Kelurahan Jatijajar Depok Budidaya Maggot untuk Kurangi Sampah Organik
RUZKA REPUBLIKA -- Sebanyak 200 keluarga di Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, kini terlibat dalam budidaya maggot sebagai upaya pengelolaan sampah organik.
Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan PT Biomagg, yang mendukung pengelolaan sampah secara mandiri oleh warga.
Adapun langkah ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang biasanya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
Baca Juga: Apresiasi Program MBG, BAZNAS: Jangan Kapitalisasi, Waspada Kenaikan Harga
Pengelolaan sampah organik dengan maggot kini menjadi fokus utama Kelurahan Jatijajar.
"Saat ini, Jatijajar tidak lagi menyuplai sampah organik ke TPA Cipayung. Sampah organik yang dihasilkan warga sudah dikelola melalui budidaya maggot," kata Lurah Jatijajar, Mujahidin dalam keterangan yang diterima, Ahad (29/09/2024).
Menurut Mujahidin, program ini dijalankan dengan dukungan PT Biomagg, yang memberikan bantuan berupa biobox dan bibit maggot gratis kepada warga.
Baca Juga: Merefleksikan Pertanyaan dalam Sulingjar: Membangun Sekolah Aman dan Nyaman
Setiap biobox mampu menghasilkan sekitar 5 kilogram maggot dalam waktu 21 hari. Warga yang terlibat dalam program ini mendapatkan upah sebesar Rp4.000 per kilogram hasil panen maggot.
"Tugas warga hanya memanen maggot, sementara pihak Biomagg secara rutin memonitoring proses pengelolaan maggot dan memberi pendampingan terkait pemberian makan serta pemilahan sampah," jelas Mujahidin.
Antusiasme warga terhadap program ini cukup tinggi. Beberapa keluarga bahkan memiliki lebih dari satu biobox.
Baca Juga: FK UI Ciptakan Inovasi Teknologi Mikrokapiler Digital untuk Deteksi Dini Stroke
"Ada warga yang memiliki 5 hingga 6 box. Saat ini ada sekitar 200 keluarga yang terlibat, dan total terdapat 200 box maggot," terang Mujahidin.
Kedepannya, Lurah Jatijajar berencana untuk meningkatkan skala program ini dengan membangun rumah maggot berkapasitas 100 box.
"Kami sudah berdiskusi dengan pihak PT Biomagg, dan mereka siap membantu pembiayaan untuk pembangunan rumah maggot. Warga sangat antusias menyambut hal ini," ungkap Mujahidin.
Baca Juga: Ini Capaian Program Unggulan Disnaker Depok, Dukung Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
Program budidaya maggot ini tersebar di sembilan RW di Kelurahan Jatijajar. Warga memanfaatkan sisa makanan dari dapur mereka sebagai pakan maggot.
Beberapa warung makan di sekitar Jatijajar juga ikut berpartisipasi dengan tidak lagi membuang sisa makanan ke tempat lain, melainkan langsung memanfaatkannya untuk budidaya maggot.
Program budidaya maggot ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi bagi pengelolaan sampah organik, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga Jatijajar.
Baca Juga: Capacity Building TPID Depok, Sinergi Jaga Inflasi
"Warga sudah paham bagaimana memilah sampah organik, sehingga tidak ada sampah yang basah dan berbau. Hasilnya, lingkungan sekitar tetap bersih dan nyaman," pungkas Mujahidin. (***)