Nasional

Prof Purnomo Yusgiantoro Apresiasi Ide Badan Karbon, Ajak SKSG UI Berkontribusi

Guru Besar Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia (RI), Prof Ir Purnomo Yusgiantoro, MA, MSc, PhD, IPU.

RUZKA REPUBLIKA -- Guru Besar Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia (RI), Prof Ir Purnomo Yusgiantoro, MA, MSc, PhD, IPU menjadi narasumber utama (keynote speaker) dalam Strategic Policy Forum (Forum Kebijakan Stratejik) di Kampus UI, Salemba, Jakarta, pada Selasa (17/09/2024) lalu.

Prof Purnomo Yusgiantoro yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Periode 2000-2004 dan Periode 2004-2009 itu menyampaikan paparan ilmiah berjudul: "Ketahanan Energi Nasional: Tantangan dan Peluang Di Era Transisi Energi".

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ia memaparkan materi presentasi selama 20 menit dengan sangat interaktif. Secara umum, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Periode 2009-2014 itu membahas seputar Geopolitik Indonesia atau Wawasan Nusantara, Geostrategi Indonesia atau Ketahanan Nasional, Ketahanan Energi Nasional atau National Energy Resilience, serta Kemandirian atau Swasembada Energi.

Baca Juga: Memahami Cellular Memory: Ingatan Sel dan Metode Pembelajaran Efektif

Secara spesifik, Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Teknik Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga membahas konsep 4A + 1S sebagai pilar utama Konsep Ketahanan Energi, yakni:

1. Energy Availability (Ketersediaan Energi).
2. Energy Accesibility (Infrastruktur Energi).
3. Energy Affordability (Keterjangkauan Energi).
4. Energy Acceptability (Penerimaan Energi), serta 5. Sustainibility (Keberlanjutan).

Selain itu, Prof Purnomo Yusgiantoro juga menyampaikan seputar tantangan dan peluang dari sektor pengembangan ESDM di Indonesia.

Baca Juga: Depok Komitmen Terus Upayakan Penanganan Sampah dengan Pendekatan Hulu dan Hilir

Khususnya tiga komoditas sumber daya energi berbasis alam yang tidak dapat diperbaharui, namun paling banyak digunakan masyarakat Indonesia, yakni minyak bumi, gas bumi (alam) dan batubara.

Tantangan pemanfaatan dan optimalisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia, seperti energi berbasis nuklir, panas bumi, air (skala besar), angin, surya (matahari), biomassa dan biogas, laut, serta mini dan mikro hidro (skala kecil) juga dibahas secara khusus oleh Pendiri The Purnono Yusgiantoro Center (PYC) itu.

Lebih lanjut, Prof Purnomo Yusgiantoro pun membahas secara detail tentang tantangan energi di era transisi energi, yakni Dekarbonisasi, Desentralisasi, dan Digitalisasi.

Baca Juga: Bertambah dari Tahun Lalu, 13 Peneliti UI Masuk Top Scientist Worldwide 2024

"Nah, ini juga menjadi tantangan kita. Ini adalah map (peta) kita dari sekarang menuju kepada nanti Net Zero Emission," ungkapnya dalam keterangan yang diterima, Ahad (22/09/2024).

"Pertama, sekarang yang masa kita, itu Dekarbonisasi. Apa sih itu Dekarbonisasi? 1. Gunakan EBT, Energi Baru Terbarukan. Kedua, Tenologi Ramah Lingkungan. Ketiga, Carbon Capture and Storage, nah ini sekarang, saya dengar mau ada Badan Karbon, saya dengar, saya nggak tahu ya, pemerintah ke depan seperti apa," jelas Prof Purnomo.

Nah monggo, lanjutnya, SKSG bisa memberikan kontribusi terhadap Badan Karbon. Tapi tolong diingat, Badan Karbon ini dua, satu, Carbon Market, satu lagi karbon yang di injeksi di bawah tanah, Carbon Capture and Storage.

Baca Juga: Pilkada 2024, KPU Umumkan Penetapan Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Ada 2 Paslon

"Mohon carbon capture utilization bisa dipakai di storage. Saya dengar, IPB itu sudah mulai mempersiapkan karbon yang bisa dimanfaatkan untuk tumbuh-tumbuhan, katanya di Eropa sudah ada, saya baru dengar itu," harap Prof Purnomo.

Acara ini diselenggarakan oleh Center for Strategic Policy Studies (CSPS), sebagai Pusat Riset di bawah Unit Kerja Khusus (UKK) Center for Strategic and Global Studies (CSGS), Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.

Acara ini berlangsung pada Selasa hingga Rabu (17-18/09/24) di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanities (IASTH), Lantai 5, Kampus UI, Salemba, Jakarta.

Baca Juga: Hore! Pj Sekda Depok Bolehkan Pasar Tani dan UMKM Jualan di Halaman Balai Kota

Adapun tema besar yang diangkat dalam acara ini ialah: "Membedah Program Strategis Pemerintah Baru Dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045". Acara ini terdiri dari Seminar, Focus Group Discussion (FGD) dan pembuatan Policy Paper (Rekomendasi Kebijakan).

Kegiatan pada hari pertama ini juga disiarkan secara langsung, live streaming, oleh akun Youtube SKSG UI dengan judul: "Membedah Program Strategis Pemerintah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045".

Media audio visual ini dapat diakses di link website berikut: https://youtu.be/ogjTgSfMUgo, dengan jangka waktu 4 jam 25 menit 9 detik. Lalu hingga berita ditayangkan, tercatat siaran langsung video ini telah disaksikan oleh 1.413 pemirsa (viewers).

Baca Juga: Fatayat NU Depok Gelar LKD di ???????Pesantren Al Hamidiyah

Acara seminar dibuka secara resmi dengan penyampaian laporan kegiatan oleh Kepala UKK CSGS SKSG UI, Dr Shobichatul Aminah, SS, MSi dan kata sambutan dari Direktur SKSG UI, Athor Subroto, SE, MM, MSc, PhD.

Sedangkan pembawa acara seminar ini ialah alumni SKSG UI, Salma Salsabila, MSi. Turut hadir dan menyampaikan materi Ketua CSPS - CSGS SKSG UI, Guntur Subagja Mahardika, SSos, MSi.

Turut hadir sejumlah narasumber, yakni Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, Prof Dr KH Noor Achmad, MA, Rektor Universitas Pancasila, Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo, IPU, dan Direktur Kerja Sama Bilateral - Kementerian Investasi RI / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Dr Rini Setiani Sutrisno Modouw, SPd, MSi.

Baca Juga: Panmas Depok Lakukan Cek Jentik Nyamuk Secara Berkala

Narasumber lainnya dalam acara ini ialah Kepala Biro Perencanaan - Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Dr Ir I Ketut Kariyasa, MSi yang hadir mewakili Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, BEng, MM,. MBA.

Kemudian Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof Dr Ir Dadan Hindayana, yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian, IPB University, menyampaikan rekaman video sewaktu beliau diwawancara dalam acara 'Gado-Gado Cheryl Tanzil' di Cokro TV, http://www.cokro.tv. Ia tidak hadir secara fisik, namun mengizinkan pemutaran video tersebut dalam acara seminar ini.

Adapun moderator seminar ialah Guru Besar Universitas Pancasila Bidang Manajemen Pemasaran Stratejik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof Dr Sri Widyastuti, SE, MM, MSi., yang juga alumnus Program Magister Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI), SKSG UI.

Baca Juga: PNJ Gelar Pekan Inovasi hingga Pesta Rakyat meriahkan Dies Natalis ke 42

Hadir pula Guru Besar Ilmu Susastra - Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Prof Muhammad Luthfi Zuhdi, Lc, MA, PhD.

Dalam paparan materinya, Ketua CSPS - CSGS SKSG UI, Guntur Subagja Mahardika, MSi mengatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjadi prioritas pemerintahan baru mendatang.

"Program ini (MBG) tidak hanya sekedar membagikan makanan kepada siswa sekolah dan ibu-ibu hamil. Lebih dari itu, program ini bila dikelola dengan baik, dapat melahirkan ekosistem rantai pasok ekonomi berbasis lokal, yang akan memberikan dampak besar pada masyarakat," terangnya.

Baca Juga: General Election SMP School of Human: Suara Demokrasi di Kalangan Pelajar

Program Makan Bergizi Gratis, lanjutnya, dijalankan dengan membangun ekosistem dari hulu hingga ke hilir yang terkoneksi semua. "Ini akan berdampak besar, mengentaskan kemiskinan, menyerap lapangan kerja dan menciptakan kemandirian nasional," ungkap Guntur.

Menurutnya, masyarakat sangat berharap agar pemerintahan baru mendatang, yang dipimpin oleh Presiden Terpilih RI, Jenderal TNI (HOR) (Purn) Datuk Seri H Prabowo Subianto Djojohadikusumo. mampu membangun kemandirian pangan.

"Tentu saja dengan mengoptimalkan potensi sumber daya lokal dan keuangan ekonomi lokal," imbuhnya.

Baca Juga: Dinkes Depok Ajak Kenali Manfaat Protein untuk Tumbuh Kembang Anak, Moms Wajib Tahu Nih

Sehingga desa-desa akan tumbuh dan generasi muda desa, ujarnya, tidak migrasi ke kota, tapi berkarya di desanya masing-masing.

“Ini membangun Indonesia dari desa. Bila desa-desa maju, otomatis Indonesia akan menjadi negara maju." terang Guntur Subagja yang juga Sekretaris Lembaga Wakaf Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) itu pun mengapresiasi program Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, mengenai makan bergizi grartis.

Baca Juga: Ini Tarif dan Jam Operasional Baru Angkot Depok AC D10 A

"Program ini (MBG) dikoneksikan dengan rantai pasok ekonomi lokal yang berbasis kerakyatan," imbuhnya.

"Dengan memperkuat ekonomi kerakyatan, maka bonus demografi dapat tersalurkan pada lapangan kerja di desa-desa, yang berbasis pada kearifan lokal seperti pertanian, perikanan, UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), dan ekonomi kreatif," papar Guntur Subagja yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Arus Baru Indonesia (ARBI).

Generasi muda, lanjutnya, diharapkan dapat memiliki jiwa kewirausahaan sehingga mampu mengelaborasi potensi-potensi yang ada di desanya masing-masing.

Baca Juga: Depok Ajak UI Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah

"Mereka dapt menjadi pelaku UMKM yang handal, menjadi tuan rumah di desanya masing-masing," tegas Guntur.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, SIP, MSi/ Peneliti CSPS - CSGS SKSG UI