Nasional

UI GreenCityMetric 2024, Depok Tak Masuk 10 Kota Cerdas Berkelanjutan

Kota Kediri diperingkat 1 sebagai Kota Cerdas Berkelanjutan versi UI GreenCityMetric Ranking 2024.

RUZKA REPUBLIKA -- UI GreenMetric merilis 10 nama kabupaten/kota paling berkelanjutan di Indonesia versi UI GreenCityMetric Ranking 2024 di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Kampus Depok, Kamis (08/08/2024),

Dari 10 kota, Kota Depok yang mengkalim sebagai Smart City, tidak termasuk sebagai Kota Cerdas Berkelanjutan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Adapun 10 Kota Cerdas Berkelanjutan versi UI GreenCityMetric Ranking 2024, berdasarkan peringkat, yaitu:

1. Kota Kediri.
2. Kota Madiun.
3. Kota Blitar.
4. Kota Semarang.
5. Kabupaten Wonogiri.
6. Kota Pariaman.
7. Kota Banjarbaru.
8. Kota Salatiga.
9. Kota Medan.
10. Kota Jambi.

Baca Juga: Klaster Poison Center UI Siap Tangani Kasus Keracunan yang Lebih Komprehensif

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, drg. Nurtami menyebut bahwa pemeringkatan ini bertujuan untuk melihat transformasi kota/kabupaten di Indonesia dalam hal keberlanjutan.

Pesatnya modernisasi di kota/kabupaten membawa efisiensi banyak sektor, namun juga mengancam kelangsungan hidup. Pembangunan dan gaya hidup yang tidak mengindahkan keberlanjutan akan berdampak pada pemanasan global, pencemaran lingkungan, polusi, dan kerusakan ekosistem.

“Untuk itu, sangat perlu bagi kita untuk peduli dan menjadikan keberlanjutan sebagai tolak ukur utama dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan pemerintahan. Dengan memperhatikan keberlanjutan, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memastikan masyarakat mendapat dampak positif yang maksimal dari perubahan ini,” jelas drg. Nurtami.

Baca Juga: TPA Cipayung Depok Bantah Terjadi Longsor, Ditutup 2 Hari untuk Perbaikan Sejumlah Alat Berat

Pemeringkatan UI GreenCityMetric 2024 didasarkan pada enam indikator, yakni:

1. Penataan Ruang dan Infrastruktur, Energi dan Perubahan Iklim.
2. Tata Kelola Sampah dan Limbah.
3. Tata Kelola Air.
4. Akses dan Mobilitas.
5. Tatapamong/Governance.

UI GreenMetric menilai 20 Kabupaten dan 44 Kota dari 23 Provinsi di Indonesia. Tahun ini, ada 12 Kabupaten/Kota baru yang bergabung dalam pemeringkatan tersebut.

Baca Juga: Agar Hasilkan Madu Berkualitas, Akademisi UI Berbagi Pengetahuan Tentang Budidaya Lebah hingga Pemasaran Produk Turunannya

Pada tahun ketiga pelaksanaan UI GreenCityMetric, UI GreenMetric juga merilis enam kota/kabupaten dengan capaian skor tertinggi pada masing-masing indikator.

Kota Semarang unggul di bidang Penataan Ruang dan Infrastruktur. Kabupaten Wonogiri terbaik untuk indikator Energi dan Perubahan Iklim.

Kota Parepare terbaik dalam Tata Kelola Limbah. Kabupaten Barito Utara yang paling berkelanjutan untuk Tata Kelola Air.

Baca Juga: Rotasi Besar-besaran di Polda Metro Jaya, Kapolsek hingga Kasat Reskrim Diganti, Ini Daftar Lengkapnya

Kota Kediri unggul pada Akses dan Mobilitas. Sementara, Kota Madiun terbaik di bidang Tata Pamong.

Tahun ini, penghargaan juga diberikan kepada Kota Magelang karena memiliki Peningkatan Kinerja Keberlanjutan Terbaik; dan Kabupaten Trenggalek sebagai Kabupaten/Kota Peserta Baru Terbaik.

Kepala UI GreenMetric, Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari mengatakan bahwa tahun ini, UI GreenCityMetric menambahkan indikator baru terkait penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di setiap kategori UI GreenCityMetric.

Baca Juga: PLN Icon Plus Kerja Sama dengan Transvision, Sajikan Hiburan Digital

Tujuannya adalah untuk mendorong penggunaan teknologi dalam mendukung program keberlanjutan di masing-masing daerah. Dengan adanya indikator TIK, inovasi baru dari Kabupaten/Kota dapat terpantau, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas program keberlanjutan.

“Dari pelaksanaan tahun ini, kami belajar bahwa kolaborasi dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah sangatlah penting. Keberhasilan program keberlanjutan tidak hanya bergantung pada kebijakan yang baik, tetapi juga pada partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat," terang Prof. Riri.

Pihaknya, lanjut Prof. Riri, juga melihat bahwa adanya indikator yang jelas dan terukur sangat membantu dalam mengevaluasi progres dan menentukan langkah-langkah perbaikan di masa depan.

Baca Juga: Aplikasi PeriXa Batin, Integrasikan Teknologi XR untuk Pengalaman Terapi Personal Kesehatan Mental Gen Z

"Karena itu, UI GreenCityMetric menunggu munculnya pemimpin daerah terpilih pada Pilkada 2025 serentak yang concern pada masalah lingkungan, kota yang cerdas, sehat, aman, dan berkelanjutan,” terangnya.

Sinergi antara kampus dan pemerintah daerah juga menjadi sorotan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Prof. Dr. rer.nat. Abdul Haris.

Menurutnya, studi menunjukkan bahwa kota-kota yang berkolaborasi dengan institusi akademik mengalami peningkatan efisiensi dalam penerapan kebijakan keberlanjutan hingga 25%.

Baca Juga: Ingat! Wajib Pajak di Depok agar Bayar PBB Sebelum Jatuh Tempo

Kolaborasi ini juga mempercepat penerapan teknologi hijau dan inovasi serta meningkatkan kapasitas lokal dalam menangani tantangan lingkungan.

Data dari Global Green Economy Index tahun 2023 juga menunjukkan bahwa kota-kota yang berkomitmen pada keberlanjutan memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dan juga daya tarik investasi yang lebih besar.

Banyak hal-hal yang mungkin menjadi benefit bagi kota-kota yang telah mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) ini dan turut berpartisipasi dalam pemeringkatan UI GreenMetric.

Baca Juga: Depok Raih Penghargaan UHC Awards 2024, Tingkat UHC Tembus 103,13 Persen

"Oleh karena itu, kami berharap lebih banyak pemerintah daerah di seluruh Indonesia yang bergabung dalam UI GreenCityMetric pada tahun mendatang,” harap Prof. Haris.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ir. Laksmi Dhewanthi dan Kepala Sekretariat Nasional SDGs, Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia, Pungkas Bahjuri Ali yang hadir secara daring, juga menyoroti permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini, salah satunya terkait isu perkotaan.

Menurut Pungkas, meski Indonesia telah mencapai 65% indiktor SDGs, dengan adanya perubahan struktur demografi dan urbanisasi semakin besar, sekitar 56,4% yang sudah tinggal di perkotaan, tentu tantangan yang dihadapi semakin nyata.

Baca Juga: Bulan Bakti Pramuka Pancoran Mas Depok, Lakukan Gerakan Berantas Sarang Nyamuk

"Ada permasalahan kebutuhan energi, infrastruktur, transportasi, hingga pengelolaan sampah. Semua permasalahan ini sangat melekat dengan perkotaan,” tegasnya.

Oleh sebab itu, indikator yang ditetapkan dalam penilaian UI GreenCityMetric, menurut Plh. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Dr. Drs. Amran, sangat sesuai dengan standar penilaian maturasi perkotaan.

Dr. Amran mengatakan, dalam Standar Pelayanan Perkotaan, ada tiga indikator untuk mengukur Indeks Perkotaan Berkelanjutan, yakni layanan perkotaan dan kualitas hidup, perkotaan cerdas, dan perkotaan berketahanan. Ketiga indikator tersebut masuk dalam kriteria penilaian yang ditetapkan UI GreenCityMetric.

Berita Terkait

Image

Pemkot Depok Bentuk CSIRT, Dapat Mendukung SPBE yang Lebih Aman

Image

Depok Ikuti Launching CSIRT 2024, Perkuat Keamanan Siber

Image

17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka, Tapi Depok Lebih Dulu Merdeka, Begini Ceritanya