UI Dukung Net Zero Emission dengan Berkebun dan Pengolahan Sampah Organik di Depok
RUZKA REPUBLIKA -- Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Univerisitas Indonesia (FEB UI) mengadakan program pengabdian masyarakat (pengmas) di Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok.
Program yang dimulai sejak April hingga Oktober 2024 ini bertujuan untuk memperkenalkan praktik keberlanjutan lingkungan melalui pengelolaan sampah, pembuatan pupuk organik, serta berkebun di tingkat rumah tangga.
Program ini merupakan bagian dari upaya mendukung gerakan net zero emission (NZE) dengan mengajarkan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Langkah ini tidak hanya membantu mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga mendukung penghematan biaya dalam berkebun.
Baca Juga: Oki Setiana Dewi Ajak Masyarakat Muslim Terapkan Gaya Hidup Halal
Tim ini terdiri dari dua dosen FEB, Dr Evony Silvino Violita, Ak, CA dan Dr Dwi Hartanti, AK, CA bersama 3 mahasiswa FEB UI, yaitu Reza Zulkarnain Azhari, Abdullah Yusuf, dan Sofia Rahma Aulia.
“Ini sangat relevan dengan kondisi Depok yang darurat limbah, dan memberikan keterampilan yang berguna bagi ibu rumah tangga. Pembuatan pupuk organik cair adalah solusi ekonomis dan ramah lingkungan untuk kebutuhan pupuk dan pestisida nabati. Selain itu, program ini juga mendorong ibu-ibu untuk mulai berkebun di pekarangan rumah mereka,” kata Dr. Evony Silvino Violita, pengabdi sekaligus dosen FEB UI dalam keterangan yang diterima, Jumat (27/09/2024).
Selain metode berkebun dengan pot dan polibag, peserta juga diperkenalkan dengan teknik hidroponik, yang sangat cocok bagi mereka yang memiliki keterbatasan lahan.
Baca Juga: Mengenal Seni Melipat Handuk yang Mengasyikkan dan Kadang Dikompetisikan
Dengan menanam sayuran sendiri, keluarga tidak hanya bisa menghemat belanja tetapi juga memastikan kualitas makanan yang lebih baik.
Program ini juga didukung oleh komunitas lokal. Narasumber dari Indonesia Berkebun diundang untuk memberikan pelatihan kepada warga.
"Beberapa peserta teraktif diikutsertakan dalam akademi berkebun oleh Indonesia Berkebun. Mereka nantinya akan menyebarluaskan ilmu yang mereka dapatkan kepada komunitas berkebun di wilayah ini,” kata Dr Evony.
Ia menambahkan, program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan keluarga melalui penghematan belanja sayuran, tetapi juga meningkatkan kesehatan dengan konsumsi makanan organik.
Sampah anorganik yang dihasilkan juga dikelola dengan menjualnya ke bank sampah, yang memberikan manfaat ekonomi sekaligus mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Dengan membuat pupuk dan kompos sendiri serta berkebun, rumah tangga dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon dan pengelolaan sampah yang lebih baik,” jelas Dr Evony.
Baca Juga: Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu
Salah seorang peserta, Suminarsih, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan tersebut. “Ini pengalaman pertama saya berkebun dan mengolah sampah jadi rupiah. Saya jadi lebih peduli dengan sampah. Sekarang, saya sudah tidak membuang sampah sembarangan, semua dipilah. Rasanya bahagia setiap menanam benih dan melihat tanaman hijau setiap pagi,” ungkapnya.
Senada dengan itu, peserta lain bernama Nur berpendapat bahwa kegiatan ini memberikan ilmu yang mudah dipraktikkan. “Sangat bermanfaat dan mudah dilakukan. Sekarang saya lebih paham penggunaan pupuk dan pengendalian hama,” ujarnya.
Program pengabdian masyarakat oleh UI ini diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi ketahanan ekonomi dan kesehatan warga Kota Depok, sekaligus mendukung tujuan net zero emission melalui pengelolaan sampah dan kegiatan berkebun.(***)