Ekonomi

Perum Bulog Kembangkan Keunggulan Kompetitif Rantai Pasok Beras melalui Rencana Investasi Strategis di Kamboja

Gudang beras Perum Bulog. Perum Bulog berencana Investasi Strategis di Kamboja.

RUZKA REPUBLIKA -- Tokoh manajemen dunia, Michael Porter (1985) pernah menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh suatu perusahaan melalui karakteristik dan sumber daya, untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya pada industri atau pasar yang sama. Keunggulan kompetitif ini salah satunya bisa didapat melalui keunggulan biaya.

Konsep manajemen bisnis ini juga ditempuh oleh beberapa negara di dunia untuk menciptakan ketahanan pangan di negaranya masing-masing.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apalagi saat ini masalah geopolitik dan krisis iklim telah membuat beberapa negara pengekspor beras terbesar di dunia, membatasi ekspornya sehingga krisis pangan mulai menghantui negara-negara lainnya.

Baca Juga: Depok Sudah Berangkatkan 75 Peserta Pelatihan Bahasa Jepang, Tersisa 25 Kuota, Peserta Dilepas Wakil Wali Kota Depok

Berupaya menjaga stabilitas pangan dan melakukan keunggulan kompetitif rantai pasok beras, Perum Bulog segera akan melaksanakan langkah strategis melalui kerjasama ekonomi dan investasi pangan dengan negara Kamboja.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, penugasan Pemerintah untuk melakukan investasi pangan ke Kamboja bukan hanya tentang memperluas jangkauan geografis, tetapi juga tentang mewujudkan keunggulan kompetitif rantai pasok beras sehingga ketahanan pangan di Indonesia dapat terwujud.

Hal ini sesuai dengan salah satu visi transformasi kami, untuk menjadi pemimpin rantai pasok pangan terpercaya”.

Baca Juga: Pemkot Depok Bertekad Menuju Depok Emas 2045, Ini 8 Misi Tahapannya

Berdasarkan KSA BPS, diperkirakan pada Juni 2024, produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi penurunan produksi beras adalah krisis iklim.

"Saat ini, kita berada di tengah-tengah polikrisis, dengan satu krisis saling mempengaruhi krisis lainnya, seperti krisis ekonomi, krisis iklim, krisis kesehatan, krisis pangan, dan lain-lain," ujar Amanda Katili Niode, Direktur The Climate Reality Project Indonesia dalam keterangan yang diterima, Jumat (14/06/2024).

Lanjut Amanda, hal ini membuat tidak bisa melihat setiap masalah sebagai masalah yang berdiri sendiri, melainkan semua saling terkait dan dampaknya terhadap manusia sangat besar.

Baca Juga: Perum Bulog : Strategi Jitu Stabilitas Pangan untuk Menjaga Ketersediaan Pangan di Setiap Dapur

"Namun, yang paling menjadi sorotan dunia saat ini adalah perubahan iklim," ucap Amanda sekaligus Ketua Omar Niode Foundation yang berfokus pada keberlanjutan pangan lokal.

Negara Kamboja, sebagai produsen beras yang semakin diperhitungkan di Asia Tenggara pada tahun 2023 (menurut peringkat SeaSia.co), memiliki tanah yang subur untuk menanam beras karena secara geografis terletak di pinggiran Sungai Mekong dan anak-anak sungainya menyediakan sumber air yang melimpah untuk irigasi.

Hal ini tentunya sesuai untuk tanaman padi yang membutuhkan banyak air untuk tumbuh. Karakteristik kesuburan tanahnya juga menyerupai tanah di pulau Jawa.

Baca Juga: BPN Kota Depok Buka Akses Informasi Pertanahan sampai Keberatan, Berikut Alur Permohonan Informasi

“Beberapa negara memang sudah mulai menaruh minat untuk melakukan investasi pangan di Kamboja. Contohnya negara Qatar yang sempat mengalami masalah ketahanan pangan, menunjukkan minat untuk melakukan investasi agro di Kamboja. Lahan yang murah serta daerah pertanian yang subur, membuat Kamboja memiliki potensi besar pada industri pertanian,” ungkap Tito Pranolo, Pakar Pangan Indonesia.

Investasi pangan ke Kamboja merupakan salah satu langkah strategis pemerintah Indonesia, untuk menjawab tantangan ketahanan pangan.

“Kami siap melaksanakan penugasan tersebut, termasuk melakukan komunikasi dengan beberapa pelaku usaha beras di sana. Kerjasama perdagangan beras yang baik dan telah terjalin dengan Kamboja selama ini, diharapkan dapat meningkat sejalan dengan rencana kerjasama ekonomi dan investasi pangan Perum BULOG di sana,” terang Bayu. (***)

Berita Terkait

Image

Cuaca Panas Kamboja, Asupan Nutrisi dan Cairan Atlet Dipantau Serius

Image

Bahasa Hati Indra Sjafri

Image

Masjid Al-Serkal Terbesar di Negeri Mayoritas Beragama Budha