas 2016-1019 dan Kepala BRIN 2019-2021, Prof Bambang Brodjonegoro serta tokoh akademisi dan praktisi, Prof Sutanto Soehodho, Prof Ir Evawani Ellisadari, serta pakar dari The University of Tokyo, Dinesh Manandhar.
Dalam satu dekade terakhir, pemerintah telah berupaya meningkatkan infrastruktur transportasi darat terintegrasi melalui pembangunan dan rehabilitasi terminal penumpang dan barang serta fasilitas dermaga penyebrangan.
Sebanyak 59, diantaranya 6 terminal baru dan 53 terminal di rehabilitasi yang dibangun untuk mendukung konektivitas masyarakat, terutama di wilayah tertinggal, terluar, dan terisolasi.
"Terminal ini tidak hanya berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang tetapi juga sebagai tempat untuk memastikan keselamatan kendaraan dan pengemudi melalui Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Terminal-terminal ini juga memberikan ruang bagi pelaku UMKM yang membantu meningkatkan perekonomian lokal," jelas Irjen Pol Risyapudin.
Tidak hanya sistem transportasi terintegrasi, Prof. Bambang juga membahas pentingnya sistem transportasi yang cerdas dan berkelanjutan untuk mendukung misi global ramah lingkungan.
Ia menekankan urbanisasi seringkali menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca dari transportasi, sehingga perlu sinkronisasi pengembangan transportasi melalui penerapan teknologi yang efisien.
"Kemajuan digital saat ini, memungkinkan sistem transportasi dapat dikelola lebih baik, agar terciptanya sistem transportasi yang cerdas dan berkelanjutan. Ini menjadi salah satu bagian penting dari konsep Smart City," papar Pro Bambang.
Athor Subroto menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur, layanan dan fasilitas transportasi menjadi suatu prioritas yang dapat meningkatkan konektivitas antar pulau dan wilayah.
Menurutnya, akan lebih banyak melihat kearifan lokal terakomodasi dengan baik melalui pelibatan teknologi buatan yang cerdas, mendorong lebih banyak inovasi yang harus dilakukan. Namun, tetap memprioritaskan integrasi antar satu moda transportasi dengan yang lainnya.
Lebih lanjut, Prof. Sutanto dan Prof Ir Evawani, menanggapi hasil kajian yang telah disusun oleh SKSG UI.
Kedua pakar tersebut berbagi pengalaman dan perspektif terkait pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan.
Prof Sutanto menilai terdapat berbagai tantangan dan peluang dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, hingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia di masa depan.
Selain menghadirkan para pakar dan praktisi dalam diskusi strategis, seminar ini juga menghadirkan berbagai side events, seperti lomba penulisan esai pendek, lomba fotografi, photo booth, penampilan spesial dari Fani Vanila KDI and Friends, serta pengundian hadiah menarik bagi para peserta, termasuk kartu e-money, helm, hingga Grand Prize berupa dua sepeda listrik. (***)