Tong-tong Fair di Belanda Lakukan Pembatalan Sepihak, UMKM Asal Indonesia Merasa Tertipu, Kerugian Capai Miliar Rupiah
RUZKA REPUBLIKA -- Jelang 3 minggu berlangsungnya Festival Budaya Indo (Indonesia-Belanda) terbesar di dunia, Festival Tong-tong Fair, penyelenggara yang berasal dari Belanda tersebut melakukan pembatalan sepihak.
Hal tersebut mengejutkan sejumlah peserta asal Indonesia yang rata-rata merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan berpotensi merugi lebih dari Rp 3 Miliar.
Menurut rencana Tong-tong Fair 2024 ini seharusnya akan digelar di Maliveld-Den Haag, Belanda pada 24 Mei-2 Juni 2024.
Baca Juga: DRRC UI-Pertamina Hulu Rokan Kaji Tata Kelola Tanggap Darurat Kebakaran
Para peserta UMKM asal Indonesia melalui perwakilannya saat ini mencoba melakukan komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Investasi/BKPM, serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda.
Mereka meminta bantuan dan perlindungan atas sikap sewenang-wenang yang dilakukan pihak penyelenggara Festival Tong-tong Fair di Belanda.
Baca Juga: Demi Masa Depan Anak, Pakar Hukum Dukung Blokir Gim Daring Kekerasan
Salah satu aktivis dan peserta Tong-tong Fair 2024 asal Indonesia, Nugroho Agung, informasi pembatalan sepihak tersebut mengejutkan dan tentunya membuat marah, serta kecewa UMKM asal Indonesia.
"Di awal tahun 2024 mereka melalui perusahaan travel di Indonesia masih meminta pelunasan pembayaran peserta Tong-tong Fair. Kami pun yang telah bertahun-tahun mengikuti acara pameran tersebut tak curiga dan langsung melakukan pelunasan. Namun 21 hari menjelang acara berlangsung, tiba-tiba pihak Tong-tong Fair di Belanda melakukan pembatalan sepihak melalui PT Wira Utama Wisata, perusahaan travel yang menjadi perpanjangan tangan Tong-tong Fair di Indonesia," jelas Nugroho Agung dalam keterangannya yang diterima, Selasa (07/05/2024).
Sikap tersebut langsung mendapat respon serius dari peserta UMKM asal Indonesia yang merasa dirugikan atas pembatalan sepihak Tong-tong Fair. Sejumlah kecurigaan pun muncul atas sikap penyelenggara, terlebih Tong-tong Fair telah menerima uang pembayaran para peserta di tahun ini dan tidak memberikan penjelasan apapun terkait pengembalian uang tersebut.
Baca Juga: Pemkot Depok akan Lanjutkan Program Beasiswa SD Hingga Perguruan Tinggi
“Masak, awal tahun ini minta pelunasan. Setelah dibayar, beberapa bulan kemudian mereka membatalkannya tanpa penjelasan pengembalian uang kami. Belum lagi nasib barang-barang para UMKM asal Indonesia yang telah dikirim ke Belanda melalui transportasi laut yang estimasinya akan sampai Belanda pertengahan bulan Mei 2024 ini," ungkap Agung.
Pria yang selama ini membantu ibunya, pemilik UMKM yang telah bertahun-tahun mencoba peruntungannya mengikuti Tong-tong Fair di Belanda ini mengutarakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh peserta UMKM asal Indonesia untuk meminta solusi dan perlindungan dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian, maupun KBRI Belanda yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah di Belanda.
"Kami sebagai anak bangsa tentunya merasa sangat dirugikan atas sikap sewenang-wenang tersebut. Kami telah memenuhi kewajiban pembayaran, dan kami juga telah mengirim barang ke Belanda untuk persiapan mengikuti kegiatan tersebut. Kondisi ini tentu menyulitkan usaha kecil seperti kami," terang Agung.
Baca Juga: Sigap, Cegah Kecelakaan, Satlantas Polrestro Depok Bersihkan Oli Tumpah di Jalan Juanda
Selain merugikan peserta UMKM asal Indonesia, pembatalan sepihak Tong-tong Fair juga menimbulkan kerugian bagi beberapa pengusaha diaspora Indonesia yang berada di Belanda. Banyak dari mereka yang baru saja melakukan pelunasan pada bulan lalu terkejut dengan pembatalan sepihak tersebut.
"Bukan hanya beberapa ratus euro, tapi ribuan euro (kerugiannya). Parahnya tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait pengembalian uang yang telah dibayarkan," ujar Rendy, salah satu peserta Tong-tong Fair di media Belanda.
“Kami telah berada di sana (Tong-tong Fair) selama 25 tahun. Kami telah membayar tagihan sekitar 30.000 euro dan semua belanjaan bahan untuk persiapan kami,” kata Billy dari restoran Indonesia Sarinande dari Den Haag.
Peserta Diaspora Indonesia di Belanda lainnya, Luc Leihitu, juga menyampaikan hal serupa. “Kami mentransfer semuanya 3 hari lalu,"
Rekannya di Waroeng Padang Lapet pun punya cerita sama. “Ini sangat sulit," ujar Rendy dari Bamboehut yang juga memikirkan peserta UMKM asal Indonesia yang telah membeli barang dan mempersiapkannya khusus untuk mengikuti Pameran Tong-tong Fair di Belanda.
Ia tidak habis pikir terkait Keputusan penyelenggara yang dilakukan setelah mendapatkan pelunasan para peserta, dan tiba-tiba mengambil Keputusan pembatalan 21 hari sebelum pembukaan.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi, Disdik Depok Bantu Ratusan Buku ke Perpustakaan Umum
“Harusnya kalo memang tidak mampu menyelenggarakan festival ini ya jangan meminta pembayaran dari peserta. Kasihan kami dari Indonesia ini kan rata-rata pengusaha kecil dan pengusaha pemula yang memang ingin mencoba berusaha di negeri orang," lanjut Agung.
Kejadian seperti ini tentu akan menjadi contoh buruk bagi kerjasama UMKM Indonesia dan Belanda ke depannya.
“Wajar beberapa di antara dari kami merasa tertipu. Ini kan memperburuk citra hubungan baik antara ekosistem UMKM Indonesia dengan Belanda. Bahkan lebih jauh lagi, hal ini tentu dapat berpotensi hilangnya tradisi baik lintas sosial dan budaya antara Indonesia dan Belanda yang selama ini terjalin melalui Tong-tong Fair pada tiap tahunnya," papar Nugroho Agung.
Baca Juga: Posisi 1 di Indonesia versi THE Asia University Rankings 2024, Posisi UI Menanjak di Level Asia
Harapannya, mudah-mudahan Pemerintah melalui Kementerian dan KBRI di Den Haag dapat membantu UMKM asal Indonesia yang berpotensi mengalami kerugian yang cukup besar. Banyak yang menggantungkan nasibnya di pameran ini. Pengembalian uang dan pengambilalihan event serupa bekerjasama dengan pemerintah kota setempat mungkin dapat mengurangi beban kerugian tersebut.
"Ajang ini sebenarnya cukup potensial bagi Indonesia untuk mendorong kemajuan perkembangan UMKM Indonesia dengan produk asli Indonesia, termasuk merawat berbagai warisan tradisi Indonesia bagi Diaspora Indonesia di Belanda, serta memperkenalkannya kepada Masyarakat Belanda," tegas Nugroho Agung.
“Tong-tong Fair” merupakan salah satu festival tertua budaya Indo (Eropa-Indonesia) yang diadakan setiap tahun di Belanda.
Baca Juga: Play 'N' Learn Resmikan Venue Terbaru di Mal Ciputra Cibubur
Pada tahun 2009, nama Festival Tong-tong yang telah di dirkan dari tahun 1959 berubah menjadi “Tong Tong Fair”.
Acara tahunan ini secara konsisten berhasil menarik lebih dari 100.000 pengunjung sejak tahun 1993. Festival tersebut juga sempat mendapat perhatian dari Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta besar Indonesia di Belanda Mayerfas saat kunjungannya ke Tong-tong Fair tahun 2022, dan kantor BNI di Amsterdam yang diharapkan dapat membantu usaha restoran 420 diaspora Indonesia di Belanda. (***)