Galeri

Peluncuran Buku Pendoa yang Lupa Nama Tuhannya karya Nuyang Jaime

Nuyang Jaime meluncurkan buku antologi puisi yang berjudul Pendoa yang Lupa Nama Tuhannya.

ruzka.republika.co.id--Nuyang Jaime seorang militan penyair, pejuang literasi yang menggaungkan keberadaan para penyair dalam hal ini sastra di dalam sebuah kelompok seniman yang bernama Save TIM, meluncurkan buku antologi puisi yang berjudul Pendoa yang Lupa Nama Tuhannya, Jumat 1 Desember 2023 di gedung Ali Sadikin Lt. 4, Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Sebagai aktivis sastra, perempuan yang berjuang tanpa kenal lelah di ranah literasi dan teater ini menjelaskan tentang makna dari judul puisinya yaitu Pendoa yang Lupa Nama Tuhannya, bahwa doa bisa dilantunkan oleh beragam jenis profesi dan kelas status sosial umat manusia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Cegah Penyakit Gagal Ginjal Kronis, Masyarakat Depok Diajak Hidup Sehat

Namun usai doa itu dipanjatkan, perilaku kembali ke anomali sikap. Korupsi tetap berjalan, penindasan atau oligarki tetap terjadi. Manipulasi dan penjajahan pada yang lembah masih berjalan.

Seluruh isi puisi dari buku tersebut mencerminkan tentang beragam hal tentang ketidakadilan yang terjadi di negeri tanah subur laut kaya ini.

Nuyang Jaime menuliskannya dengan gamblang dan transparan. Sisi kepedihan akibat situasi negeri, khususnya untuk seniman marginal, tercermin jelas.

Baca Juga: Wow! Raffi Ahmad Berhasil Taklukan Juara Legenda Bulutangkis Taufik Hidayat

Dalam kesempatan yang sama, dua pembicara yaitu Prof Wahyu Wibowo dan penyair Tatan Daniel, juga menjelaskan secara keseluruhan tentang gambaran yang terjadi di dalam kehidupan kepenyairan secara umum di Indonesia.

Diskusi dipandu oleh Rita Sri Hastuti dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berlangsung penuh keakraban, khususnya di antara para penyair dan akademisi.

Acara diisi dengan baca puisi dan pertanyaan seputar proses pembuatan puisi. "Penyair itu ada pada konteks kehidupannya."

Baca Juga: IKP Fest 2023 Pacu Perangkat Daerah Optimalkan SP4N-LAPOR! dan Sosial Media

Dan, harus pada kenyataan yang diwujudkan melalui imaji," jelas Prof Wahyu Wibowo sang ahli linguistik.

Sedangkan Tatan Daniel menambahkan bahwa puisi besutan Nuyang menukik di kedalaman makna. Ia menulis beragam situasi dengan keriuhan yang minim, sunyi dan penuh dengan nuansa keprihatinan.

Reporter: Fanny J Poyk