Wali Kota Depok Angkat Bicara Polemik Menu Stunting, Tegaskan Makanan Tambahan Bergizi untuk Balita, Berdampak Positif
ruzka.republika.co.id--Mohammad Idris selaku Wali Kota Depok angkat bicara terkait polemik dan kritikan berbagai pihak terhadap progam stunting dengan pemberian makanan bergizi untuk Balita.
"Saya tegaskan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sangat bagus untuk memfokuskan stunting," ujar Wali Kota Depok Mohammad Idris di Rapat Paripurna DPRD Kota Depok, Rabu (22/11/2023).
Lanjut Wali Kota Depok Mohammad Idris, hal tersebut membuat para Balita yang menjadi target program PMT lokal yang sudah dilaksanakan selama satu minggu mengalami kenaikan berat badan.
Baca Juga: PLN Icon Plus Kembangkan Bisnis Pergudangan Cold Chain
“Hal tersebut sudah terbukti dampak dari pemberian makanan, sepekan program sudah dijalankan, anak-anak yang kita timbang enggak ada yang berat badan nya stuck, Alhamdulillah semuanya naik,” ungkap geram.
“Lebih lagi, ada anak yang kenaikan berat badannya itu satu kilo, karena benar-benar menjalankannya,” tambah Wali Kota Depok Mohammad Idris
Selanjutnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris menerangkan, Kota Depok masuk sebagai lima besar kota dalam upaya percepatan penurunan stunting yang dinilai baik oleh pemerintah, dan di bawah standar nasional.
“Sebagai bentuk apresiasi pemerintah pusat, Kota Depok diberi Dana Insentif Daerah (DID) dari APBN sebagai hadiah pemerintah pusat ke daerah. Namun, dikirimkannya ke kas daerah sudah milik daerah untuk diimplementasi program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal,” jelasnya yang menapik tudingan program tersebut di korupsi.
Menurut Wali Kota Depok Mohammad Idris, makanan tambahan untuk balita dalam program PMT lokal ini mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak stunting.
“Kenapa dinamakan makan tambahan, karena pada intinya bukan makanan pokok tetapi Bahasa gaulnya camilan, namun bergizi untuk anak-anak yang bermasalah stunting,” jelasnya.
Baca Juga: Rilis Teaser Pertama, Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 akan Mengisi Awal Tahun 2024
Ia juga menambahkan, program PMT lokal ini artinya program dengan makanan yang sesuai dari SOP arahan kementrian, bergizi namun bersifat lokal. Maksudnya makanan atau camilan yang harus dibuat sendiri dengan memberdayakan masyarakat, salah satunya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Depok.
“Sistem pengolahannya kami serahkan ke pihak penyedia PMT, pokoknya dana aman, jangan pula makanan Rp 18 ribu tetapi yang ditinggikan itu dana totalnya sekian miliar, itu kan framing namanya. Kita harus liat rinciannya berapa ribu anak yang harus diberi makan masalah stunting, bukan hanya stunting, tetapi anak yang timbangannya enggak naik atau kurang timbangannya, itu masuk masalah stunting, dan anak-anak yang kurus kurang gizi, susah makannya kena program PMT,” papar Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Lebih lanjut, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengungkapkan, ada sebagian ibu yang mengatakan anaknya tidak doyan makan saat diberikan menu PMT lokal, kemudian di cek oleh kader untuk mengetahui apa penyebabnya.
Setelah di cek ternyata ibunya dahulu sempat diberi edukasi, tetapi tidak menerapkan arahan-arahan yang diberikan posyandu, puskesmas tentang makanan bergizi.
“Anak-anak biasa dikasih bubur ayam beli di warung sebelah, dikasih makanan yang banyak mecin supaya sedap, kalau susah anak makan indomie, biasa makan begitu dikasih makanan standar bergizi ya susah, kalau anak stunting harus makanan standar tadi,” ungkapnya.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris juga menegaskan menu PMT pencegah stunting tidak bisa disamaratakan dengan menu rumah makan biasa yang tidak memenuhi standar nilai gizi untuk anak yang mengalami stunting.
Baca Juga: Jackson Tiago Bocorkan Kultur Sepak Bola Brasil, Indonesia Harus Belajar
“Jadi tolong jangan disamakan, misalnya kudapan otak-otak, jangan disamakan otak-otak yang kita beli di rumah makan biasa, itu enggak memenuhi standar bergizi untuk anak stunting,” tegasnya.
Lanjut Wali Kota Depok Mohammad Idris, pemilihan tahu sebagai salah satu menu PMT juga sudah sesuai dengan petunjuk teknik Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Nutrisi hewani ada dua, tuna dan campuran telur itu diaduk dalam adonan bahan dasarnya tahu, jadilah seperti tahu, orang liatnya tahu yang dijual pedagang,” terangnya.
Baca Juga: Disdik Kota Depok Gelar Lomba Peserta Didik LKP 2023
Wali Kota Depok Mohammad Idris pun buka suara mengenai harga menu program PMT lokal senilai Rp 18 ribu.
Menurutnya, nominal tersebut sudah memenuhi ketentuan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Kita serahkan ke penyedia, nominal ini ketentuan dari kementerian, jadi satu kali makan kudapan atau lengkap itu Rp 18 ribuan,” tegasnya.
Reporter: Syifa Alvernia Naufal
Sumber : depok.go.id