Panggung Maestro-IV, Tari Tutur Musik Rasa Gerak, Menjaga Maestro, Melangkah kedepan
RUZKA REPUBLIKA -- Panggung Maestro-IV merupakan pergelaran seni pertunjukan tradisi Nusantara persembahan Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, dan didukung oleh PT Pertamina (Persero), PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bombana, PT Bluebird Group, Perkumpulan "Cahayo Hati Limpapeh", Yayasan Taut Seni & Bumi Purnati Indonesia.
Apa yang dapat kita banggakan? dan apa yang dapat kita lanjutkan? tersisa apa dari ini semua? sebuah peradaban di negeri yang luas Nusantara. Menjaga maestro, melangkah ke depan.
Baca Juga: Ormas-Baba Oleh Anif Punto Utomo
Ini adalah sebuah pekerjaan yang berat untuk kami dari Taut Seni bekerja sama dengan Bumi Purnati dan Bali Purnati. Berjalan dan menjaganya.
Panggung Maestro ke-IV akan segera dimulai. Apa yang dapat kita lanjutkan dengan menjaga maestro, melangkah ke depan? Apakah harus berasimilasi dan menjadikan satu rumpun bernama Indonesia? Ini adalah tantangan zaman sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai peninggalan budayanya.
"Saya berharap pekerjaan yang berat ini adalah mandat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga permohonan dari kawan-kawan di seluruh Nusantara mendapat dukungan di dalam menegakkan daya cipta dan perkembangan peradaban kebudayaan Indonesia untuk jangka panjang. Marilah kita menjaga maestro, melangkah ke depan," ujar Restu Imansari Kusumaningrum, Dewan Artistik Panggung Maestro dalam keterangan yang diterima, Selasa (07/06/2024).
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok, Dorong Penguatan Industri Teknologi Lokal
Sebagai bentuk apresiasi bagi para maestro yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan merawat kesenian tradisional Indonesia, serta menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian warisan seni dan budaya bangsa.
Kehadiran dan ketulusan mereka merupakan karya bakti yang tidak ternilai demi generasi mendatang agar tidak kehilangan karakter dan jati diri dalam putaran zaman dan arus modernisasi. Dengan harapan melestarikan Tradisi Indonesia dan nilai-nilai abadinya untuk generasi yang akan datang.
Salah satu upaya peningkatan apresiasi sehingga mampu menginspirasi sekaligus memantik kreativitas dan inovasi generasi muda kreatif dalam upaya pengembangan seni dan budaya bangsa.
Baca Juga: Mahasiswa UPER Indonesia Belajar Logistik Kebencanaan ke Pakar di Jepang
Sebuah forum penampilan para seniman senior sebagai bagian dari upaya peningkatan apresiasi dan pelestarian kesenian tradisional Indonesia. Sebagai sebuah kegiatan berkelanjutan, pada pergelaran kali ini akan menampilkan para maestro dari dua daerah yaitu: Sulawesi Tenggara & Sumatera Barat.
Panggung Maestro, 2024 terselenggara atas dukungan Dirjen Kebudayaan Bapak Hilmar Farid, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Bapak Ahmad Mahendra bersama Bapak Sulistyo Tirtokusumo, Bapak Endo Suanda, dan Ibu Restu Imansari Kusumaningrum sebagai Penggagas Panggung Maestro, serta manajemen Bumi Purnati Indonesia & Yayasan Bali Purnati. Menyajikan sebuah imersif dan pengalaman otentik Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia.
Panggung Maestro adalah sebuah pernyataan (bukan pengukuhan) penghormatan kepada para seniman yang telah mengalirkan energi seni-budaya yang didapat dari para pendahulunya kepada kita generasi penerusnya.
"Energi adalah daya hidup, semacam sukma, bukan benda mati. Tapi sukma hanya ada jika raga terjaga. Pernyataan ini adalah niat, semacam janji, untuk kita menjadi pewaris aktif dengan memelihara dan memupuk energi itu, hingga akan lahir buah dan biji yang membekali pertumbuhan budaya seterusnya," terang Endo Suanda, Dewan Artistik Panggung Maestro.
Panggung Maestro pertama kali diselenggarakan pada Juli 2023 dan akan hadir keempat kalinya pada Mei 2024 ini di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Panggung Maestro kali ini menghadirkan maestro kesenian dari dua daerah yaitu Sulawesi Tenggara dan Sumatera Barat yang menampilkan Tari Lumense, Tari Lariangi, Randai, Ulu Ambek, Musik Katumbak, dan Tari Piring.
Baca Juga: Pemkot Depok akan Lanjutkan Program Beasiswa SD Hingga Perguruan Tinggi
Sungguh suatu hal yang sangat membahagiakan sekaligus mengharukan, manakala di dalam Panggung Maestro ini kita mendapat kesempatan dipertemukan dengan para penari yang berusia di atas 70 tahun bahkan ada yang sudah melebihi 90 tahun, namun masih berkarya.
"Lama rentang waktu yang dijalani di bidangnya bukan main-main. Konsep wiraga, wirama, serta wirasa sudah jauh dilampauinya, dan yang mampu ada dan selalu ada adalah "kasunyatan" yang senantiasa bersemayam di dalam tubuhnya, dan itulah sejatinya sang Maestro," jelas Sulistyo Tirtokusumo, Dewan Artistik Panggung Maestro.
Seluruh persiapan pementasan ini tidak akan terjadi jika tidak adanya gotong royong antara tim Panggung Maestro dan para pemangku kepentingan di daerah Sulawesi Tenggara yaitu di Kabaena Timur & Kaledupa dan Sumatera Barat di Pariaman.
Baca Juga: Sigap, Cegah Kecelakaan, Satlantas Polrestro Depok Bersihkan Oli Tumpah di Jalan Juanda
Percakapan Bersama Maestro akan dilaksanakan pada hari kedua, yaitu 10 Mei 2024 pukul 14:00-16:30 WIB.
Panggung Wacana. Topik: “Melihat, Mendengar, Merasakan Makna Tradisi yang Dirawat oleh para Maestro”
Jika fokus Panggung Maestro pada tampilnya para empu berkiprah di atas panggung, Panggung Wacana adalah forum gelar wicara untuk mengartikulasikan nilai-nilai yang melingkari dan menyelimutinya. Akan hadir Dr Pudentia MPSS MA (Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia), Prof. Indrayuda,S.Pd, M.Pd, Ph.D (Budayawan dari Sumatera Barat), & Masrul,S.Ag,M.Si (Pemerhati Budaya Mornene & Tetua Adat Mornene di Rantau) dan di Moderatori oleh Keni Soeriaatmadja.
Panggung Wacana bisa menjadi kesempatan emas bagi para peserta, seniman, budayawan, guru, pelajar/mahasiswa, dan siapapun yang tertarik dan peduli pada seni tradisi untuk bisa mendengar dan berbincang dengan para tokoh kebudayaan Indonesia. (***)