Goethe Institut Gelar Science Film Festival 2023 di SMAN 3 Kota Depok, Gaungkan Pentingnya Restorasi Ekosistem
ruzka.republika.co.id--Para pelajar SMAN 3 Kota Depok dengan tekun mengikuti giat Science Film Festival 2023, Gaungkan Pentingnya Restorasi Ekosistem.
Science Film Festival kembali hadir di Indonesia dalam edisi keempat belas, menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 70 kabupaten/kota secara hybrid mulai 21 Oktober hingga 30 November 2023.
Tahun ini, festival yang diinisiasi Goethe Institut ini mengusung tema “Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB”.
Para siswa-siswi akan mengeksplorasi pentingnya perlindungan dan pemulihan ekosistem melalui pemutaran filmfilm internasional yang disertai berbagai eksperimen sains yang menyenangkan.
Baca Juga: Rilis Teaser Pertama, Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 akan Mengisi Awal Tahun 2024
Science Film Festival di Indonesia akan memutar 18 film dari 12 negara, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Chile, Indonesia, Inggris, Jerman, Kazakhstan, Kolombia, Tanzania, dan Thailand.
Film-film yang sudah dikurasi untuk Science Film Festival juga dijadwalkan diputar bergantian secara luring di sekolah-sekolah di Jabodetabek, Blitar, Surabaya, Belitung Timur, dan Medan, yang diikuti eksperimen sains.
Sejumlah pusat sains di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, serta Pontianak juga turut berpartisipasi menggelar pemutaran dan eksperimen sains secara luring.
Sementara itu, pemutaran film dan demonstrasi eksperimen sains akan berlangsung secara daring via platform Zoom bagi siswa-siswi di kota-kota selain yang disebutkan di atas, antara lain di Aceh, Arguni, Bintuni, Dolok Sanggul, Flores Timur, Jayapura, Kefamenanu, Pematang Siantar, Sidikalang, Sumbawa, Tobelo, Waikabubak, dan masih banyak lagi.
Suasana penuh kegembiraan meliputi para siswa SMAN 3 Kota Depok saat menjadi tuan rumah Science Film Festival 2023, Rabu ( 22/11/2023), sebuah inisiatif dari Goethe Institut yang menyoroti pentingnya restorasi ekosistem.
Acara yang diadakan di aula utama, dibuka dengan bersemangat oleh Kepsek SMAN 3 Kota Depok Nurlely M.Pd.
Para siswa SMAN 3 Kota Depok menyambut kegiatan ini dengan penuh antusias, mencermati dan menggali pemahaman lebih dalam mengenai perlindungan dan pemulihan ekosistem.
Baca Juga: Jackson Tiago Bocorkan Kultur Sepak Bola Brasil, Indonesia Harus Belajar
Science Film Festival, yang merangkum pesan-pesan penting melalui pemutaran film internasional dan eksperimen sains, memberikan dampak positif bagi proses pembelajaran di sekolah ini.
Desta Amanda Awalia, S.PD, guru bidang studi Biologi di SMAN 3 Kota Depok, menyampaikan harapannya bahwa kegiatan pemutaran film dan eksperimen ini dapat terus berlanjut, mendukung pendidikan yang merdeka dan berkualitas.
Tema film hari ini mencakup “The Village Illuminator,” “Repackaging Naturally,” “Animal Intelligence,” dan “Mnemba Coral Restoration Project.”
Baca Juga: Disdik Kota Depok Gelar Lomba Peserta Didik LKP 2023
Acara ini tidak hanya memberikan wawasan melalui film, tetapi juga melibatkan siswa dalam eksperimen sains yang menyenangkan.
Dari Gelas Magnus hingga Gerak Gletser, serta Sembur hingga Hujan Asam, para siswa SMAN 3 Kota Depok memamerkan kemampuan dan performa unggul mereka.
SMAN 3 Kota Depok, yang terpilih menjadi tuan rumah pertama di Kota Depok dalam rangkaian festival ini, berhasil menjangkau siswa-siswi dari SD sampai SMA di 70 kabupaten/kota secara hybrid.
Baca Juga: Pemkot Depok Tawarkan 7 Program Kolaborasi Pembangunan
Dengan semangat yang terus berkobar, acara ini menjadi persembahan berharga untuk mendukung pendidikan berbasis lingkungan dan kesadaran akan pentingnya restorasi ekosistem.
Pada tahun 2023, Science Film Festival menjadi mitra pendukung resmi agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Agenda tersebut mengacu kepada periode 2021 hingga 2030, yang sekaligus merupakan tenggat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan periode yang diyakini para ilmuwan sebagai jendela terakhir untuk mencegah perubahan iklim yang berpotensi membawa bencana.
Baca Juga: Pemkot Depok Tawarkan 7 Program Kolaborasi Pembangunan
Restorasi ekosistem berarti membantu ekosistem yang rusak atau hancur untuk kembali pulih, sekaligus melestarikan ekosistem yang masih utuh.
Dr Stefan Dreyer, Direktur Goethe Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, saat pembukaan pada Sabtu, 21 Oktober 2023 di Plaza Insan Berprestasi, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta berkomitmen menyoroti pentingnya pertimbangan ekosistem dalam pengelolaan lahan, air, dan sumber daya hayati secara terpadu.
Tak hanya itu, komitmen ini juga menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan upaya mengatasi penggurunan, degradasi lahan, erosi dan kekeringan, kehilangan keanekaragaman hayati, dan kelangkaan air.
Baca Juga: Dinkes Depok Sosialisasi Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak
“Hal-hal ini dipandang sebagai tantangan lingkungan, ekonomi, dan sosial dalam pembangunan berkelanjutan global. Dengan menghadirkan film dari berbagai belahan dunia dengan topik-topik ilmiah untuk penonton muda, kami berharap dapat menumbuhkan kreativitas serta semangat pemuda bereksplorasi dan mencintai sains,“ kata Stevan.
Festival tahun ini didukung oleh sejumlah mitra utama, yakni Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kedutaan Besar Republik Federal Jerman, inisiatif “Sekolah: Mitra menuju Masa Depan” (PASCH), Bildungskooperation Deutsch (BKD), RollsRoyce, Universitas Paramadina, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Negeri Jakarta, dan PGRI.
Tema yang diangkat Science Film Festival kali ini tidak hanya merefleksikan panggilan untuk bertindak, tetapi juga menggambarkan tekad bersama dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan lestari bagi generasi mendatang.
Baca Juga: Depok akan Gelar Festival Perahu Naga Tingkat Kota, Berhadiah Total Rp 33 Juta
“Penting bagi generasi muda untuk mengetahui dan menguasai sains bagi keberlangsungan lingkungan kita. Saya harap acara ini tidak hanya menyuguhkan film yang berkualitas dan menginspirasi imajinasi tentang sains, namun juga bisa membuka pemikiran adik-adik bahwa sains itu menyenangkan,” jelas Steven.
Science Film Festival konsisten mempromosikan literasi sains kepada pemuda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur.
Science Film Festival diperkenalkan dan diadakan di Indonesia pada tahun 2010 seiring dengan upaya ekspansi regional festival pada masa itu.Dalam perjalanan waktu, festival ini telah mengukuhkan diri sebagai yang terbesar di dunia untuk jenisnya, dengan sekitar 700 ribu penonton di lebih dari 20 negara selama edisi tahun 2022, termasuk 66.533 penonton di Indonesia.
Baca Juga: DLHK Kota Depok Tangkap 14 Orang Pembuang Sampah Liar di Jalan Proklamasi
Festival tahun ini diselenggarakan secara internasional di 21 negara sejak 1 Oktober sampai 20 Desember.
Science Film Festival adalah perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah.
Bekerjasama dengan mitra lokal, perayaan ini mempromosikan literasi sains dan memfasilitasi kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan kontemporer melalui film internasional dengan kegiatan pendidikan yang menyertainya.
Baca Juga: Seminar Awam #BicaraSehat RSUI, Depresi Pasca Melahirkan, Kenali dan Tangani Segera
Festival ini menyajikan isu-isu ilmiah yang mudah diakses dan menghibur bagi khalayak luas dan menunjukkan bahwa sains bisa menyenangkan.
Ajang ini telah berkembang pesat sejak edisi pertamanya di tahun 2005 di Thailand, menjadi acara terbesar untuk jenisnya di dunia.
Science Film Festival diselenggarakan di setiap negara oleh Goethe Institut bekerjasama dengan mitra lokal.
Science Film Festival ini bergantung pada kolaborasi dan partisipasi aktif lembaga pendidikan sains, sekolah, universitas, kementerian, dan pusat budaya di masing-masing negara tuan rumah, serta antusiasme staf mereka dan mitra lainnya, seperti LSM, pendidik, dan kelompok relawan pelajar, yang memfasilitasi pemutaran dan kegiatan.