MER-C Bangun Networking Melalui Konferensi Pembangunan Kembali Fasilitas Kesehatan Gaza di Yordania
ruzka.republika.co.id--MER-C mengirimkan 3 orang relawan ke Yordania untuk berpartisipasi dalam konferensi internasional membangun kembali fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.
MER-C membangun networking dengan NGO internasional dan asosiasi profesi medis dari berbagai negara serta pejabat pemerintahan.
Networking ini nantinya akan dibutuhkan untuk program-program MER-C di Gaza dalam rangka membantu warga Palestina.
Baca Juga: Kids Marching Band Competition Digelar di Detos, Ajang Pencarian Bakat
Tidak hanya dalam hal pembangunan kembali Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tetapi juga program kemanusiaan lainnya.
"Pada saat konferensi, kami berdiskusi, memformulasikan bagaimana memobilisasi bantuan medis semaksimal mungkin pada saat perang dan mempersiapkan untuk membangun sistem kesehatan di Gaza setelah perang berakhir," ujar Ketua Tim, dr Arief Rachman dalam siaran pers yang diterima, Ahad (25/02/2024).
Tetapi, lanjut Arief, semua sadar hal yang paling utama saat ini adalah gencatan senjata, agar kita dapat memberikan bantuan medis atau bantuan kemanusiaan lainnya kepada warga Palestina.
Baca Juga: Insentif PPN DTP 100 % Berlanjut Purinusa Group Gaspol Luncurkan 2 Cluster di Aryana Karawaci
"Konferensi ini adalah inisiasi awal untuk membangun fasilitas kesehatan di Gaza dan hasil dari konfrensi dituangkan dalam The Amman Declaration to Rebuild Health Sector in Gaza," terangnya.
The 1st International Conference to Rebuild Health Sector in Gaza merupakan konferensi Internasional pertama untuk membangun kembali sektor kesehatan di Gaza yang diinisiasi oleh The Jordan Medical Association and the National Arab American Medical Association (NAAMA).
Konferensi ini diselenggarakan bekerja sama dengan asosiasi, entitas dan serikat pekerja profesi, serta lembaga dari berbagai sektor yang mewakili lebih dari 25 negara.
Baca Juga: Penguatan UMKM Depok dengan Klinik Bisnis, Didorong Perkuat Stabilitas WUB dalam Berwirausaha
Konferensi ini menyoroti sektor kesehatan di Gaza pasca-konflik, menyajikan laporan rinci, studi lapangan dan rencana komprehensif untuk rekonstruksi dan pengoperasian sektor kesehatan di Gaza.
Misi dari konferensi ini adalah memobilisasi dan membimbing komunitas medis global dalam memberikan dukungan ekstensif untuk menghidupkan kembali sistem layanan kesehatan yang tangguh di Gaza.
"Kami memperkirakan adanya kebutuhan mendesak akan rumah sakit dan klinik lapangan segera setelah keadaan memungkinkan, mengingat konflik yang sedang berlangsung," jelas Arief.
Baca Juga: DMI, Penataan Akustik Masjid Penting Untuk Kemaslahatan Umat
Ia menambahkan, pada tahap berikutnya, penekanan akan beralih ke pembangunan kembali rumah sakit, sekolah kedokteran dan berbagai fasilitas kesehatan yang telah dibongkar.
"Tujuan utama kami adalah menciptakan lingkungan yang aman dan terpelihara bagi penduduk lokal. Secara kolaboratif, kami berkomitmen untuk membangun kembali infrastruktur layanan kesehatan di Gaza demi masa depan yang lebih sehat dan tangguh," ungkap Arief.
Konferensi ini diakhiri dengan seruan untuk mengadakan pertemuan internasional kedua yang akan menggali lebih dalam kebutuhan dan persyaratan sektor kesehatan di Gaza secara kuantitatif, sembari membahas lebih lanjut inisiatif penggalangan dana dan sumber daya.
Pertemuan kedua ini juga akan fokus pada tantangan dan kondisi khusus terkait perang, dengan mempertimbangkan tantangan unik lainnya terhadap ekosistem layanan kesehatan di Gaza. (***)