Program Penghargaan dan Bantuan Bidang Kebahasaan dan Kesastraan untuk Komunitas dan Sastrawan dari Kemendibudristek
RUZKA REPUBLIKA -- Jakarta, bertempat di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), pada tahun ini kembali menyalurkan Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan.
Sejak tahun 2023, Badan Bahasa telah menginisiasi rintisan penyaluran Bantuan Pemerintah (Banpem) Bidang Kebahasaan dan Kesastraan.
Inisiasi rintisan penyaluran Banpem Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: enguatan Komunitas Sastra.
Pemberian bantuan dan pembekalan yang berlangsung sejak 24-29 Juni 2024 ini diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastra dan para sastrawan/pegiat literasi sebagai pihak pemroduksi karya, dapat menjadi penggerak sekaligus penguat dalam membangun kesastraan di tengah masyarakat, serta mengembangkan kesastraan dan menyebarluaskan produk karya mereka.
Baca Juga: Peringati HANI, BNN Depok Ajak Seluruh Elemen Bersama Perangi Narkotika
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, mengatakan bahwa salah satu amanat Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, adalah negara harus hadir di masyarakat.
Kemendikbudristek dengan berbagai programnya berupaya untuk memberikan layanan pendidikan di seluruh wilayah NKRI agar tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai.
"Melalui, Badan Bahasa, Kemendikbudristek memiliki program unggulan, yaitu meningkatkan literasi masyarakat yang dilakukan antara lain dengan memberikan Banpem kepada Komunitas Sastra dan perorangan,” ujar Suharti secara daring dalam pembukaan acara Pembekalan Calon Penerima Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Tahun 2024, Senin (24/06/2024).
Baca Juga: Depok akan Bangun Masjid Agung Seluas 1 Hektare di Jatijajar
Suharti menambahkan, fasilitasi Banpem diberikan dalam rangka mendorong berkembangnya komunitas sastra, meningkatkan peran komunitas sastra sebagai sarana pembelajaran sastra, membantu pelaksanaan dan optimalisasi kegiatan bidang kebahasaan dan kesastraan, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra, mendorong jumlah, mutu, serta penyebaran dan publikasi karya sastra.
Selain itu, bantuan penghargaan yang diberikan dalam rangka memberikan apresiasi kepada komunitas sastra atau perseorangan atas kinerjanya yang luar biasa dalam aktivitas kesastraan, termasuk di dalamnya pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem kesastraan.
Banpem diberikan untuk komunitas sastra, baik berupa fasilitasi untuk memberdayakan komunitas sastra maupun penghargaan atau apresiasi kepada tokoh-tokoh sastra yang telah berdedikasi di dunia sastra, khususnya yang telah berkiprah selama 40 tahun atau lebih.
Baca Juga: KPPU akan Bentuk Tim Pengawas untuk Awasi Dugaan Monopoli Jasa Pengiriman yang Dilakukan Shopee
"Upaya yang diinisiasi oleh Badan Bahasa ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan sastra untuk mengembangkan literasi masyarakat. Sekaligus, menjadi program yang berkelanjutan dan diperluas jangkauannya sehingga komunitas sastra menjadi mitra strategis Kemendikbudristek,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, mengatakan bahwa program pemberian Banpem khusus untuk komunitas sastra dan para sastrawan ini telah melewati proses panjang dan baru dapat dilakukan pada tahun lalu. Tahun 2023 menjadi tahun pertama bagi Badan Bahasa memberikan fasilitasi Banpem.
“Ini adalah upaya kami untuk dapat memfasilitasi komunitas-komunitas sastra. Program Banpem disusun bersama dengan kesepakatan yang ada di Badan Bahasa dan di komunitas sastra. Kami yakin bahwa jangkauan komunitas sastra lebih luas, sampai ke wilayah 3T, dan kami harapkan program ini dapat diakses jauh lebih banyak oleh masyarakat,” terangnya.
Baca Juga: Penilaian WTN 2024, Dishub Depok Memiliki Target Juara
Aminudin menyebutkan kembali bahwa pemberian Banpem ini menjadi komitmen Badan Bahasa dalam membantu penyelenggaraan program-program kesastraan yang ada di masyarakat. Selain itu, terdapat juga bantuan pemerintah untuk komunitas literasi.
Penyediaan Banpem Komunitas Sastra ini sekaligus menepis anggapan bahwa negara tidak peduli terhadap sastra.
Tahun ini ada satu momentum 100 tahun sastrawan A. A. Navis yang akan diperingati pada 17 November 2024, hari kelahirannya tersebut menjadi bagian perayaan di UNESCO.
Baca Juga: Membaca Manuver PKS di Pilkada Jakarta 2024
Badan Bahasa akan membawa sastra Indonesia ke kancah dunia melalui gerbang UNESCO, dengan harapan sastra Indonesia dapat mengambil bagian di sastra dunia.
"Kami juga akan menawarkan program melalui penerjemahan sastra Indonesia dan sastra daerah untuk diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan pada tahun 2025 residensi sastra akan naik ke tingkat dunia,” ungkap Aminudin.
Selanjutnya, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, dalam laporannya mengatakan, pendaftar Banpem pada tahap pertama ini berjumlah 446 komunitas atau perseorangan.
Baca Juga: Diskarpus Depok Serahkan Puluhan Al Quran untuk Rutan Cilodong
Dari pendaftar tersebut, sejumlah 187 komunitas dan 121 perseorangan telah mengunggah berkas.
"Khusus untuk perseorangan, unggah berkas dilakukan oleh Balai/Kantor Bahasa. Setelah melalui tahap verifikasi berkas dan penjurian, hanya 54 komunitas sastra dan 70 perseorangan (sastrawan) yang dinyatakan lulus penilaian dewan juri,” papar Imam.
Sebagaimana diketahui, komunitas sastra dalam satu dasawarsa terakhir ini tumbuh sangat pesat. Pesatnya pertumbuhan komunitas sastra itu diikuti oleh adanya penciptaan karya sastra yang juga produktif.
Baca Juga: Depok Salurkan Bansos KDS Pendidikan Bagi Ribuan Siswa Miskin Tingkat SM
Karya sastra dengan berbagai kearifan lokal yang diproduksi sastrawan, khususnya sastrawan muda dari berbagai komunitas sastra sebagai wadah para sastrawan untuk saling asah, asih, asuh, dan produksi karya sastra bagaikan dua sisi mata uang yang saling berkaitan.
Pada zaman modern ini, komunitas sastra di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius, sebab banyak komunitas sastra yang keberadaannya tidak menentu, timbul dan tenggelam, terutama bagi komunitas sastra yang masih berkembang dan belum mapan.
Namun, di tengah keterbatasan pendanaan, masih ada komunitas yang eksis dalam melaksanakan kegiatan kesastraan.
Baca Juga: Depok Rehabilitasi 10 Gedung dan Sarpras Pemerintahan
Keberadaan dan aktivitas komunitas sastra ini perlu mendapatkan Banpem agar mampu mengoptimalkan perannya sebagai tempat dan media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi karya sastra atau menyelenggarakan kegiatan kesastraan.
Selain komunitas sastra dan aktivitas kesastraannya, apresiasi bagi para pelaku/pegiat sastra yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menggerakkan, membangun, dan mencipta karya sastra juga perlu mendapat perhatian pemerintah.
Pemerintah perlu membantu para pelaku atau pegiat sastra sebagai bentuk apresiasi atas kegiatan kesastraan yang telah dilakukannya.
Baca Juga: UI Miliki 5 Laboratorium Baru yang Canggih, Siap Dukung Riset dan Layanan Publik Interdisiplin
Tentu saja, apresiasi dalam bentuk penghargaan ini juga menjadi pemantik pemerintah daerah, lembaga, atau masyarakat setempat untuk lebih menghargai pelaku atau pegiat sastra yang ada di tengah masyarakat.
Tentang Program Bantuan Pemerintah (Banpem) Bidang Kebahasaan dan Kesastraan 2024, pada 10 Juni 2024, Badan Bahasa telah mengumumkan penerima Bantuan Pemerintah (Banpem) tahun 2024 melalui Keputusan Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Nomor 0955/I2/BS.00.02/2024 tentang Penetapan Calon Penerima Banpem Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Tahun 2024.
Berdasarkan keputusan tersebut, sebanyak 54 komunitas dan 70 orang dinyatakan sebagai calon penerima bantuan pemerintah pada tahun 2024 ini. Salah satu rangkaian dalam kegiatan Banpem adalah memberikan pembekalan kepada komunitas sastra yang telah dinyatakan lulus.
Baca Juga: Jamaah Haji Asal Depok Mulai Dipulangkan ke Tanah Air
Kegiatan yang dikemas dalam lokakarya ini dihadiri oleh ketua dan bendahara komunitas sastra sejumlah 108 orang dan 56 sastrawan dari seluruh penjuru tanah air, mulai dari Papua hingga Aceh.
Selain itu, lokakarya ini juga menghadirkan narasumber dari Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, Direktorat Jenderal Pajak, dan BPKP untuk memberikan penguatan kepada para calon penerima bantuan mengenai aturan pelaksanaan kegiatan berdasarkan aturan yang berlaku.
Mengenai bantuan pemerintah, beragam pendapat muncul dari para sastrawan, mereka senada berharap agar kalimat 'bantuan pemerintah' menjadi bahan pertimbangan kembali di periode berikutnya.
Baca Juga: Depok Dukung Pekan Ceria Kampung Dongeng Jatimulya
Sebab selama ini para sastrawan telah melakukan berbagai upaya dan berkarya melalui swadaya mandiri untuk menggeliatkan dan tetap menghidupkan beragam jenis karya sastra mulai dari puisi, cerita pendek, novel, esai, feature, tulisan budaya dan lain-lain agar semakin dicintai dan disukai oleh beragam generasi pecinta sastra di Indonesia tercinta ini.
Melalui nomenklatur yang menjadi panduan dari pihak Badan Bahasa, para sastrawan dan penggiat literasi tetap akan selalu berkarya untuk menuliskan ide-ide cerita yang ada di benak mereka yang dikemas ke dalam beragam peristiwa kehidupan kemanusiaan yang menyentuh nurani berdasarkan perdamaian dan empati kemanusiaan di dunia ini. Salam sastra! (***)
Penulis : Fanny J Poyk