Fenomena Eyes on Rafah dan Kemajuan Media Informasi Islam
RUZKA REPUBLIKA -- Modernisasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir memberikan dampak yang nyata pada kehidupan. Peningkatan produktivitas teknologi informasi dan komunikasi terbukti dengan meluasnya koneksi sosial secara online dalam masyarakat.
Kemudahan dalam menjalankan kegiatan sehari hari di dapatkan dari pengolahan teknologi yang baik secara optimal. Sehingga, dampak positif yang didapatkan dapat maksimal.
Namun, modernisasi layaknya pisau bermata dua. Apabila manusia tidak bisa mengendalikan dengan baik, maka dia yang akan dikendalikan.
Baca Juga: Strategi Literasi Keuangan dalam Pusaran Pemberantasan Judi Online dan Investasi Ilegal
Konsumerisme dan masuknya budaya asing kedalam negara dengan mayoritas agama islam menjadi hal yang dapat terlihat akhir akhir ini. Mudah terbawa arus pada budaya yang cepat berganti setiap harinya.
Apabila seseorang tidak memiliki kontrol atas dirinya sendiri, maka dia harus siap menerima konsekuensinya.
Trend atau hal yang menjadi topik pembicaraan akhir akhir ini adalah terkait genosida di negara Palestina yang sudah berlangsung lebih dari setahun.
Baca Juga: Gelar Assembly, SMPIT Insan Mandiri Cibubur Menampilkan Berbagai Bakat Siswa
Hal ini menjadi peringatan dan fakta getir bahwa saudara sesama muslim di negara yang berbeda sedang mengalami musibah.
Masyarakat muslim di Indonesia berbondong bondong melakukan boikot atau meng cancel produk rumah tangga dan makanan yang perusahaan tersebut support israel.
Eyes on Rafah menjadi trending topik dalam satu minggu terakhir. Dimana Israel melakukan pengeboman di kota Rafah dan banyak muslim yang syahid.
Baca Juga: Perum Bulog Respon Permintaan Konsumen dengan Beras Premium Berkualitas Tinggi
Seakan memaksa jiwa masyarakat muslim lainnya untuk tergerak bahwa genosida memang benar adanya. Namun, hal ini masih kurang cukup terlihat.
Agaknya, beberapa muslim di kalangan selebriti/ artis baik aktor atau penyanyi masih diam tidak memberikan support atau memberikan statement bahwa mereka berdiri untuk membela Palestina.
Bahkan beberapa masih melakukan promosi pada produk yang sedang di boikot. Hal ini menjadi fenomena yang sangat kontras antara masyarakat non selebriti dengan kalangan artis.
Baca Juga: Depok Gelar Pelatihan Pengembangan Kepribadian, Cetak Pembicara Handal
Seakan mereka tidak mau kehilangan sumber kekayaan. Tidak mau mendengar dan melihat fakta bahwa setiap porsi makan yang mereka pesan, beberapa persen masuk dalam keuangan negara yang melakukan genosida pada saudara muslim nya sendiri.
Hal ini sudah menjadi fakta miris yang terjadi akibat modernisasi yang membutakan manusia bahwa uang adalah segalanya.
Selain berdampak pada fenomena sosial. Perkembangan informasi dan komunikasi berdampak pada pergeseran cara pandang manusia pada sains.
Baca Juga: Pemkot Depok Ingatkan ASN Hindari Perilaku Koruptif
Bahwa sains lebih mudah dipahami dibandingkan agama. Padahal faktanya, sains terdapat dalam ilmu agama. Beberapa ayat dan penjelasan tafsir Alquran menjelaskan terkait fakta sains dalam kehidupan.
Pendewaan terhadap sains dan teknologi terkadang menjadikan seseorang lupa diri bahwa Tuhan adalah Maha dari segala penciptaan. Terlalu memandang sains sebagai hal terpenting dalam kehidupan terkadang menjadikan manusia meremehkan agama.
Pendidikan dan keilmuan terkait teknologi dan sains memanglah sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan.
Baca Juga: Pesta Kuliner, Seharian Rasa Betawi di Kampus FIB UI Depok
Namun, ada beberapa batasan yang disebut etik. Salah satunya adalah rekayasa genetika bahwa manusia dalam mengkloning dirinya sendiri dengan rekayasa genetika. Atau membuat rantai genetik yang sempurna sesuai dengan keinginan dari induknya.
Hal tersebut bisa saja dilakukan. Namun, hal tersebut melanggar etik, melebihi kapasitas manusia sebagai hamba dan mendahului hak prerogatif Tuhan sebagai pencipta.
Manusia sebagai makhluk sempurna memang berkembang sesuai dengan beberapa inovasi yang bermunculan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, perlu diingat bahwa manusia dapat berinovasi apapun terkait sains.
Baca Juga: Wisuda Angkatan 5 SD Silaturahim Islamic School Cibubur, Penuh Hikmat dan Keceriaan
Kecuali memasuki ranah penciptaan. Karena jelas dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa, Tuhan lah yang berhak atas segala penciptaan.
Dan setiap larangan pasti dimaksudkan agar tatanan kehidupan tetap terjaga. Sepandai pandai nya manusia untuk menciptakan roket canggih, masih banyak misteri alam semesta yang belum diketahui. Sepintar pintar nya manusia membuat kapal selam, masih tidak cukup dalam untuk menjelajahi luasnya lautan.
Kesimpulannya, pandanglah kemajuan sains sebagai faktor pendukung bukan faktor utama penggerak dan penentu kehidupan. Karena, Tuhan adalah Dzat yang Maha pencipta dan pengatur atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. (***)
Penulis: Aqila Annisatul Aulia
Mahasiswi S1 Keperawatan Internasional di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Domisili Magelang, Jawa Tengah.