Kaesang akan Dapat Lawan dari Beberapa Politikus Wanita di Kota Depok, Ini Calon Potensial PKS
ruzka.republika.co.id--Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep tak akan mudah mengalahkan dominasi PKS di Kota Depok dalam persaingan menduduki kursi Wali Kota Depok pada Pilkada 2024. Sejumlah nama beken dari PKS akan menjadi lawan berat Kaesang.
Ada beberapa nama calon Wali kota Depok dari PKS yang cukup dikenal dan sangat mengakar yakni Imam Budi Hartono (Wakil Wali Kota Depok/Ketua DPD PKS Kota Depok), Supian Suri (Sekda Pemkot Depok), Elly Farida (Ketua PKK Kota Depok/Istri Wali Kota Depok), Farida Rachmayanti (Anggota DPRD Kota Depok) dan Dian Nurfarida (Pelaku UMKM/Caleg PKS Kota Depok).
Dari kelima nama tersebut, dua tokoh wanita dari PKS yakni Elly Farida dan Dian Nurfarida dianggap cukup potensial dapat mengalahkan popularitas Kaesang.
Pasalnya, Elly yang akrab disapa Bunda Elly saat ini sebagai Ketua PKK Kota Depok cukup aktif bersafari ke pelosok-pelosok menyambangi ibu-ibu alias emak-emak. Selain itu, sudah terpampang puluhan baliho Elly yang juga Caleg PKS untuk DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) ini.
Selain mesin partai PKS yang solid berkerja, Elly juga didukung finansial dari sang suami yang juga Wali Kota Depok, Mohammad Idris.
Sedangkan Dian Nurfarida merupakan sosok tokoh wanita yang cukup aktif, popular dan merakyat sebagai pengusaha, ditunjang dengan penampilan yang cukup menarik dan didukung juga dengan kekuatan finansial. Saat ini sudah bertebaran juga baliho dan spanduk Dian di Kota Depok.
Pengamat politik dari Fisip UI, Ubaidillah Badrun menilai Pilkada Kota Depok akan semakin menarik dengan kemunculan Kaesang yang mendapat lawan dari kalangan perempuan.
"Munculnya calon perempuan akan menjadi angin segar perpolitikan di Kota Depok. Selain menjadi keterwakilan kaum perempuan juga dapat memberi edukasi politik baru untuk generasi muda di Kota Depok yang selama ini masih didominasi kaum laki-laki,” kata Ubaidillah, Sabtu (17/06/2023).
Menurut Ubaidillah, beberapa wanita yang berhasil menjadi kepala daerah, dikarenakan faktor popularitas, berpenampilan menarik, juga memiliki jiwa kepemimpinan atau leadership.
“Secara umum dapat memenangkan kontestasi elektoral jika yang bersangkutan memiliki modal sosial (social capital) yang kuat dan memiliki kapasitas untuk memimpin,” jelasnya.
Lanjut Ubaidillah, meskipun perempuan Indonesia telah mengalami kemajuan dalam hal partisipasi politik, namun angka keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan daerah masih rendah. Penyebabnya tidak terlepas dari dukungan partai politik.
Hal tersebut dikarenakan pandangan patriarki yang masih mengakar kuat dikalangan partai politik Indonesia. Padahal, terkadang perempuan yang lebih baik kinerjanya sebagai pemimpin daerah.
"Perempuan masih ditempatkan sebagai subordinat dari laki-laki. Padahal secara kualitas bisa jadi perempuan yang memimpin bisa lebih berhasil dibanding laki-laki dan itu sudah terbukti di beberapa wilayah yang kepala daerah, dipimpin kaum perempuan,” paparnya.
Ia menambahkan, hal ini, bisa ditangani jika pandangan partai politik berubah terhadap perempuan. Terlebih, memiliki elektabilitas yang tinggi dan kemampuan leadership yang kuat.
"Jika cara pandang parpol berubah dan melihat calon perempuan terlihat lebih unggul, saya kira partai politik bisa berubah pikiran sehingga akan mendukung calon perempuan. Bahkan bisa menjadi energi positif baru untuk masa depan Kota Depok,” jelas Ubaidillah.
Selain Elly dan Dian, tokoh wanita yang berpotensi menjegal Kaesang yakni Farida Rachmayanti (Anggota DPRD Kota Depok/PKS), Yeti Wulandari (Wakil Ketua DPRD Kota Depok/Gerindra) dan Qonita Lutfiyah (Anggota DPRD Kota Depok/PPP). (Rusdy Nurdiansyah)