Info Kampus

Cegah Anemia, UI Edukasi Pola Makan Gizi Seimbang ke Remaja Putri dan Ibu Hamil di Pasir Putih Depok

Pembekalan pengetahuan seputar anemia remaja dan ibu hamil kepada ustadzah, guru SMA/sederajat, dan guru SMP/sederajat yang ada di Kelurahan Pasir Putih, Kota Depok.

ruzka.republika.co.id--Pada masa remaja, seseorang mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan organ reproduksi yang cenderung meningkat, sehingga membutuhkan gizi yang optimal.

Sayangnya, di usia itu mereka sering mempunyai pola makan kurang tepat, baik dalam kuantitas maupun kualitas, sehingga mengakibatkan timbulnya masalah gizi seperti anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selain itu, remaja putri harus membiasakan perilaku hidup bersih dan aktif melakukan kegiatan fisik untuk mempertahankan berat badan.

Baca Juga: Tempuh Pendidikan Non Formal, Depok Wisuda 220 Lansia

Anemia dan KEK dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain kekurangan asupan dalam waktu lama, kurangnya konsumsi makanan sumber Fe, sering mengonsumsi teh, kopi, terutama setelah makan.

Kondisi tersebut perlu ditangani segera karena remaja putri yang menderita anemia dan KEK berisiko menjadi ibu hamil anemia dan KEK yang nantinya melahirkan bayi stunting.

Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak tersebut dapat pula terjadi akibat adanya pernikahan dini.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Depok Lakukan Monitoring Malam Natal 2023, Aman dan Kondusif

Perempuan yang menikah di usia remaja akan berebut zat gizi dengan janin yang dikandungnya. Selain berpeluang melahirkan bayi stunting, ibu muda yang hamil dengan anemia dan KEK juga berisiko meninggal saat melahirkan.

Untuk mencegah risiko tersebut, remaja putri diimbau mengikuti pola makan gizi seimbang dan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) secara teratur.

“Tidak semua remaja putri mau mengonsumsi TTD yang diberikan dengan alasan rasa dan bau TTD yang tidak enak, tidak merasa perlu, dan efek samping yang timbul seperti tinja berwana hitam dan konstipasi. Oleh karena itu dalam edukasi ini dijelaskan bahwa efek yang timbul setelah minum TTD tidak berbahaya dan TTD wajib diminum karena mempunyai efek jangka panjang yang sangat baik,” ujar Ketua Tim Pengabdi UI, Dr Ir Diah M Utari dalam siaran pers yang diterima, Senin (25/12/2023).

Baca Juga: Kemah Akbar Depok, Nilai Kepemimpinan Ada di Gerakan Pramuka

Diah bersama tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Indonesia (Pengmas UI) melalui Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) turun ke masyarakat memperluas promosi kesehatan dan mengajak kelompok-kelompok potensial, seperti ustazah dan guru untuk terlibat dalam edukasi kesehatan.

Pada Jumat (15/12/2023) lalu, Tim Pengabdi UI memberikan pembekalan pengetahuan seputar anemia remaja dan ibu hamil kepada ustadzah, guru di SMA/sederajat dan guru di SMP/sederajat yang ada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.

Menurut Diah, tujuan kegiatan tersebut agar ustadzah dan guru ikut berperan dalam upaya mempercepat penurunan anemia dan stunting di Kota Depok.

Baca Juga: Ancol Raih Peningkatan Kinerja Mengesankan di 2023 Sebesar Rp 1,120 Triliun atau Tumbuh 36% YoY

Ustadzah diharapkan dapat membagikan pengetahuannya kepada jamaah dan masyarakat di sekitarnya termasuk remaja putri, sedangkan guru dapat menyebarkan pengetahuan tersebut kepada muridnya.

Pada kegiatan tersebut, para peserta dibekali booklet yang berisi materi kesehatan dan gizi remaja putri.

Booklet tersebut memuat lima materi utama, yakni Pertumbuhan Remaja, Gizi Seimbang dan Isi Piringku, Kebutuhan Gizi Remaja, Dampak Kurang Gizi pada Remaja, serta Gizi Remaja, Kehamilan, dan Stunting.

Baca Juga: Keren! 'Wajah' Balai Kota Depok Kini 'Disulap' Jadi Depok Open Space

Tim Pengabdi UI terdiri dari Dr Ir Asih Setiarini, Mardatillah, SKM, Latifah SGz dan M Imaddudin, SGz menjelaskan keseluruhan materi dalam booklet.

Kegiatan edukasi tersebut diawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-test. Hasil tes menunjukkan adanya kenaikan skor pengetahuan gizi sebesar 30%.

Edukasi ini mendapat antusiasme yang tinggi yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan dari para peserta terkait anemia yang dialami remaja putri.

Baca Juga: Rindu Penyair di Zaman Edan

Lurah Pasir Putih, Cucu Suardi, SE dan Pengelola Program Promkes Puskesmas Pasir Putih, Ruri Harini, SKM mengapresiasi sosialisasi yang dilakukan oleh Tim UI.

Keduanya sepakat bahwa edukasi kepada ustadzah dan guru merupakan langkah yang tepat dalam mempercepat penurunan angka stunting karena mereka adalah orang-orang yang memiliki kedekatan dengan masyarakat.

Berita Terkait

Image

4 dari 10 Remaja Putri Menderita Anemia, FKUI Beri Edukasi Penangkalannya