Gaya Hidup

Panggung Maestro-III 2024, Tari Tutur Musik Rasa Gerak Menjaga Maestro, Melangkah kedepan

Panggung Maestro-III 2024.

ruzka.republika.co.id--Panggung Maestro-III merupakan pergelaran kesenian tradisi persembahan Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Didukung oleh gerakan Purnati Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bluebird Group.

Apa yang dapat kita banggakan? Dan, apa yang dapat kita lanjutkan? tersisa apa dari ini semua? sebuah peradaban di negeri Nusantara.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menjaga maestro, melangkah ke depan. Ini adalah sebuah pekerjaan yang berat untuk kami dari Bali Purnati bekerja sama dengan Bumi Purnati dan Taut Seni. Kami berjalan dan menjaganya.

Panggung Maestro ke-3 akan segera dimulai. Apa yang dapat kita lanjutkan dengan menjaga maestro, melangkah ke depan? Apakah harus berasimilasi dan menjadikan satu rumpun bernama Indonesia? Ini adalah tantangan zaman sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai peninggalan budayanya.

Baca Juga: Sukses Lewat Serial Televisi, Verona Pictures Bermetamorfosis ke Industri Perfilman Nasional

"Saya berharap pekerjaan yang berat ini adalah mandat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga permohonan dari kawan-kawan di seluruh Nusantara mendapat dukungan di dalam menegakkan daya cipta dan perkembangan peradaban kebudayaan Indonesia untuk jangka panjang. Marilah kita menjaga maestro, melangkah ke depan," ujar Restu Imansari Kusumaningrum, Dewan Artistik Panggung Maestro dalam keterangan siaran persnya, Kamis (07/03/2024).

Kesenian tradisional seperti tari, musik, teater, dan tradisi lisan tambah Restuc merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki setiap daerah di Indonesia. Namun saat ini semakin sedikit masyarakat yang memiliki pemahaman mendalam terhadap berbagai kesenian tradisional.

Panggung Maestro yang disajikan secara berseri bertujuan untuk meningkatkan apresiasi kita terhadap kesenian dan senimannya dari berbagai daerah, sehingga tumbuh semangat dan upaya untuk melanjutkan kiprahnya dalam menjaga, merawat, dan mengembangkan kesenian tradisional Indonesia.

Baca Juga: Partai Nasdem Depok Bantah Tudingan PKS, Terkait Dugaan Pengelembungan Suara

Panggung Maestro adalah sebuah pernyataan (bukan pengukuhan) penghormatan kepada para seniman yang telah mengalirkan energi seni-budaya yang didapat dari para pendahulunya kepada kita generasi penerusnya. Energi adalah daya hidup, semacam sukma, bukan benda mati. Tapi sukma hanya ada jika raga terjaga.

"Pernyataan ini adalah niat, semacam janji, untuk kita menjadi pewaris aktif dengan memelihara dan memupuk energi itu, hingga akan lahir buah dan biji yang membekali pertumbuhan budaya seterusnya," jelas Endo Suanda, Dewan Artistik Panggung Maestro.

Panggung Maestro pertama kali diselenggarakan pada Juli 2023 dan akan hadir ketiga kalinya pada Maret 2024 ini dalam Teater Wahyu Sihombing di Taman Ismail Marzuki.

Baca Juga: Depok Raih Sertifikat Bebas Frambusia Kategori Sangat Baik dari Kemenkes

Panggung Maestro kali ini menghadirkan maestro kesenian dari dua daerah yaitu Kalimantan Selatan yang menampilkan Ladon, Wayang Topeng Banjar, Wayang Kulit dan Jambi yang menampilkan Tari Kain Kromong, Tari Betauh, Tari Kelik Lang, Tradisi Lisan Bejolo, dan Tari Dana Syarah.

Sungguh suatu hal yang sangat membahagiakan sekaligus mengharukan, manakala di dalam Panggung Maestro ini endapat kesempatan dipertemukan dengan para penari yang berusia di atas 70 tahun bahkan ada yang sudah melebihi 90 tahun, namun masih berkarya.

"Lama rentang waktu yang dijalani di bidangnya bukan main-main. Konsep wiraga, wirama, serta wirasa sudah jauh dilampauinya, dan yang mampu ada dan selalu ada adalah "kasunyatan" yg senantiasa bersemayam di dalam tubuhnya, dan itulah sejatinya," ujar sang Maestro, Sulistyo Tirtokusumo, Dewan Artistik Panggung Maestro.

Baca Juga: Depok Luncurkan Program Belanja Online, Bantu Tingkatkan UMKM

Sang Maestro tak pernah renta. Kakinya di Bumi, Lambaiannya tinggi sampai ke langit”. “Hatinya yang menari bukan badannya. Rasanya yang bergerak bukan raganya.

Mendukung Panggung Maestro III diselenggarakan pula sebuah forum berjudul “Panggung Wacana” untuk mengartikulasikan nilai-nilai di balik layar yang mungkin tidak terungkap dalam pementasan.

Dengan topik besar kali ini yaitu Akulturasi Budaya, akan menguak sejarah perpaduan budaya yang terjadi hingga melahirkan budaya dan kesenian masa kini di Kalimantan Selatan dan Jambi.

Baca Juga: Depok Sudah Tetapkan Zakat Fitrah 2024, Berikut Besarannya

Narasumber yang akan berbicara dalam forum kali ini adalah Mukhlis Maman, DRS (mantan Pamong Budaya Madya Kalimantan Selatan) dan Dr. Sri Purnama Syam, SST,.M.Sn (peneliti budaya dari Jambi) dengan panduan moderator kompeten Keni Soeriaatmadja.

Kedua pegiat seni yang telah mendampingi perjalanan para Maestro ini akan berbagi pengetahuan yang jarang diangkat dalam media-media untuk diteruskan oleh kaum muda masa kini. (***)