Impromtu Terzina, Pemenang Buku Puisi Terbaik Utama, Lomba Hari Puisi Indonesia
ruzka.republika.co.id--Judul buku puisi Impromtu Terzina karya penyair Ewith Bahar, keluar sebagai juara Hari Puisi Indonesia (HPI) pada tahun 2023.
Lomba ini diadakan oleh Yayasan Hari Puisi dengan juri-juri penyair top seperti Presiden Puisi Sutardji Calzoum Bachri, Prof Dr Maman S. Mahayana, Prof Abdul Hadi WM.
Buku antologi puisi ini di bahas di Lt. 4 Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM) pada tanggal 30 November 2023 dengan moderator penulis cerpen terkenal Kurnia Effendi.
Baca Juga: Selama 2 Hari, Ribuan Pencaker Datangi Bursa Kerja Disnaker Depok 2023
Sayembara yang berkaitan dengan HPI dan diselenggarakan oleh Yayasan Hari Puisi, bertujuan untuk membuat puisi kian disukai di berbagai kalangan masyarakat.
Berkaitan dengan penjurian lomba yang menekankan pada latar belakang, latar depan, persyaratan, hadiah, dan melibatkan dewan juri, panitia memberikan hadiah utama sebesar lima puluh juta rupiah.
Baca Juga: Depok Siapkan 5 Jaksa untuk Kawal Pemilu 2024
Menurut Maman S Mahayana, bahwa hadiah tersebut merupakan penghargaan terhadap penciptaan sebuah karya yaitu puisi, karena puisi memiliki nilai yang sangat tinggi dan bermartabat.
Dan, negara ini bisa dikatakan terbentuk dari puisi, dari kata.
Di dalam pembahasan tentang buku antologi puisi ini, sang presiden penyair Sutardji Calzoum Bahri juga menjelaskan bahwa berkaitan dengan puisi yang mula-mula adalah kata.
Kata-kata di dalam puisi menambah pertambahan makna. Makna di dalam puisi adalah nikmat, kata-kata adalah nikmat.
Kenikmatan kata-kata ada di dalam jiwa dan perasaan manusia.
Baca Juga: Layanan NTPD 112 Depok Terima 61 Laporan Kegawatdaruratan Selama Oktober 2023
"Elaborasi dari kata nikmat itu penting karena dapat membuat pengadaan makna. Sebab hidup adalah pelaksanaan sebanyak mungkin makna-makna. Puisi adalah kesaksian manusia lewat kata-kata," jelas Sutardji.
Begitulah puisi. Di dalam diskusi kali ini, pembahasan isi buku antologi puisi karya Ewith Bahar dijelaskan secara sistematis oleh Dr Maman S Mahayana yang juga dosen sastra Universitas Indonesia. Menurutnya, puisi Ewith kuat di metafora.
Reporter: Fanny J Poyk