Galeri

Memanusiakan Manusia melalui Seni

Pagelaran seni bertajuk Poetry for Humanities yang di gelar Makara Art Center bersama Komunitas World Poetry Movement, pada Rabu 30 Oktober 2024. (Foto: Dok Pusinfo Makara Art Center UI)
Pagelaran seni bertajuk Poetry for Humanities yang di gelar Makara Art Center bersama Komunitas World Poetry Movement, pada Rabu 30 Oktober 2024. (Foto: Dok Pusinfo Makara Art Center UI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Puluhan seniman menyemarakan pagelaran seni bertajuk Poetry for Humanities yang diselenggarakan Makara Art Center bersama Komunitas World Poetry Movement berlangsung pada Rabu 30 Oktober 2024.

Karya seni memiliki kekuatan untuk membuka jendela empati dalam diri manusia. Seni adalah bahasa universal yang dapat melampaui batas-batas budaya, agama, dan etnis.

Hal itulah tampaknya yang kembali ingin dibangun oleh penggagas dan penyelenggara acara Poetry For Humanities di tengah krisis kepedulian kita terhadap retaknya hubungan kemanusiaan yang semakin jauh api dari panggang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menjaga dan merawat nilai-nilai kemanusiaan melalui karya seni adalah sebuah keniscayaan, terlebih di dunia yang semakin cepat dan kompleks.

Seni mengajarkan kita untuk merasakan empati, menghargai keberagaman, membangun solidaritas, memberi ruang untuk berintrospeksi.

“Dengan demikian, seni bukan hanya soal keindahan, tetapi juga tentang menjaga kemanusiaan dan melatih kepekaan hati.” ungkap Ngatawi Al Zastrouw dalam pidato pembukaannya.

Pagelaran seni yang dilaksanakan oleh Makara Art Center Universitas Indonesia, menghadirkan tokoh muda lintas seniman; Mahwi Air tawar (Islam), Adi Kurniawan (Budhis), Anggun Liauw Sanjaya (Konghucu), Maria Pankrratia (Katolik), para musisi Musisi; Ho Katarsis, Herie Matahari & Brother, Iwenk MJC, pembaca puisi; Exan Zen, Aimee Janice, Amien Kamil, Ical Vrigal dan para perupa; Edi Bonetski, Artd3, Fauzan Musa’ad, Danial Ropa dan Aidil Usman. Selain menyuguhkan pertunjukan musik, pembacaan puisi, dan pameran seni rupa.

Ngatawi Al Zastrouw, menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya untuk hiburan tetapi berfungsi sebagai sarana yang kuat untuk melatih kepekaan hati kita terhadap kemanusiaan.

"Ketika negosiasi diplomasi perkataan sudah tidak lagi mampu menggerakkan hati dan nurani setiap orang, maka puisi dan karya seni serta doa akan menjadi pengantar untuk menghidupkan kembali kemanusiaan yang mati" ungkapnya, menyoroti tujuan lebih dalam di balik upaya tersebut.

Pengunjung disuguhi penampilan seni yang sangat menggugah hati membangkitkan rasa kesatuan dan empati. Penyair dengan puisi-puisinya yang menggugah, melukiskan gambaran tentang pengalaman manusia, perjuangan, dan kemenangan.

Di dunia yang sering terpecah, acara seperti ini berfungsi sebagai pengingat penting tentang kemanusiaan kita yang sama dan kekuatan untuk bersatu merayakannya.

Acara ini juga berfungsi sebagai platform, di mana seni melampaui batas tradisionalnya, menjadi saluran untuk dialog dan pemahaman. Suasananya dipenuhi dengan kehangatan dan keakraban.

Dedikasi Makara Art Center Universitas Indonesia (UI) untuk membumikan nilai-nilai kemanusiaan melalui seni dan budaya memberikan contoh yang patut ditiru, menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka dalam komunitas mereka. (***)

Berita Terkait

Image

UI Dorong Wirausaha Muda yang Bijak Finansial lewat Cips Learning Hub Goes to Campus

Image

1 dari 3 Orang Indonesia Idap Hipertensi

Image

Ini yang Harus Dicermati Hadapi Godaan Pinjol