Imam Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar: Maknai Luasnya Arti Silaturahmi
RUZKA REPUBLIKA -- “Taubat atas dosa yang dilakukan secara vertikal, mudah bagi Allah untuk mengampunkan. Namun, dosa yang hubungannya dengan sesama manusia atau horizontal, ini yang perlu kita waspadai.
Oleh karena itu, halalbihalal adalah metode yang bagus untuk menghimpun yang dekat dan mendekatkan yang jauh agar kita saling memaafkan,” kata Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, dalam tausiahnya di acara Halalbihalal Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI Depok, Kamis (18/04/2024).
Ia menjelaskan halalbihalal sebagai produk budaya asli Indonesia yang dijadikan sebagai momentum untuk bersilaturahmi.
Baca Juga: Depok Darurat DBD, 723 kasus dan 2 Meninggal
Menurutnya, makna silaturahmi tidak terbatas pada hubungan antara individu yang masih hidup, tetapi juga meluas ke hubungan dengan mereka yang telah meninggal dunia dan alam semesta.
Kepada yang telah meninggal, silaturahmi diwujudkan dengan mendoakan atau beramal baik atas nama mereka. Sementara itu, silaturahmi dengan alam semesta dapat berupa kesadaran bahwa alam bukanlah objek, sehingga manusia harus memperlakukannya dengan baik.
“Silaturahmi bukan hanya untuk orang hidup. Kematian tidak jadi penghalang untuk silaturahmi, seperti yang biasa dilakukan, yakni ziarah kubur. Kalau orang tua telah tiada, anak dapat berbakti dengan mengirimkan doa baik bagi keduanya,” jelasnya.
Luasnya makna silaturahmi dipahami Prof. Nasaruddin sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT karena manusia terus diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Bahkan, sifat kasih sayang ini tecermin melalui kitab Al Quran.
Ia mengatakan, seebanyak 666 ayat dalam Al-Qur’an jika dipadatkan maknanya, bisa kita temukan di surah Al-Fatihah. Jika dipadatkan lagi, ada dalam kalimat basmalah. Lalu, jika dipadatkan lagi, ada pada kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Kedua kata ini berasal dari kata Rahman yang artinya cinta.
"Jadi, inti dari kitab suci adalah cinta. Oleh karenanya, aneh dan sudah pasti salah jika ada orang yang menggunakan Al-Qur’an untuk menyebarkan kebencian," terang Nasaruddin.
Baca Juga: Musrenbang, Wali Kota Depok Targetkan 90 Persen Rencana Pembangunan Terealisasi
Pada acara tersebut, lantunan surah Ar-Rahman dibacakan oleh Komunitas Tahsin FKM UI. Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D, yang merupakan bagian dalam komunitas ini, mengajak sivitas akademika UI untuk bergabung dengan komunitas tersebut.
"Ini merupakan ajakan bagi kita semua untuk dapat menikmati belajar Al-Qur’an. Melalui Komunitas Tahsin, kita dapat belajar membaca dan memahami Al-Qur’an dengan suasana gembira dan rasa kekeluargaan,” tutur Agustin.
Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., menyampaikan bahwa halal bi halal bukan sekadar adat istiadat yang menjadi identitas masyarakat, melainkan tradisi yang mengandung nilai-nilai luhur.
Baca Juga: Usia Terlalu Muda atau Terlalu Tua Salah Satu Penyebab Risiko Kehamilan Tinggi
“Dunia kerja menjadi dunia kedua setelah rumah kita, sehingga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Untuk itu, inilah saat terbaik bagi kita untuk saling mengikhlaskan. Pada akhirnya, silaturahmi akan membuahkan keharmonisan dan semangat baru untuk menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Acara halal bi halal tersebut turut dimeriahkan dan ditutup dengan penampilan The NutriChords yang membawakan lagu dari penyanyi Rossa berjudul “Takkan Berpaling Darimu”. The NutriChords merupakan kelompok vokal dan musik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa Program Studi Gizi FKM UI. (***)