Dinkes Depok Silahturahmi ke PWI, Klarifikasi dan Harap Dukungan Warga Sukseskan Program Penanganan Stunting
ruzka.republika.co.id--Kota Depok meraih penghargaan Insentif Fiskal Kinerja Tahun Berjalan dalam kategori Penurunan Stunting 2023 dari Wakil Presiden (Wapres), Maruf Amin, senilai Rp 6,63 miliar.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan bahwa Kota Depok sangat bersyukur menjadi salah satu daerah yang diapresiasi dalam penanganan stunting (gagal tumbuh kembang anak) di Indonesia.
"Kami tak bisa bekerja sendiri dan perlu dukungan semua pihak dan warga untuk bersama-sama sukseskan program penanganan stunting," ujar Mary saat kunjungan silahturahmi ke Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok, Rabu (15/11/2023).
Baca Juga: Setia One Vision dan Toto Hoedi Berkolaborasi dalam Produksi Film Horor Bergenre Komedi
Lanjut Mary, pihaknya tak tinggal diam dan siap menerima kritik dan saran terkait pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) atau makanan selingan lokal bukan pabrikan dengan sajian menu berstandar bergizi sesuai petunjuk teknis (Juknis) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Jadi kita punya pedoman dari Kemenkes, ini ada buku keluarga sehat isinya menu-menu. Satu lagi buku resep masakan keluarga terbitan dari Unicef dan buku resep makanan lokal dari Kemenkes. Jadi dua buku ini yang menjadi rujukan kami, Dinas Kesehatan dan Puskesmas," jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan segera evaluasi jika ada masalah, terutama dalam pengawasan pengolahan menu makanan bergizi dari para pelaku Wirausaha Baru (WUB) binaan Dinas Koperasi Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok.
Baca Juga: Instagram Rilis Fitur Close Friend untuk Reels dan Feeds, Sudah Coba?
"Termasuk juga kami akan terus berupaya membina dan berikan sosialisasi ke ribuan kader Posyandu dan Puskesmas di 11 kecamatan di Kota Depok agar program penanganan stunting berjalan sukses," tutur Mary.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Depok sebesar 12,6 persen. Angka ini lebih rendah dibanding target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
"Dari 11 Kecamatan di Kota Depok tercatat
9.882 balita yang membutuhkan pertumbuhan sehat dengan status asupan bergizi," ungkap Mary.
Baca Juga: Untuk Lindungi Hak Kekayaan Intelektual IKM, Begini Upaya Pemkot Depok
Program PMT akan berlangsung selama 28 hari yang sudah dimulai sejak Jumat 10 November hingga 8 Desember 2023.
"Tentu, harapannya, program ini mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan," terang Mary.
Terkait pemberian makanan tambahan hanya berupa tahu, otak-otak, nugget, bubur dan sup yang mendapat kritikan karena dinilai tak sesuai dengan anggaran Rp 18 ribu untuk satu anak. Mary menjelaskan, makanan diberikan setiap hari dengan menu bervariasi, seperti tahu kukus dan otak-otak.
Baca Juga: Pemkot Depok Optimistis Partisipasi Pemilih Pemula Meningkat di Pemilu 2024
"Hanya satu hari disajikan menu lengkap, bubur dengan sup kuah dan pilihan tahu kukus, otak-otak, nugget. Untuk anggaran Rp 18 ribu itu sudah termasuk pajak, pendistribusi dan pembuatan kemasan," terangnya.
Terkait banyaknya protes makanan yang diberikan tidak enak dan terasa hambar, lebih jauh Petugas Gizi Dinkes Kota Depok, Anita Yuningsih menjelaskan, memberi makanan kepada balita memiliki panduan tersendiri yang tidak bisa disamakan dengan makanan dewasa. Justru jika telah dibiasakan makan makanan gurih atau instan sejak dini, hal ini berisiko membuat anak sulit makan di kemudian hari.
"Karena yang mencicipi itu orang dewasa, jadi terkesan tidak ada rasa. Tapi kan anak-anak memang yang seharusnya tidak diberikan terlalu berasa gurih, karena itulah yang bikin anak-anak nggak mau makan," jelasnya.
Baca Juga: Hidup Mati Melawan Maroko, Bima Sakti Ingatkan Timnas U-17 Indonesia
Menurut Anita, jika anak dibiasakan makan makanan gurih, maka anak akan menjadi pemilih dalam menentukan makanannya. "Begitu satu tahun ke atas dia bisa memilih menu makanan yang dia suka karena lidahnya sudah terbiasa yang gurih," tegasnya.
Lanjut Anita, saat anak menjadi pemilih saat makan, kondisi ini yang memungkinkan anak menjadi stunting. Karena anak lebih memilih makanan gurih dengan gizi yang rendah atau bahkan tidak ada, dibanding makanan bergizi minim rasa.
"Kalau ibunya mengeluh anak saya nggak mau makan, anaknya maunya mie, ciki, itu masalahnya anaknya jadi kurang gizi. Kan nggak ada gizinya ciki itu, cuman enak," ujar Anita.
Baca Juga: Tinggi Kolagen, 5 Makanan ini Dapat Bantu Terlihat Awet Muda
Dinkes Depok merupakan makanan sesuai standar gizi yang baik untuk anak. Menu-menu makanan tambahan dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dengan stunting.
"Bahwa ada standar-standar gizi yang harus kita penuhi dari contoh menu yang sudah ada. Di sini kita berusaha untuk menyusun menjadi satu master menu yang bisa dipakai oleh teman-teman Puskesmas dan katering untuk diberikan kepada balita," ungkap Anita
Selanjutnya secara detail Anita menjelaskan makanan yang mengandung gizi. Kayak Tahu Kukus, meski terlihat seperti tahu biasa, tetapi dalam proses pembuatannya, tahu sudah dicampur dengan sumber protein lain berupa putih telur dan daging ikan.
Baca Juga: PLN Icon Plus Sabet 3 Penghargaan di Ajang IDIA Awards 2023
"Jadi yang kelihatannya tahu, itu ada daging ikan, putih telur. Jadi kalau kita hitung per porsinya, itu ada kandungan 180 kalori dan 12 gram protein," jelasnya.
Dia melanjutkan, begitu pun dengan menu otak-otak, yang telah memyesuaikan kandungan gizi sesuai kebutuhan usia balita. "Terus dua biji otak-otak, sebenarnya ini murni ikan dan daging ayam. Kalau kita lihat, satu porsi itu sama kandungnya 9-11 gram protein," ungkap Anita.
Dipastikan Anita, makanan tambahan yang diberikan merupakan makanan sesuai standar gizi yang baik untuk anak. Menu-menu makanan tambahan dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dengan stunting.
"Bahwa ada standar-standar gizi yang harus kita penuhi dari contoh menu yang sudah ada. Kam berusaha untuk menyusun menjadi satu master menu yang bisa dipakai oleh teman-teman Puskesmas dan katering untuk diberikan kepada balita, dan tentu saja harus disesuaikan dengan standar umur si balita," terang dia.